PENANGANAN NYERI NON FARMAKOLOGI
2.5. Penanganan Nyeri Non Farmakologi
1. Distraksi
Teknik distraksi adalah teknik yang dilakukan untuk mengalihkan perhatian klien dari nyeri. Teknik distraksi yang dapat dilakukan adalah:
a. Melakukan hal yang sangat disukai, seperti membaca buku, melukis, menggambar dan sebagainya, dengan tidak meningkatkan stimuli pada bagian tubuh yang dirasa nyeri.
b. Melakukan kompres hangat pada bagian tubuh yang dirasakan nyeri.
c. Bernapas lembut dan berirama secara teratur.
d. Menyanyi berirama dan menghitung ketukannya.
2. Therapy musik.
Therapy musik adalah proses interpersonal yang digunakan untuk mempengaruhi keadaan fisik, emosional, mental, estetik dan spiritual, untuk membantu klien meningkatkan atau mempertahankan kesehatannya.
Therapy musik digunakan oleh individu dari bermacam rentang usia dan dengan beragam kondisi; gangguan kejiwaan, masalah kesehatan, kecacatan fisik, kerusakan sensorik, gangguan perkembangan, penyalahgunaan zat, masalah interpersonal dan penuaan. Therapy ini juga digunakan untuk mendukung proses pembelajaran, membangun rasa percaya diri, mengurangi stress, mendukung latihan fisik dan memfasilitasi berbagai macam aktivitas yang berkaitan dengan kesehatan.
3. Reframing
Reframing merupakan tehnik yang mengajarkan untuk memonitor/mengawasi pikiran negatif dan menggantinya dengan salah satu pikiran yang lebih positif. Ajarkan klien yang memandang nyeri dengan ekspresi negatif seperti , “ saya tidak kuat menahan rasa nyeri ini, rasa nyeri ini tidak pernah berakhir” tetapi ganti (reframing) pandangan klien dengan “saya pernah merasakan nyeri ini sebelumnya, dan nyeri ini akan membaik (berkurang)”
4. Massage atau pijatan
Merupakan manipulasi yang dilakukan pada jaringan lunak yang bertujuan untuk mengatasi masalah fisik, fungsional atau terkadang psikologi. Pijatan dilakukan dengan penekanan terhadap jaringan lunak baik secara terstruktur ataupun tidak, gerakan-gerakan atau getaran, dilakukan menggunakan bantuan media ataupun tidak. Beberapa teknik massage yang dapat dilakukan untuk distraksi adalah sebagai berikut;
a. Remasan. Usap otot bahu dan remas secara bersamaan.
b. Selang-seling tangan. Memijat punggung dengan tekanan pendek, cepat dan bergantian tangan.
c. Gesekan. Memijat punggung dengan ibu jari, gerakannya memutar sepanjang tulang punggung dari sacrum ke bahu.
d. Eflurasi. Memijat punggung dengan kedua tangan, tekanan lebih halus dengan gerakan ke atas untuk membantu aliran balik vena.
e. Petriasi. Menekan punggung secara horizontal. Pindah tangan anda dengan arah yang berlawanan, menggunakan gerakan meremas.
f. Tekanan menyikat. Secara halus, tekan punggung dengan ujung-ujung jari untuk mengakhiri pijatan.
5. Guided Imaginary
Yaitu upaya yang dilakukan untuk mengalihkan persepsi rasa nyeri dengan mendorong pasien untuk mengkhayal dengan bimbingan. Tekniknya sebagai berikut:
a. Atur posisi yang nyaman pada klien.
b. Dengan suara yang lembut, mintakan klien untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan atau pengalaman yang membantu penggunaan semua indra.
c. Mintakan klien untuk tetap berfokus pada bayangan yang menyenangkan sambil merelaksasikan tubuhnya.
d. Bila klien tampak relaks, perawat tidak perlu bicara lagi.
e. Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah, atau tidak nyaman, perawat harus menghentikan latihan dan memulainya lagi ketika klien siap.
