Peran Gizi Di berbagai Tingkat Usia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Ilmu gizi adalah ilmu tentang nutrisi
kesehatan masyarakat yang menggambarkan nasib makan, sejak makanan di telan
hingga di rubah menjadi bagian – bagian (enzim) dalam tubuh dan energi sampai
akhirnya mengalami diekresi (pengeliminasian). Sedangkan nutrisi adalah proses
penggunaan zat gizi oleh sel – sel yang ada dalam tubuh untuk pertumbuhan.
SDM yang berkualitas adalah sasaran
yang ingin dicapai dalam masa pembangunan terutama dalam menggapai era globalisasi.
mengingat pembangunan manusia di masa depan adalah pembangunan bagi anak pada
masa sekarang.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Makanan atau nutrisi adalah
proses penggunaan zat gizi oleh sel-sel didalam tubuh untuk pertumbuhan,
pergantian dan pemeliharaan tubuh.
Zat makanan atau nutrisi
adalah zat penyusun bahan makanan yang diperlukan oleh tubuh untuk metabolisme,
seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air, dan mineral yang merupakan
unsur-unsur gizi.
Gizi yaitu keadaan tubuh yang
diakibatkan oleh pembiasan pemberian makanan sehari-hari.
2.2
Pemberian makanan bergizi pada bayi
A.
Makan
Bayi
Seorang bayi selama dalam
kandungan telah mengalami proses tumbuhan kembang sedemikian rupa, sehingga
waktu bayi lahir berat badannya sudah mencapai berat badan normal. Pertumbuhan
dan perkambangannya berlangsung hingga dewasa, proses ini akan berlangsung
dengan baik dan sempurna apabila bayi diberi ASI.
Menurut para ahli anak
diseluruh dunia yang telah mengadakan penelitian terhadap ASI dan hasilnya ASI
memiliki beberapa keunggulan yaitu:
ð
ASI
mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi
ð
ASI
mengandung kadar laktosa yang lebih tinggi dimana laktosa ini dalam usus akan
mengalami peragian hingga membentuk asam laktat yang bermanfaat dalam usus
bayi.
ü
menghambat
pertumbuhan bakteri yang pathologis
ü
merangsang
pertumbuhan mikro organik yang dapat menghasilkan berbagai asam organik dan
mensintesa beberapa jenis vitamin dalam usus.
ü
memudahkan
pengendapan kalsium casenat (protein susu)
ü
memudahkan
penyerapan beberapa jenis mineral.
ð
ASI
mengandung berbagai zat penolak yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit
infeksi.
ð
ASI
lebih aman dari kontaminasi karena diberikan langsung maka kemungkinan tercemar
zat yang berbahaya lebih kecil.
ð
ASI
dapat sebagai perantara untuk menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan
bayi
ð
Temperatur
ASI sesuai dengan temperatur tubuh bayi.
ð
ASI
membantu pertumbuhan gigi lebih baik.
ð
ASI
lebih praktis tidak usah dimasak atau diolah terlebih dahulu.
Tetapi di samping kebaikan-
kebaikan tersebut, ASI juga mempunyai kekurangan. Misalnya, kadar vitamin A dalam
ASI sangat rendah demikian pula halnya dengan vitamin B dan vitamin C.
B.
Cara
pemberian ASI pada bayi
Pada umumnya bayi baru lahir
mempunyai kemampuan mengisap ASI yang tinggi akan tetapi beberapa jam kemudian
kemampuan mengisap menurun, sehingga sebaiknya bayi disusui segera setelah
lahir. Komposisi ASI tidak sama dari waktu – kewaktu, hal ini berdasarkan
laktasi. Komposisi ini di bedakan menjadi 3 macam yaitu :
1)
Kolostrum
Yaitu ASI yang dihasilkan pada
hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan yang
agak kental berwarna kekuning-kuningan dan agak kasar karena mengandung butiran
lemak dan sel-sel epitel. Dulu kolostrum tidak diberikan pada bayi bahkan
sering dianggap tidak baik, tetapi dari hasil penelitian menunjukan bahwa
kolostrum justru sangat baik untuk bayi, karena :
·
Sebagai
pembersih selaput usus bayi yang baru lahir sehingga saluran pencernaan siap
untuk menerima makanan.
