LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA
1. Definisi
Lanjut Usia
Lanjut usia adalah bagian dari
proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi
berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini
normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang
terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan
kronologis tertentu. Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh
Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua
merupakan masa hidup manusia yang terakhir. Diamana seseorang mengalami kemunduran
fisik, mental dan sosial secara bertahap (Ma’rifatul, 2011).
Lanjut usia adalah seseorang yang
berusia lebih dari 65 atau 70 tahun yang dibagi lagi dengan 70-75 tahun (young old), lebih dari 80 tahun (very old) (Setyonegoro, dalam Azizah,
2011). Sedangkan menurut Reimer et al, Stanley and Beare (2007), mendefinisikan
lanjut usia berdasarkan karakteristik sosial masyarakat yang menganggap bahwa
orang yang telah tua menunjukan ciri fisik seperti rambut beruban, kerutan
kulit dan hilangnya gigi. Dalam peran masyarakat tidak bisa melaksanakan lagi
fungsi peran orang dewasa, seperti pria yang tidak lagi berkaitan dengan
kegiatan ekonomi produktif, dan wanita tidak dapat memenuhi tugas rumah tangga.
Kriteria simbolik seseorang dianggap tua ketika cucu pertamanya lahir.
Berdasarkan definisi Ma’rifatul
(2011), Setyonegoro (dalam Azizah, 2011) dan Reimer et al, Stanley and Beare
(2007). Dapat disimpulkan bahwa Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh
kembang yang terjadi didalam suatu kehidupan. Proses perkembangan itu dimulai
dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Lanjut usia menunjukan
ciri fisik seperti rambut beruban, kulit mengendur, dan kehilangan gigi, dan
dialam peran masyarakat nya lanjut usia tidak bisa lagi melaksanakan fungsi
peran orang dewasa, seperti pria yang tidak lagi berkaitan dengan kegiatan
ekonomi produktif, dan wanita tidak dapat memenuhi tugas rumah tangga. Dan
seseorang lanjut usia adalah seseorang yang berusia lebih dari 65 atau 70 tahun.
2. Klasifikasi
lansia
a. Menurut WHO klasifikasi
lanjut usia bisa dibedakan menjadi :
1) Usia pertengahan (middle age),
adalah kelompok usia 45-59 tahun
2) Usia lanjut (elderly) antara
60-70 tahun
3) Usia lanjut usia tua (old)
antara 75-90 tahun
4) Usia sangat tua (very old)
diatas 90 tahun
b. Menurut Setyonegoro (dalam
Azizah, 2011) usia dikelompokkan menjadi
1) Usia dewasa muda (elderly adulthood), 18 atau 19-25 tahun
2) Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, 25-60
tahun atau 65 tahun
3) Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau
70 tahun yang dibagi lagi dengan 70-75 tahun (young old), lebih dari 80 tahun (very old)
3.
Proses Menjadi Tua (Menua)
Menua
atau menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Constantinendes, 1994 dalam Darmojo, 2004).
Penuaan
adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan
yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan
kronologis tertentu (Mubarak, 2009).
teori-teori
penuaan menurut para ahli.
a. Teori Biologis
Pada tahun 1993, Mary Ann Christ
el al. (dalam Mubarak, 2009) menyatakan bahwa “penuaan merupakan proses
berangsur-angsur yang mengakibatakan perubahan yang kumulatif dan mengakibatkan
perubahan yang berakhir dengan kematian”. Penuaan menurut teori biologis
diantara adalah :
1) Teori stres
Menurut teori ini, penuaan
terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh jaringan tidak
dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan
stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
2) Teori rantai silang
Menurut teori ini, penuaan
terjadi sebagai akibat adanya reaksi kimia sel-sel yang tua atau yang telah
usang menghasilkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini
menyebabkan jaringan menjadi kurang elastis, kaku, dan hilangnya fungsi.
3) Teori program
Menurut
teori ini, penuaan terjadi karena kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah
sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati.
b. Teori psikologis
Teori-teori
psikologis dipengaruhi juga oleh teori biologi dan sosiologi atau salah satu
teori yang ada.Teori tugas perkembangan yang diungkapkan oleh Hanghurst (1972,
dalam Mubarak, 2009) adalah “setiap individu harus memerhatikan tugas
perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan memberikan
perasaan bahagia dan suksses”.