6. Biofeedback
Latihan biofeedback merupakan cara lain untuk membatu klien ketika mengalami nyeri, khususnya bagi seseorang yang sulit merileksasi ketegangan otot. Biofeedback merupakan sebuah peroses individu untuk belajar mempengaruhi respon psisiologis diri. Melalui biofeedback klien dapat merubah pengalaman tentang rasa nyeri yang sedang dirasakan.
7. Relaksasi
Teknik relaksasi didasarkan kepada keyakinan bahwa tubuh berespon pada ansietas yang merangsang pikiran karena nyeri atau kondisi penyakitnya. Teknik relaksasi dapat menurunkan ketegangan fisiologis.
Teknik ini dapat dilakukan dengan kepala ditopang dalam posisi berbaring atau duduk dikursi. Hal utama yang dibutuhkan dalam pelaksanaan teknik relaksasi adalah klien dengan posisi yang nyaman, klien dengan pikiran yang beristirahat, dan lingkungan yang tenang. Teknik relaksasi banyak jenisnya, salah satunya adalah relaksasi autogenic. Relaksasi ini mudah dilakukan dan tidak berisiko.
Ketika melakukan relaksasi autogenic, seseorang membayangkan dirinya berada didalam keadaan damai dan tenang, berfokus pada pengaturan napas dan detakan jantung. Langkah-langkah latihan relaksasi autogenic adalah sebagai berikut:
1) Persiapan sebelum memulai latihan
a. Tubuh berbaring, kepala disanggah dengan bantal, dan mata terpejam.
b. Atur napas hingga napas menjadi lebih teratur.
c. Tarik napas sekuat-kuatnya lalu buang secara perlahan-lahan sambil katakan dalam hati ‘saya damai dan tenang’.
2) Langkah 1 : merasakan berat
a. Fokuskan perhatian pada lengan dan bayangkan kedua lengan terasa berat. Selanjutnya, secara perlahan-lahan bayangkan kedua lengan terasa kendur, ringan, sehingga terasa sangat ringan sekali sambil katakana ‘saya merasa damai dan tenang sepenuhnya’.
b. Lakukan hal yang sama pada bahu, punggung, leher dan kaki.
3) Langkah 2 : merasakan kehangatan
a. Bayangkan darah mengalir keseluruh tubuh dan rasakan hawa hangatnya aliran darah, seperti merasakan minuman yang hangat, sambil mengatakan dalam diri ‘saya merasa senang dan hangat’.
b. Ulangi enam kali.
c. Katakan dalam hati ‘saya merasa damai, tenang’.
4) Langkah 3 : merasakan denyut jantung
a. Tempelkan tangan kanan pada dada kiri dan tangan kiri pada perut.
b. Bayangkan dan rasakan jantung berdenyut dengan teratur dan tenang. Sambil katakana ‘jantungnya berdenyut dengan teratur dan tenang’.
c. Ulangi enam kali.
d. Katakan dalam hati ‘saya merasa damai dan tenang’.
5) Langkah 4 : latihan pernapasan
a. Posisi kedua tangan tidak berubah.
b. Katakan dalam diri ‘napasku longgar dan tenang’
c. Ulangi enam kali.
d. Katakan dalam hati ‘saya merasa damai dan tenang’.
6) Langkah 5 : latihan abdomen
a. Posisi kedua tangan tidak berubah. Rasakan pembuluh darah dalam perut mengalir dengan teratur dan terasa hangat.
b. Katakan dalam diri ‘darah yang mengalir dalam perutku terasa hangat’.
c. Ulangi enam kali.
d. Katakan dalam hati ‘saya merasa damai dan tenang’.
7) Langkah 6 : latihan kepala
a. Kedua tangan kembali pada posisi awal.
b. Katakan dalam hati ‘kepala saya terasa benar-benar dingin’
c. Ulangi enam kali.
d. Katakan dalam hati ‘saya merasa damai dan tenang’.
8) Langkah 7 : akhir latihan
Mengakhiri latihan relaksasi autogenik dengan melekatkan (mengepalkan) lengan bersamaan dengan napas dalam, lalu buang napas pelan-pelan sambil membuka mata.