·
Mengandung
kadar protein yang tinggi sehingga dapat berfungsi sebagai zat penolak
infeksi,yaitu :
·
Laktobasilus
bifidus
Berfungsi untuk
mengasamkan lingkungan saluran pencernaan sehingga bakteri patogen dan parasit
tidak bisa hidup dan berkembang biak. Adanya faktor bifidus tersebut akan
memberi ciri khas pada kotoran bayi berusia seminggu yang mendapat ASI.
Sementara pada kotoran bayi yang diberi susu formula, kotorannya sudah seperti
orang dewasa.
·
Zat
anti stafilokokus
Menghambat infeksi
sitemik oleh bakteri Staphylococcus
·
Laktoferin
Mengikat zat gizi besi (Fe) dan
menghambat proses multifikasi bakteri patogen dalam saluran pencernaan
·
Laktoperoksida
Membunuh bakteri Streptococcus
dan bakteri patogen saluran pencernaan lainnya
·
Lysozyme
Membunuh bakteri dengan cara
merusak dinding sel bakteri tersebut
2)
ASI
masa uransis
Yaitu ASI
yang dihasilkanmulai hari ke-4 sampai hari ke-10
3)
ASI
mature
Yaitu ASI
yang dihasilkan mulai dari hari ke-10 sampai seterusnya. Berdasarkan perbedaan
kadar gizi yang dihasilkan kolostrum, ASI masa transisi, dan ASI mature dapat
dilihat pada tabel berikut :
TABEL KOMPOSISI KANDUNGAN ASI
KANDUNGAN
|
KOLOSTRUM
|
TRANSISI
|
ASI MATURE
|
Energi (kg/kkal)
|
57,0
|
6.3
|
65.0
|
Laktosa (gr/100ml)
|
6.5
|
6.7
|
7.0
|
Lemak
|
2.9
|
3.6
|
3.8
|
Protein
|
1.195
|
0.965
|
1324
|
Mineral
|
0.3
|
0.3
|
0.2
|
Immunoglobin
|
|
|
|
Ig A
|
335.9
|
-
|
119.2
|
Ig G
|
5.9
|
-
|
2.9
|
Ig M
|
17.1
|
-
|
2.9
|
Lisozym
|
14,2-16.4
|
-
|
24.3-27.5
|
Laktoferin
|
LAKTORFERIN
|
-
|
|
C.
Strategi
dasar pemeliharaan gizi bayi
Gangguan gizi pada bayi
merupakan dampak kumulatif dari berbagai faktor baik yang mempengaruhi langsung
maupun tidak langsung terhadap gizi bayi. Upaya pemeliharaan gizi anak harus
merupakan gizi peripurna (comprehensive cera) yang mencangkup berbagai aspek
yang mulai sejak anak masih dalam rahim ibunya yang terdiri dari:
©
Pemeliharaan
gizi pada masa prental
©
Pengawasan
tumbuh kembang anak sejak lahir
©
Pencegahan
dan penanggulangan dini penyakit, infeksi melalui imunisasi dan pemeliharaan
sanitasi.
©
Pengaturan
makanan yang tepat dan benar.
©
Pengaturan jarak
kelahiran.
D.
Pola
pemberian makanan pada bayi
Keadaan gizi anak pada waktu lahir sangat dipengaruhi
oleh keadaan gizi ibu semasa hamil. Ibu yang semasa hamilnya menderita gangguan
gizi akan melahirkan anak juga gizi nya tidak baik, dan mungkin dapat
melahirkan anak dengan berbagai kelainan.
Dari penelitian yang dilakukan oleh para ahli terbukti
bahwa kelainan gizi seperti berat lahir yang sangat kurang atau lahir yang
belum cukup umur dan lain sebagainya. Ditentukan oleh berat ringannya kekurangan zat gizi yang dialami oleh
ibu.
Banyak faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya lahir sebelum waktunya seperti penyakit infeksi atau
keadaan dan gangguan kesehatan ibu, seperti tekanan tinggi atau kehamilan yang
berulang kali, hanya makan yang memenuhi syarat gizi bagi anak dan juga bagi
ibunya yang dapat mendapat membantu anak dengan kondisi yang baik. Oleh sebab
itu, ibu harus memperhatikan pemberian makanan yang baik pada bayinya. Berikut
akan digambarkan pola pemberian makanan pada bayi usia 0-2 tahun.
