ASUHAN KEPERAWATAN DHF ( Demam Berdarah )
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1.
Pengkajian
a. Identitas
klien
Nama : An. T
Usia :
10 tahun.
Jenis kelamin : Laki-laki.
Pendidikan :
(tidak di cantumkan dikasus)
Pekerjaan :
-
Agama : Islam (tidak di cantumkan dikasus)
Tgl Masuk RS : 3 November 2013 (tidak di cantumkan dikasus)
Tgl Pengkajian : 3 November 2013 (tidak di cantumkan dikasus)
Diagnosa :
Dengue Haemoragic Fever
No. Medrec : (tidak di cantumkan dikasus)
Alamat : (tidak di cantumkan dikasus)
b. Identitas
Penanggung Jawab
Nama : Ny. S (tidak di cantumkan dikasus)
Umur : 35 Tahun (tidak di cantumkan dikasus)
Jenis Kelamin : Perempuan (tidak di cantumkan
dikasus)
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (tidak di cantumkan
dikasus)
Hub. Dengan Klien: Ibu (tidak di cantumkan
dikasus)
Alamat : (tidak di cantumkan dikasus)
c. Riwayat
kesehatan
a) Keluhan
Utama
Klien mengeluh demam tinggi selama 5 hari
b) Riwayat
Kesehatan sekarang
Menurut
ibunya klien demam disertai nyeri sendi, lemah, dan ada riwayat epitaksis
c) Riwayat
Kesehatan dahulu
Klien
belum pernah mengalami penyakit yang sama ( tidak di cantumkan dikasus)
d) Riwayat
Kesehatan keluarga
Tidak
ada anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit yang sama (tidak di cantumkan
dikasus ).
e) Riwayat
Psikososial
(tidak
di cantumkan dikasus )
d. Data
Biologis
Pola kehidupan sehari- hari (tidak di
cantumkan di kasus)
e. Pemeriksaan
fisik
a. Keadaan
umum
1.
Kesadaran : -
b. Tanda-Tanda
Vital
1. Temperatur
:
360C
2. Denyut
nadi /HR : 120x/menit
3. Respirasi
: x/menit
4. Tekanan
darah : 80/70 mmHg
c. Pemeriksaan
fisik
a. Sistem
Pulmonal
-
Subyektif : ada riwayat epitaksis
-
Obyektif : -
b. Sistem Cardiovaskuler
-
Subyektif : Menurut ibunya klien tampak
lemah
-
Obyektif
: 120x/menit, trombositopenia, hemokosentrasi dan tekanan darah 80/70
mmHg (hipotensi).
c. Sistem
Neurosensori
-
Subyektif : -
-
Obyektif
:
Pada grade III biasanya pasien gelisah dan terjadi penurunan
kesadaran (tidak dicantumkan dikasus).
d. Sistem
Musculoskeletal
-
Subyektif
: Menurut ibunya klien nyeri sendi.
-
Obyektif
: -
e. Sistem
Pencernaan
-
Subyektif : -
-
Obyektif
: adanya nyeri tekan pada abdomen bagian epigastrum.
2.
Analisa
data
No
|
Data
|
etiologi
|
Masalah
|
1.
|
Ds : klien mengeluh
demam tinggi, nyeri sendi
Do : adanya nyeri tekan
pada abdomen bagian epigastrium hingga kuadran kanan atas dan adanya
hepatomegali.
|
Proses infeksi virus
dengue (viremia)
|
Peningkatan suhu tubuh
(hipertermi)
|
2.
|
Ds : klien mengeluh demam dan lemas
Do : 120x/menit
|
Peningkatan metabolisme
tubuh
|
Kekurangan volume
cairan
|
3.
|
Ds : adanya epistaksis
Do : hemokonsentrasi
dan trombositopenia
|
perdarahan
|
Gangguan perfusi
jaringan
|
4.
|
Ds : klien mengeluh
demam, ekstermitas teraba dingin, epistaksis.
Do : -
|
Perdarahan
|
Resiko syok hypovolemik
|
3.
Diagnosa
1.
Peningkatan suhu tubuh ( hipetermi )
berhubungan dengan proses infeksi virus dengue (viremia)
2.
Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan permeabilitas kapiler, peningkatan metabolisme tubuh ( demam ), dan
perdarahan
3.
Gangguan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan perdarahan
4.
Resiko
syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya
cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
4. Intervensi dan rasional
Diagnosa
|
Tujuan
|
intervensi
|
Rasional
|
5.