8. Cutaneous Stimulation (simulasi pada area kulit)
Counterstimulation (rangsangan pada area kulit) merupakan istilah yang digunakan untuk mengindentifikasi tehnik yang dipercaya dapat mengaktifkan opioid endogen, sebuah sistem analgesic monoamin. intervensi ini cukup efektif menurunkan bengkak melalui cryotherapy (aplikasi dingin), menurunkan kekakuan (memalui aplikasi panans), dan meningkatkan input serabut saraf yang berdiameter besar untuk memblok pesan nyeri yang dihantarkan oleh serabut saraf diameter kecil (melalui aplikasi panas, dingin, tekanan, getaran, atau pijatan).
Panas dan dingin dapat memproduksi analgesia untuk mengurangi nyeri. Terapi panas meningkatkan aliran darah, meningkatkan metabolism jaringan, menurunkan kekuatan vasomotor, dan meningkatkan vikoelasitas jaringan rawan /penyambung sehingga efektif untuk mengurangi nyeri sendi atau kekakuan sendi. tetapi penggunaan terapi panas perlu di control karena dapat meningkatkan bengkak dan peroses peradangan. Terapi dingin pun mempunyai beberapa keunggulan:
· Mengurangi bengkak dengan menurunkan aliran darah
· Menurunkan peradangan
· Mengurangi demam
· Mengurangi sepasme otot
· Meningkatkan ambang batas nyeri sehingga mengurangi nyeri
9. Terapi es dan panas
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat sensitivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada area cedera dengan menghambat proses inflamasi. Agar efektif, es diletakkan pada tempat cedera segera setelah cedera terjadi.
Penggunaan panas dapat meningkatkan aliran darah ke suatu area dan memungkinkan menurunkan nyeri dengan mempercepat kesembuhan.
10. Stimulasi saraf elektris transkutan
Stimulasi saraf elektris transkutan (TENS) menggunakan unit yang dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang dipasang pada kulit untuk menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau mendengung pada area nyeri. TENS diduga dapat menurunkan nyeri dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri (non- nosiseptor). Mekanisme ini sesuai dengan teori nyeri gate kontrol.
11. Hypnosis
Adalah suatu teknik yang menghasilkan suatu keadaan tidak sadar diri yang dicapai melalui gagasan- gagasan ang disampaikan oleh penghipnosisan. Mekanisme kerja hypnosis tidak jelas tetapi tidak tampak diperantarai oleh system endokrin. Keefektifan hypnosis tergantung pada kemudahan hipnotik individu.
12. Akupuntur
Akupuntur adalah tehnik pengobatan tradisional yang berasal dari Cina untuk memblok chi dengan menggunakan jarum dan menusukkannya ke titik-titik tubuh tertentu yang bertujuan untuk menciptakan keseimbangan yin dan yang.
2.6. Keuntungan Dan Kekurangan Jenis-Jenis Terapi Non Farmakologi
Intervensi
|
Keuntungan
|
Kekurangan
|
Relaksasi, Imagery (Guide Imagery), Biofeedback, distraksi, dan reframing
|
1. Dapat menurunkan nyeri dan kecemasan tanpa penggunaan obat yang dapat menimbulkan efek samping
2. Dapat digunakan atau dijadikan sebagai terapi tambahan (adjuvanty teraphy) dengan terapi modalitas lainnya
3. Dapat meningkatkan Kontrol pasien terhadap rasa nyeri
4. Biaya tidak mahal, tidak membutuhkan alat khusus dan mudah dilakukan
|
1. Klien harus selalu di motivasi untuk menggunakan strategi manajemen diri (self-management strategies)
2. Membutuhkan waktu khusus untuk mengajarkan intervensi kepada klien
|
Pendidikan Kesehatan (Penkes) mengenai nyeri
|
1. Efektif dalam memperbaiki kemampuan klien untuk mengikuti aturan pengobatan dalam menurunkan nyeri
2. Mendukng perawatan diri (self-care)/kemandirian dalam perawatan nyeri dan manajemen efek samping obat.
|
1. Membutuhkan waktu khusus untuk mengajarkan kepada klien mengenai aturan pengobatan
|
Psikoterapi, hipnosis, dan structured support
|
1. Menurunkan yeri dan kecemasan bagi pasien yang mengalami kesulitan dalam mengatasi (memanajemen) nyeri
2. Dapat meningkatkan kemampuan koping (coping skills)klien
|
1. Membutuhkan keahlian khusus/seoarang terapis
|
Cutaneous stimulation (simulasi kulit atau bagian superfisial ) : kompres hangat, dingin, dan pijat (Massage)