UMUR
(BULAN)
|
MACAM
MAKANAN
|
PEMBERIAN
DALAM SEHARI
|
0-4
|
ASI
|
Sekehendak
|
4-6
|
Buah
(diperkenalkan)
ASI
Bubur
susu
|
1-2
kali
Sekehendak
2
kali
|
6-8
|
ASI
Buah
Bubur
susu
|
Sekehendak
1
kali
2
kali
|
8-10
|
ASI
Buah
Bubur
susu
Nasi
tim halus
|
3-4
kali
1
kali
1
kali
2
kali
|
10-12
|
ASI
Buah
Nasi
tim/makan keluarga
|
3-4
kali
1
kali
3
kali
|
12-24
|
ASI
Buah
Nasi
tim/makanan
Makanan
kecil
|
2-3 kali
1
kali
3
kali
1 kali
|
2.3 Gizi Pada Usia Toddler (12-36 Bulan)
a) Menurunnya Nafsu
Makan
Para orang tua seringkali khawatir
mengenai menurunnya napsu makan dan pertumbuhan fisik anak mereka yang
menginjak usia balita (12-36 bulan). Berbeda dengan masa bayi 0-12 bulan yang pertumbuhan
fisiknya sangat cepat, dengan kenaikan berat badan di tahun pertama yang
mencapai 3 kali dari berat saat lahir.
Biasanya pertumbuhan fisik anak
melambat di usia 12 bulan, untungnya, melambatnya pertumbuhan fisik ini membuat
kebutuhan kalori mereka tidak setinggi sebelumnya. Dengan demikian mereka
membutuhkan makanan lebih sedikit dibandingkan saat bayi, makanya napsu makan
mereka menurun. Jadi tidak usah cemas, yang terpenting adalah biasakan memberi
berbagai pilihan makanan yang sehat.
Usia:
12-24 bulan
|
Usia:
24-36 bulan
|
Pertumbuhan anak
yang berimplikasi pada pemberian makanan:
· Has prolonged attention span · Keinginan yang tinggi untuk melakukan berkegiatan sendiri tanpa bantuan. · Mengangkat cangkir dan mendongakkan kepala saat minum, semakin sedikit minuman yang tumpah. · Dapat memegang sendok dengan baik walau masih sering menumpahkan makanan. · Mulai berjalan – tidak mau duduk diam untuk makan. · Menyomot makanan dari piring orang lain. · Berpartisipasi dalam acara makan bersama keluarga. · Mengonsumsi makanan keluarga yang dicincang atau dihaluskan. · Mulai bisa makan sendiri dengan peralatan makan yang lengkap. |
Pertumbuhan anak
yang berimplikasi pada pemberian makanan:
· Mulai muncul gerakan mengunyah yang memutar. · Dapat menyuapi makanan sendiri tanpa banyak yang tumpah. · Belajar kata-kata untuk memberi sinyal “tambah lagi” atau “sudah” · Ingin makan sambil berlarian – membutuhkan makanan yang kreatif untuk menjaga perhatian/konsentrasi pada meja makan. · Mempunyia pola makan yang tidak menentu. · Mengemut makanan · Susah makan atau memilih-milih makanan. · Mulai tidak mau diberikan botol, mulai menggunakan cangkir. · Menggunakan sendok dan garpu. |
Tipe:
|
Frekuensi:
|
Yang Diberikan
|
Kelompok Makanan
|
Jumlah porsi per hari
|
Ukuran 1 porsi
|
Contoh Makanan
|
Serealia (Padi-padian)
|
6 atau lebih
|
Bahan mentah: ¼ – ⅓ cangkir
Bahan matang: ¼ – ⅓ cangkir Roti: ¼ – ½ iris Cracker: 2 atau 3 keping Pasta: ¼ – ⅓ cangkir |
Beras
(putih/merah), mie, bihun, kwetiau, makaroni, pasta lainnya, kraker,
havermut, roti, dll.
|
Sayur dan buah
|
5 atau lebih
|
Bahan matang: ¼ cangkir
Cincangan, mentang: ¼ cangkir Buah/sayuran potong ¼ – ½ potong Sari buah asli: 60 – 80 ml |
Pepaya, anggur
dibelah 4, strawberi, kiwi, mangga, melon.
Tomat, brokoli, bayam, kembang kol, dll. |
Susu dan produk susu olahan
|
3
|
Susu atau yogurt: 110 ml
Keju: 14 gr |
Susu: UHT, susu di pasturisasi, bubuk
full cream, bubuk instant.