Peningkatan suhu tubuh (hipetermi)
berhubungan dengan proses infeksi virus dengue (viremia)
|
1.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24 jam, suhu tubuh kembali normal.
|
1. a. Mengukur TTV
b. Anjurkan klien minum air banyak ±
2000 cc/24 jam
c. Berikan kompres air dingin ( suhu
normal )
d. Ukur intake dan output
e. Kolaborasi dalam
pemberian terapi cairan parenteral, antipiretik, dan antibiotik.
|
1. a.
suhu yang meningkat menandakan terjadinya hipertermi.
b. Mengganti cairan yang hilang akibat
penguapan cairan saat mengalami peningkatan suhu tubuh.
c. Membantu menurunkan suhu tubuh
d. Intake dan output seimbang
menunjukkan keseimbangan cairan tubuh
e.
Cairan parenteral dapat mengganti hilangnya cairan tubuh, antipiretik untuk
menurunkan suhu tubuh dan antibiotik untuk mengurangi infeksi karena demam.
|
2.
Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan permeabilitas kapiler, peningkatan metabolisme tubuh ( demam
), dan perdarahan
|
2. Setelah
dilakukan tindakan keperawatan, klien menunjukkan volume cairan kembali
adekuat
|
2. a. Kaji ulang turgor
kulit, membran mukosa dan capillary refill time ( CRT ).
b. Ukur TTV ( Tekanan Darah, nadi, suhu
).
c. Anjurkan klien minum sebanyak ± 2000
cc/24 jam.
d. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian cairan intravena.
e. kolaborasi dengan
petugas laboratorium dalam pemeriksaan trombosit, hematokrit, dan hemoglobin.
|
2. a.
Indikasi langsung keadekuatan volume cairan dan menentukan intervensi yang
tepat.
b. Suhu meningkat, tekanan darah cepat
dan lemah menunjukkan ketidakseimbangan cairan dan elktrolit.
c. Mengganti cairan yang hialang akibat
penguapan cairan saat mengalami peningkatan suhu tubuh.
d. Program cairan intravena sangat
penting bagi pasien yang mengalami deficit volume cairan dengan keadaan umum
yang buruk karena cairan yang masuk langsung ke pembuluh darah.
e. Mengetahui tingkat kebocoran pembuluh
darah
|
3. Gangguan perfusi
jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan
|
3. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan, perfusi jaringan perifer kembali adekuat
|
3. a. Kaji sirkulasi
pada ekstermitas ( suhu, kelmbaban, dan warna )
b. Observasi kemungkinan terjadinya
kematian jaringan pada ekstremitas.
c. Ambil darah untuk pemeriksaan darah
lengkap ( trombosit, leukosit, hemoglobin )
d.
Anjurkan klien untuk istirahat
|
3. a.
Mengetahui secara dini adanya perubahan perfusi jaringan.
b. Adanya kematian jaringan seperti
dingin, nyeri, oedem, menunjukkan terjadinya perubahan perfusi jaringan.
c. Dengan jumlah trombosit yang dipantau
setiap hari dapat diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah.
d.
Aktivitas klien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan
( epitaksis )
|
4. Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang
berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
|
4. Setelah dilakukan
tindakan keperawtan, tidak terjadi syok hipovolemik
|
4. a.
Observasi TTV ( suhu, nadi, TD, dan respirasi )
b. Monitor tanda – tanda perdarahan
c. Observasi perkembangan bintik –
bintik merah di kulit, kulit lembab, dan dingin serta tanda – tanda sianosis.
d. Segera puasakan
pasien bila terjadi perdarahan di saluran pencernaan.
|
4. a. TTV merupakan acuan
untuk mengetahui keadaan umum pasien.
b. Perdarahan yang tepat diketahui dapat
segera diatasi sehingga pasien tidak sampai ke tahap hipovolemik akibat
perdarahan hebat.
c. Mengatahui tanda – tanda terjadinya
syok sehingga dapat menentukan intervensi secepatnya.
d.Mengistirahatkan
saluran pencernaan untuk sementara selama perdarahan dari saluran cerna.
|
EVALUASI KEPERAWATAN
Adapun evaluasi akhir
yang diharapkan pada klien DHF adalah :
1.
Suhu tubuh kembali normal
2.
Volume cairan kembali adekuat
3.
perfusi jaringan perifer kembali adekuat
4.
, tidak terjadi syok hipovolemik
5.
Klien mampu melakukan aktivitas secara
normal
6.
pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakit DHF bertambah
Comments