|
1. Dapat mengurangi nyeri, inflamasi, atau sepasme otot
2. Dapat digunakan sebagai terapi tambahan (adjuvanty teraphy) bersama dengan terapi modalitas lainnya.
3. Relative mudah untuk digunakan
4. Dapat diberikan oleh pasien sendiri atau keluarga
5. Harganya relatif murah
|
1. Panas dapat meningkatkan pendarahan dan edema setelah pada luka akut
2. Dingin kontraindikasi jika digunakan diatas jaringan yang iskemik.
|
TENS (Transcuntaneous Electrical Nerve Stimulation)
|
1. Mengurangi nyeri tanpa efek samping yang ditimbulkan obat anti nyeri
2. Dapat digunakan sebagai terapi tambahan (adjuvanty teraphy) bersama dengan terapi modalitas lainnya.
3. Memberikan kemampuan kepada klien untuk mengontrol nyeri
|
1. Membutuhkan seorang terapi ahli
2. Resiko infeksi dan perdarahan
|
Akupuntur
|
1. Mengurangi nyeri tanpa efek samping
2. Dapat digunakan sebagai terapi tambahan (adjuvanty teraphy) bersama dengan terapi modalitas lainnya.
|
1. Membutuhkan seorang terapi ahli
|
Sumber: Acute Pain Management Guideline Panel. [1992]. Acute pain management: perative or medical procedures and trauma. Clinicalpractice guideline. [AHCPR Publication No. 92-0033]. Rockville, MD: Agency for Health Care Policy and Research
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setiap individu membutuhkan rasa nyaman. Kebutuhan rasa nyaman ini dipersepsikan berbeda pada tiap orang. Dalam konteks asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan dan memenuhi rasa nyaman. Gangguan rasa nyaman yang dialami oleh klien diatasi oleh perawat melalui intervensi keperawatan.
Intervensi keperawatan dalam mengatasi masalah nyeri berupa non farmacological pain management antara lain distraksi, relaksasi dan guided imaginary. Selain itu terdapat pula beberapa therapy non farmakologi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri seperti misalnya akupuntur oleh akupunturist, therapy music, pijatan, dan guided imaginary yang dilakukan oleh seseorang yang ahli dibidangnya dan disebut sebagai therapist.
3.2. Saran
Perawat dituntut untuk mempunyai kapasitas yang memadai sebagai upaya untuk memberikan asuhan keperawatan yang adekuat terhadap nyeri yang dirasakan oleh pasien, untuk itu diperlukan suatu pendidikan khusus mengenai nyeri dan penangannya dimana hal ini bisa dilakukan dalam masa pendidikan maupun dalam bentuk pelatihan-pelatihan secara terpadu.
Perawat dituntut untuk mampu menjembatani kepentingan pasien terkait dengan nyeri dan penanganannya sesuai dengan kebutuhan pasien. Pengetahuan dan ketrampilan mengenai penanganan nyeri baik pendekatan non farmakologis maupun farmakologis serta tindakan yang lainnya mutlak diperlukan dan dikuasai oleh perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Baresford,
Larry.1998. A piece of pain Relief. Chicago : Hospital and Health
Network.
Hilton. A.P. 2004.
Fundamental Nursing Skills. USA : Whurr Publisher Ltd
Kozier,et.al. 2004.
Fundamentals of nursing ; concepts, process and practice
Seventh edition. United States: Pearson Prentice Hall
Parrott T.2002.
Pain Management in Primary-Care Medical Practice. In: Tollison CD,
Satterthwaithe JR, Tollison JW, eds. Practical Pain Management. 3rd
ed. Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins
Potter, P.A
& Perry, A.G.(1993). Fundamental of Nursing Concepts, Process and
Practice. Third edition. St.Louis: Mosby Year Book
Comments