Yogurt, low-fat yogurt, reduced fat yogurt. Keju: cheddar, edam, cottage, ricotta, etc. |
Sumber protein
|
2
|
Daging, ikan,
kerang-kerangan: 1 – 3 sdm
Telur: 1 butir Polong-polongan, kacang-kacangan: 1 – 3 sdm |
Ayam, sapi, domba/kambing, ikan (tuna,
salmon, cod, marlin), cumi, teri, telur, tahu, tempe
|
Lemak
|
Sesedikit mungkin
|
Mentega, margarine, minyak: 1 sdt
|
Mentega, margarine, minyak sayur
|
b)
Tips Pemberian Makanan untuk si Batita
Ø Berikan makanan 5-6 kali sehari. Pada masa ini lambuk
anak belum mampu mengakomodasi porsi makan 3 kali sehari. Mereka perlu makan lebih sering, sekitar 5-6 kali
sehari (3 kali makan “berat” ditambah cemilan sehat).
Ø Berikan porsi kecil. Batita dikenal sebagai anak yang
mempunyai nafsu makan yang naik-turun. Kadang doyan makan, kadang hanya makan
sedikit, namun tetap bisa tumbuh dengan sehat. Tanggung jawab Anda sebagai
orang tua adalah memberikan makanan bernutrisi sesuai jadwal pemberian makan
dan cemilannya, dalam suasana yang menyenangkan. Selebihnya, terserah batita
Anda untuk memutuskan apa dan berapa banyak yang dimakannya. Berikanlah makanan
dalam porsi kecil – batita Anda akan memberikan sinyal jika ia ingin nambah.
Ø Jangan berikan susu dan jus sampai berlebihan. Minuman
bisa mempengaruhi napsu makan batita. Agar batita tumbuh dengan baik, ia
membutuhkan 2-3 cangkir susu (atau 2-3 porsi susu dan produk susu olahan) per
hari. Apabila batita Anda minum lebih dari 2-3 cangkir sehari, maka batita Anda
akan terlalu kenyang untuk mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi penting,
seperti zat besi dan vitamin. Untuk menghindarinya, berikan susu setelah batita
makan. Demikian halnya dengan jus, batasi pemberian jus menjadi maksimal 120 ml
per hari, terlalu banyak jus akan membuat anak Anda kehilangan napsu makan dan
atau diare. Biarkan anak mengeksplorasi makanan dan memutuskan makanan yang
mereka inginkan.
Ø Tumbuhkan keterampilan makan. Saat batita mulai
mengetahui cara makan sendiri, mereka biasanya menjadi terlalu bersemangat
ingin makan tanpa bantuan. Walaupun mereka mungkin mengalami kesulitan untuk
mengambil makanan yang licin atau menyendoki makanan tertentu, mereka akan
cenderung menolak untuk dibantu. Anda bisa memastikan bahwa batita Anda
mendapatkan makanan yang cukup dengan menyediakan makanan yang lunak dan mudah
dikunyah, yang dipotong kecil seukuran satu suap anak, serta memasak makanan
yang lengket di sendok, seperti havermut atau kentang yang dihaluskan, untuk
melatih kemampuan batita menggunakan sendok. Sebagian besar batita dapat
beralih dari botol ke cangkir di usia 14 bulan, walaupun masih membutuhkan
bantuan. Biarkan batita berlatih dengan sedikit air dalam sippy cup/training
cup nya, lama-kelamaan batita Anda akan mahir menggunakan cangkir tanpa
bantuan. Jadi jangan biasakan anak untuk selalu disuapi oleh orang tua atau
pengasuhnya, biarkan anak Anda mengeksplorasi keterampilan makan tanpa bantuan.
Ø Kurangi makanan/minuman lemak secara bertahap.
Walaupun batita
membutuhkan kalori lebih sedikit dari masa bayinya, jangan batasi kadar lemak
dalam makananya sampai ia berusia 2 tahun. Setelah anak menginjak usia 2 tahun,
baru Anda bisa secara bertahap menguragi kadar lemak di makanannya, dan
meningkatkan asupan sereal, sayuran dan buah-buahan. Mulailah dengan memilih
susu atau produk susu olahan yang rendah lemak (low-fat) serta
menghindari/mengurangi cemilan yang kayak lemak (spt kentang goreng, coklat,
dll).
