KONSEP PERSALINAN
A.
Konsep Persalinan
1.
Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun
ke dalam jalan lahir. Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Saifuddin,
2006).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan di mulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
serviks dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap (JNPK – KR, 2008).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persalinan adalah proses
pengeluaran janin hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui
vagina ke dunia luar.
2.
Tanda dan Gejala Persalinan
Menurut Manuaba (2010) tanda dan gejala
proses persalinan diantaranya adalah :
a.
Terjadinya his persalinan yang lebih kuat, sering, dan teratur.
b.
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks
(frekuensi minimal dua kali dalam sepuluh menit).
c.
Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks (perlunakan serviks,
pendataran serviks, terjadi pembukaan serviks).
d.
Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan serviks yang menimbulkan pendataran dan pembukaan, pembukaan
menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas.
e.
Pengeluaran cariran, dimana beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang
menimbulkan pengeluaran cairan, sebagian besar ketuban pecah menjelang
pembukaan lengkap dan dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung
dalam waktu 24 jam.
3.
Tahapan Persalinan
Menurut
Prawirohardjo (2010), persalinan dibagi menjadi 4 tahap yaitu :
a.
Kala I (kala pembukaan)
Kala satu
persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh
perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap
(10 cm) pada primipara kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada
multipara kira-kira 7 jam. Terdapat 2 fase pada kala satu, yaitu :
1)
Fase laten
Merupakan
periode waktu dari awal persalinan hingga ketitik ketika pembukaan mulai
berjalan secara progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi mulai muncul
hingga pembukaan tiga sampai empat sentimeter atau permulaan fase aktif
berlangsung dalam 7-8 jam.
2)
Fase aktif
Merupakan
periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan menjadi komplit dan mencakup
fase transisi, pembukaan pada umumnya dimulai dari 3-4 cm hingga 10 cm dan
berlangsung selama 6 jam. Penurunan bagian presentasi janin yang progresif
terjadi selama akhir fase aktif dan selama kala dua persalinan.
Fase
aktif dibagi dalam 3 fase, antara lain :
a)
Fase akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4
cm.
b)
Fase dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat,
dari 4 cm menjadi 9 cm.
c)
Fase deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam
waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
b.
Kala II (kala pengeluaran janin)
Terdapat
beberapa tanda dan gejala persalinan kala II adalah Ibu merasakan ingin meneran
bersamaan terjadinya kontraksi, Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum
atau vaginanya, perineum terlihat menonjol, vulva vagina dan sfingter ani terlihat
membuka, peningkatan pengeluaran lendir darah.
Pada kala II
his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira-kira 2-3 menit sekali.
Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada
otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris timbul rasa mengedan,
karena tekanan pada rectum, ibu seperti ingin buang air besar dengan tanda anus
terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka dan perenium
meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahirlah kepala dengan
diikuti seluruh badan janin. Kala II pada primi : 1½ - 2 jam, pada multi ½ - 1
jam (Manuaba, 2010).
c.
Kala III (pengeluaran plasenta)
Tanda-tanda
lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal dibawah ini: Perubahan
bentuk dan tinggi fundus, tali pusat memanjang, semburan darah tiba-tiba
(Prawirohardjo, 2010). Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar.
Uterus teraba keras dengan fundus uterus setinggi pusat, dan berisi plasenta
yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his
pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit plasenta terlepas setelah
bayi lahir, terdorong ke dalam vagina akan lahir spontan atau sedikit dorongan
dari atas simfisis atau fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai pengeluaran
darah kira-kira 100-200 cc (Manuaba, 2010).
d.
Kala IV
Kala IV dimulai segera sesudah plasenta
dilahirkan dan berlangsung sampai kondisi kembali stabil, ditunjukkan oleh
tekanan darah, denyut nadi, lochia (rabas vagina berupa darah yang
normal dari rahim), dan tonus rahim. Kala pengawasan selama 2 jam setelah
plasenta lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama bahaya perdarahan
postpartum. Kala IV disebut juga kala pemulihan yang merupakan periode yang
kritis untuk ibu dan bayi yang baru lahir (Prawirohardjo, 2010)
4.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Menurut Manuaba (2010), faktor-faktor yang
mempengaruhi persalinan yaitu :
a. Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus)
adalah kekuatan mengejan ibu keadaan kardiovaskuler respirasi metabolik ibu.
Kontraksi uterus berirama teratur dan involunter serta mengikuti pola yang
berulang. Setiap kontraksi uterus memiliki tiga fase yaitu: increment (ketika
intensitasnya terbentuk), acme (puncak atau maksimum), decement (ketika
relaksasi). Peregangan serviks oleh kepala janin akhirnya menjadi cukup kuat
untuk menimbulkan daya kontraksi korpus uteri dan akan mendorong janin maju
sampai janin dikeluarkan. Ini sebagai umpan balik positif, kepala bayi meregang
serviks, regangan serviks merangsang kontraksi fundus mendorong bayi ke bawah
dan meregangkan serviks lebih lanjut, siklus ini berlangsung terus menerus.
b. Passage
Passage adalah keadaan jalan lahir, jalan lahir mempunyai kedudukan penting
dalam proses persalinan untuk mencapai kelahiran bayi. Dengan demikian evaluasi
jalan lahir merupakan salah satu faktor yang menentukan apakah persalinan dapat
berlangsung pervaginam atau sectio sesaria. Pada jalan lahir tulang dengan
panggul ukuran normal apapun jenis pokoknya kelahiran pervaginam janin dengan
berat badan yang normal tidak akan mengalami kesukaran, akan tetapi karena
pengaruh gizi, lingkungan atau hal-hal lain. Ukuran panggul dapat menjadi lebih
kecil dari pada standar normal, sehingga biasa terjadi kesulitan dalam
persalinan pervaginam.
Pada jalan lahir lunak yang berperan pada
persalinan adalah segmen bawah rahim, servik uteri dan vagina. Disamping itu
otot-otot jaringan ikat dan ligamen yang menyokong alat-alat urogenital juga
sangat berperan pada persalinan.
c. Passanger
Passager adalah janinnya sendiri, bagian yang paling besar dan keras pada janin
adalah kepala janin, posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan
persalinan. Kepala janin sering mengalami cedera saat persalinan, sehingga
dapat membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak, hidup sempurna, cacat atau
akhirnya meninggal. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka
bagian-bagian lain dengan mudah menyusul kemudian.
d. Psikologis Respon
Perasaan positif berupa kelegaan hati,
seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati”
yaitu munculnya rasa bangga biasa melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka
seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai
suatu “keadaan yang belum pasti“ sekarang menjadi hal yang nyata. Psikologis
meliputi : Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual,
pengalaman bayi sebelumnya, kebiasaan adat, dukungan dari orang terdekat pada
kehidupan ibu.
e. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini
adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu
dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam
menghadapi proses persalinan.
5.
Jenis Persalinan
Menurut Manuaba (2010) terdapat 3 bentuk
persalinan berdasarkan tekniknya, diantaranya adalah :
a. Persalinan spontan, yaitu persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri dan melalui jalan lahir.
b. Persalinan buatan, yaitu persalinan dengan tenaga dari luar dengan
ekstraksi forceps, ekstraksi vakum dan sectio sesaria Persalinan
anjuran yaitu bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari
luar dengan jalan pemberian rangsang.
Comments