Tugas
perkembangan yang spesifik ini bergantung pada maturasi fisik, pengharapan
kultural masyarakat, dan nilai aspirasi individu. Tugas perkembangan pada
dewasa tua meliputi : penerimaan adanya penurunan kekuatan fisik dan kesehatan,
penerimaan masa pensiun dan penurunan pendapatan, respon penerimaan adanya
kematian pasangan atau orang-orang yang berarti bagi dirinya, mempertahankan
hubungan dengan kelompok seusia, adopsi dan adaptasi dengan peran sosisal secra
fleksibel, serta mempertahankan kehidupan secara memuaskan (Mubarak, 2009).
c. Teori kesalahan genetik
Menurut
dr. Afgel bahwa “proses menjadi tua ditentukan oleh kesalahan gen genetik DNA
dimana sel genetik memperbanyak diri (ada yang memperbanyak diri sebelum
pembelahan sel), sehingga mengakibatkan kesalahan-kesalahan yang berakibat pula
pada terhambatnya pembentukan sel berikutnya, sehingga mengakibatkan kematian
sel. Pada saat sel mengalami kematian orang akan tampak menjadi tua”.
d. Teori rusaknya sistem imun
tubuh
Mutasi yang terjadi secara
berulang mengakibatkan kemampuan sistem untuk mengenali dirinya berkurang (self recognition), sehingga
mengakibtakan kelainan pada sel karena dianggap sebagai yang membuat hancurnya
kekebalan tubuh.
e. Teori penuaan akibat
metabolisme
Teori akibat metabolisme
menjelaskan bagaimana proses menua terjadi.
1) Datang dengan sendirinya,
merupakan “karunia” yang tidak bisa dihindari/ditolak,
2) Usaha yang memperlambat
menjadi awet muda.
4.
Perubahan Fisiologis Pada
Sistem Kardiovaskuler
Perubahan
fisiologis pada sistem kardiovaskuler mencakup massa jantung bertambah,
ventikrel kiri mengalami hipertrofi dan kemampuan peregangan jantung berkurang
karena perubahan pada jaringan ikat dan penumpukan lipofusin dan klasifikasi SA
nude dan jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat. Konsumsi oksigen pada
tingkat maksimal berkurang sehingga kapasitas paru menurun. Latihan berguna untuk
meningkatkan VO2 maksimum mengurangi tekanan darah dan berat badan (Azizah,
2011).
Dengan
meningkatnya usia, jantung dan pembuluh darah mengalami perubahan baik
struktural maupun fungsional. Secara umum, perubahan yang disebabkan oleh
penuaan berlangsung lambat dan dengan awitan yang tidak disadari. Penurunan
yang terjadi berangsur - angsur ini sering terjadi ditandai dengan penurunan
kebutuhan darah yang teroksigenasi. Namun, perubahan yang menyertai penuaan ini
menjadi lebih jelas ketika sistem ditekan untuk meningkatkan keluarannya dalam
memenuhi peningkatan kebutuhan tubuh (Nugroho, 2000).
Ada 2 perubahan yang terjadi pada
sistem kardiovaskuler pada lanjut usia menurut Nugroho (2000), yaitu :
a. Perubahan
Struktural Pada Sistem Kardiovaskuler
Tekanan
darah meninggi akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer,
kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenasi, elastisitas dinding aorta menurun, katup jatung
menebal dan menjadi kaku kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebkan menurunnya kontraksi dan
volumenya (Nugroho, 2000).Pada orang lanjut usia, umumnya besar jantung akan
sedikit mengecil. Yang paling banyak mengalami penurunan adalah rongga bilik
kiri, akibat semakin berkurangnya aktivitas. Yang juga mengalami penurunan
adalah besarnya sel-sel otot jantung hingga menyebabkan menurunnya kekuatan
otot jantung (Nugroho, 2000)
b. Perubahan Fungsional pada Sistem
Kardiovaskular
Prinsip perubahan fungsional terkait usia yang
dihubungkan dengan pembuluh darah secara progresif meningkatkan tekanan
sistolik. Tidak ada perubahan dalam tekanan diastolik adalah normal.
Kemungkinan diakibatkan oleh kekakuan pembuluh darah atau karena selama bertahun
- tahun menerima aliran darah bertekanan tinggi, baroreseptor yang terletak di
arkus aorta dan sinus karotis menjadi tumpul atau kurang sensitive (Nugroho,
2000).
Comments