Ø Berikan makanan kaya zat besi. Kekurangan zat besi
atau anemia seringkali ditemukan pada anak batita. Anemia berdampak negative
pada kesehatan anak juga pada kemampuannya untuk belajar. Untuk pencegahan,
berikan batita Anda makanan kaya zat besi seperti daging, unggas, ikan, dan
sereal yang diperkaya zat besi.
Ø Jadikan waktu makan sebagai saat yang menyenangkan.
Membuat waktu makan sebagai saat yang menyenangkan memang susah, terlebih lagi
jika orang tua khawatir anaknya tidak cukup makan. Akibatnya, sebagian orang
tua akan memaksa anak untuk makan, dan anak akan belajar bahwa ia bisa memegang
kendali dengan menolak makanan.
Ø Jadikan waktu makan sebagai kesempatan untuk belajar
·
Belajar
kebiasaan makan yang baik
Orang tua dapat membuat
waktu makan sebagai proses pembelajaran bagi batita dan sebagai waktu yang
menyenangkan bagi semua anggota keluarga, dengan menetapkan sejumlah aturan:
·
Tetapkan
jam makan yang sama setiap harinya, baik makan pagi, makan siang dan makan
malam.
·
Makan
di ruang makan, bukan di ruang duduk keluarga atau di depan TV atau sambil
berjalan-jalan di taman.
·
Dudukkan
batita duduk di kursi makannya atau dipangkuan (bukan digendongan atau sambil
berjalan/bermain/berlarian/di baby walker).
·
Matikan
TV atau pastikan bahwa setiap anggota keluarga menghabiskan cukup waktu di meja
makan hanya untuk makan, bukan sambil menonton TV, membaca koran/majalah,
ber-SMS atau berbicara lewat handphone/telpon, atau makan terburu-buru.
·
Ciptakan
suasana yang tenang, bersahabat, bukan untuk berargumen, memarahi anak dan
hal-hal lain yang bisa membuat kesan bahwa waktu makan adalah hal yang
menegangkan. Suasana yang tegang di meja makan membuat anak menganggap waktu
makan sebagai beban, bukan saat menyenangkan dengan keluarga.
·
Belajar ketrampilan
makanan
Makan bersama keluarga
memberikan kesempatan bagi batita untuk belajar makan dengan mengobservasi
anggota keluarga lain. Mereka belajar cara menggunakan peralatan makan dan
bagaimana cara memakan makanan tertentu (seperti sate, jagung, dan lain
sebagainya). Mereka melihat ada makanan yang dicocolkan dengan sambal/saus, ada
yang diolesi, ada yang dimakan dengan tangan, dan lainnya. Melihat orang tua
dan saudara-saudaranya minum dengan gelas membuatnya tertarik untuk mencoba.
Balita juga pandai belajar
sejumlah keterampilan sosial yang penting. Mereka mulai mengerti konsep bahwa
makanan dimakan sambil duduk (bukan berlarian atau digendongan), meminta
makanan atau susu tambahan sambil berkata “tolong” dan “terima kasih”. Secara
umum, mereka belajar menggunakan suara yang lembut dan menyenangkan saat makan,
mengamati bagaimana anggota keluarga mendengarkan dengan sopan dan tidak
memotong pembicaraan orang lain. Mereka juga belajar bahwa melempar-lempar
makanan tidak baik, dan tidak ada anggota keluarga lain yang memuntahkan
makanannya ke atas meja/piring.
·
Belajar mengenai makanan
Acara makan bersama juga dapat
mengajarkan batita mengenai makanan. Mereka mungkin akan hanya makan jenis
makanan tertentu untuk sementara waktu, namun mereka akan mengamati makanan
menarik lain (yang ada di meja) dan mungkin ingin bereksperiman dengan mencoba-coba
makanan yang dikonsumsi orang tua dan saudara-saudaranya. Membantu persiapan
makanan juga bisa membuat batita lebih semangat untuk mencoba berbagai jenis
makanan, jadi, jika memungkinkan, berikan tugas-tugas yang mudah seperti
menaburkan seledri, menuangkan air, meletakkan hiasan makanan, dan lain
sebagainya.
Di usia muda, anak lebih suka
memakan makanan yang dimakan orang tuanya. Saat usia mereka bertambah, mereka
ingin makan apa yang dimakan teman-temannya (dan yang ada di iklan TV). Oleh
karena itu, orang tua bisa memberikan model atau contoh bagi anak dengan
memilih makanan yang sehat.
2.4 Kebutuhan Gizi pada Anak Pra Sekolah
a)
Energi
Kebutuhan energi sehari pada
tahunpertama adalah 100-200 kkal/kg BB. untuk 3 tahun pertambahan umur,
kebutuhan energi turun 10kkal/kg BB . Penggunaan energi dalam tubuh adalah 50%
atau 55 kkal/kg BB/hari untuk metabolisme basal, 12% untuk pertumbuhan, atau
15-25 kkal/kg BB/hari untuk aktivitas dan 10% terbuang melalui peses.
b)
Protein
Protein merupakan sumber asam
amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun atau untuk pertumbuhan dan
pembentukan protein dalam serum, hemoglobin, enzim, hormon, serta antibodi,
mengganti sel-sel yang rusak, dan sumber sebagai energi.
Protein merupakan zat gizi
yang sangat penting bagi bayi dan anak karena bagian terbesar dari tubuh
terdiri atas air, kehilangan air melalui kulit dan ginzal pada bayi dan anak
lebih besardari pada orang dewasa. Bayi dan anak akan mudah terserang penyakit
yang menyebabkan kehilangan air dalam jumlah banyak.
Kebutuhan air sehari bagi anak pra sekolah
UMUR
|
KEBUTUHAN
SEHARI
(ml/kg
BB/hari)
|
1-3 tahun
|
115-125
|
4-5 tahun
|
100-110
|
c)
Lemak
Kebutuhan lemak tidak
dinyatakan dalam angka mutlak, dianjurkan 12-20% energi total berasal dari
lemak.
d)
Hidrat
arang
Dianjurkan 60-70 energi total
berasal dari hidrat arang. Pada ASI dan sebagian besar formula bayi 40-50%
kandungan kalori berasal dari hidrat arang terutama laktosa.
2.5
Makanan Anak Pra Sekolah
Jenis makanan ini termasuk
buah, kue, sampai jenis makanan lunak dan makanan biasa, disamping ASI atau
susu yang mungkin masih diperlukan. Makanan lunak diberikan pada bayi/anak yang
belum mempunyai mempunyai geraham. Akan Berumur 1 ½-2 tahun biasanya telah
mempunyai geraham sehingga dapat diberikan makana biasa seperti pada orang
dewasa. Jenis makanan tersebut diberikan dalam jenis yang bervariasi, demikian
pula jajanan lainnya.
Pertumbuhan anak usia 1-6
tahun tidak sepesat pada masa bayi, tetapi aktivitasnya lebih banyak. Golongan
ini sangat rentan terhadap penyakit gizi (kurang kalori protein, anemia, kurang
besi, dan kurang vitamin A) dan penyakit infeksi.
Kebutuhan Gizi dan Nutrisi
untuk pra sekolah merupakan zat energi yang diperlukan oleh anak usia pra
sekolah, baik kebutuhan protein, vitamin mineral, karbohidrat, dan lemak bagi
pertumbuhan tubuhnya.
·
Tujuan
Pemberian Nutrisi Untuk Pra Sekolah
Kebutuhan nutrisi bagi anak
usia pra sekolah sangat penting sebab masa pra sekolah merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan. Tujuannya adalah sebagai berikut:
©
Memberikan
tenaga yang diperlukan
©
memberikan
unsur-unsur yang diperlukan untuk sel dan jaringan
©
Meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan tubuh
©
Menerapkan
beberapa faktor hereditan pada tulang yang tumbuh maupun fungsi berkembang
dalam bentuk fisiknya.
©
Mengatur
dan menggiatkan pekerjaan serta reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh
anak usia pra sekolah
©
Membentuk
persediaan zat-zat makanan dalam tubuh anak yang akan dipergunakan di masa yang akan datang.
Fungsi Gizi pada usia pra sekolah, yaitu:
©
Sumber
energi atau tenaga
©
menyokong
pertumbuhan tubuh
©
Memelihara
jaringan tubuh, mengganti jaringan tubuh yang rusak dan mati
©
mengatur
metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan
©
berperan
di dalam mekanisme perlahan tubuh terhadap berbagai penyakit
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terhadap keadaan
Nutrisi Anak Usia Pra sekolah
À
Umur
1-3 Tahun
Pada usia 1-3 tahun anak
bersifat konsumen pasif, makannya tidak boleh terlalu keras karena gigi-geligi
susu yang baru tumbuh belum dapat digunakan untuk makanan yang terlalu keras.
Namun anak hendaknya sudah diarahkan untuk mengikuti pola makanan orang dewasa
yang disediakan olewh orang tua.
À
Umur
4-6 tahun
Pada usia 4-6 tahun anak
bersifat konsumen aktif, yaitu mereka telah dapat memilih makanan yamg
disukainya, kepada mereka telah dapat diberikan pendidikan gizi baik di rumah
maupun disekolah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap keadaan
nutrisi pra sekolah, ialah:
©
Ketidaktahuan
akan hubungan antara makanan dan kesehatan
©
Usia
ini dianggap kelompok umur yang tidak berguna bagi keluarga, karena belum mampu
memberi tambahan materi bagi keluarga
©
Prasangka
terhadap beberapa jenis bahan makanan dengan gizi tinggi
©
Adanya
kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu
©
Kesukaan
yang berlebihan terhadap satu jenis makanan
©
Penghasilan keluarga yang
tidak cukup
Cara-cara mengetahui kendala pemenuhan nutrisi :
©
Memperlihatkan
pola makan anak dengan baik, misalnya dengan membuat jadwal pola makan setiap
hari dan menu nya berbeda-beda supaya anak tidak merasa bosan terhadap makanan
yang disajikan.
©
Penyajian
makanan yang menarik, baik dari segi bentuk, posisi, dan susunannya,baik itu
susunan hidangan seimbang atau susunan adekuat yang dinyatakan dengan slogan
«empat sehat lima sempurna »
©
Sikap
orang tua terutama ibu sangat penting.
©
Penghidangan
dan distribusi yang baik pada fase Grwoth Sport kebutuhan gizi memuncak dengan
pesat.
Kebutuhan Energi dan Zat
Nutrisi Usia Pra Sekolah
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi ke IV mengajukan
kecukupan gizi rata-rata bagi anak pra sekolah sebagai berikut:
Gol
Umur
|
Berat
|
Tinggi
|
Energi
|
Protein
|
Vit
A
|
Vit
C
|
Kalsium
|
1-3
th
|
12
kg
|
89
cm
|
1220
kkal
|
23
gr
|
1500
|
20
|
0,5
|
4-6
th
|
18
kg
|
108
cm
|
1720
kkal
|
32
gr
|
1800
|
20
|
0,5
|
Penyakit gangguan gizi seperti
ini kekurangan vitamin A terdapat terutama pada golongan sosial-ekonomi rendah
karena anak-anak dari golongan ini jarang mengunjungi balai pengobatan.
Pemerintah berusaha supaya anak pra sekolah dapat perawatan kesehatan yang baik
dengan tersebarnya balai pengobatan(puskesmas) di kota maupun di desa dan
posyandu diantaranya untuk memberi nasihat gizi.
Setelah anak-anak berumur 1
tahun menunggu harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi susu,
serealia (bubur beras dan roti) daging sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan
padat dapat diberikan tidak perlu di blender lagi melainkan yang kasasr supaya
anak-anak yang sudah mempunyai gigi belajar mengunyah. Ada kalanya anak tidak
mau makan sebagai gantinya ibu memberikan susu. Kebiasaan demikian akan
mengarah kepada penolakan segala makanan padat hingga dietnya terdiri dari susu
saja. Maka kebiasaan tersebut sangat tidak baik.
Bagi anak-aanak golongan
social ekonomi menengah keatas, permulaan masuk sekolah tidak 7 tahunmelainkan
jauh lebih muda. Pada umus 2 ½ tahun mereka sudah dikirim ke play group untuk
diteruskan ke Taman kanak-kanak pada umur 4-6 tahun. Walau jam sekolah hanya
2-3 jam sehari dan 3-4 kali seminggu, sebaiknya memperhatikan jam makan
anak-anak tersebut jangan sampai merasa lapar. Beberapa sekolah play group
memberikan makanan kepada murid-muridwalaupun tidak tiap hari sekolah. Merka
harus dapat makan pagi sebelum berangkat keskekolah dan makan siang atau snak
begitu sampai dirumah.
Contoh makanan sehari-hari:
Ø
Makan
Pagi
-
Bubur
satu mangkuk
-
Roti
di semir dengan mentega
-
Telur
1-2 butir
-
Daging
atau ikan 1-2 potong
-
Susu
1 gelas
Ø
Makan
Siang
-
Nasi
1 piring
-
daging,
ikan, telur, tahu 1-2 potong
-
Buah,
sperti pisang, jeruk, pepaya
-
Satu
gelas susu
Ø
Makan
sore atau malam
-
Nasi 1 piring atau roti 2
iris
-
daging,
ikan, telur, tahu dan tempe 1-2 potong
-
Sayur mayor 1 mangkuk
kecil
-
buah atau pudding mangkuk
kecil
-
Susu
1 gelas
Diantara makan pagi dan siang,
serta makan anak dapat diberi snack seperti biskuit, kue basah, dan es krim.
Jangan dibri makanan tersebut terlalu banyak hingga mengganggu makannya diwaktu
siang atau malam.
Zat makanan yang harus
diprioritaskan pada usia pra sekolah,Vitamin dan protein merupakan zat gizi
yang penting bagi pertumbuhan dan kesehatan.
Syarat Makanan untuk Usia Pra Sekolah:
©
Memenuhi
kecukupan zat gizi dan energi sesuai dengan umur
©
Sususnan
hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang, bahan makanan setempat yang
tersedia, kebiasaan makan dan selera terhadap makanan.
©
Bentuk
dan porsi makanan disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan keadaan
fisiologi balita dan anak.
©
memperhatikan
kebersiahan seseorang dan lingkungan.
Pola pertumbuhan seseorang
sejak lahir sampai meninggal,tidak merupakan garis lurus, tetapi adanya fase
pertumbuhan cepat (growth Sport) dan
fase pertumbuhan lambat (growth plateau). Growth Sport ialah pada periode umur
bayi dan balita serta periode umur remaja (idolens). Growth plateau ialah pra
sekolah dan fase dewasa.
TABEL BERAT BADAN DAN PANJANG RATA-RATA ANAK PRA
SEKOLAH
UMUR
|
LAKI-LAKI
|
PEREMPUAN
|
||
BERAT (KG)
|
PANJANG (CM)
|
BERAT ( KG)
|
PANJANG (CM)
|
|
1
|
8,1
|
71,3
|
7,6
|
71,3
|
2
|
9,6
|
79,4
|
9,3
|
78,4
|
3
|
11,4
|
86,4
|
11,0
|
85,3
|
4
|
13,0
|
93,5
|
12,6
|
92,1
|
5
|
14,4
|
101,9
|
14,2
|
100,0
|
6
|
15,8
|
108,0
|
16,2
|
105,7
|
Tabel angka kecukupan gizi yang dianjurkan perhari pada balita dan anak
prasekolah untuk mempertahankan kesehatan yang baik
Gol. umur (tahun)
|
BB (kg)
|
Energi (kkal)
|
Protein (gr)
|
Kalsium (mg)
|
Besi (mg)
|
Vit A
(mg)
|
Tiamin
(mg)
|
Ribbupalia (mg)
|
Masin
(mg)
|
Vit. C
(mg)
|
1-3
|
11,5
|
1210
|
23
|
0,5
|
10
|
1500
|
0,5
|
0,6
|
8,0
|
20
|
4-6
|
16,5
|
1600
|
29
|
0,5
|
10
|
1800
|
0,6
|
0,8
|
10,0
|
20
|
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Makanan atau nutrisi adalah
proses penggunaan zat gizi oleh sel-sel didalam tubuh untuk pertumbuhan,
pergantian dan pemeliharaan tubuh.
Zat makanan atau nutrisi
adalah zat penyusun bahan makanan yang diperlukan oleh tubuh untuk metabolisme,
seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air, dan mineral yang merupakan
unsur-unsur gizi.
Gizi yaitu keadaan tubuh yang
diakibatkan oleh pembiasan pemberian makanan sehari-hari.
©
Pemberian
gizi pada bayi
©
Gizi
usia toddler
©
Kebutuhan
gizi yang diperlukan anak pra sekolah
3.2 SARAN
1)
Perawat
Diharapkan lebih mensosialisasikan kepada masyarakat hal – hal yang
mengenai makna kebutuhan nutrisi pada usia bayi, usia toddler, dan usia pra
sekolah, pengaruh gizi yang baik bagi perkembangan dan pertumbuhan.
2)
Klien
Perlu adanya pemahaman lebih baik mengenai makanan –makanan yang
dikonsumsi oleh bayi, usia toddler maupun pra sekolah, seperti fungsi, manfaat,
kelebihan dan kekurangan, efek samping, dan lain – lain.
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, Andri. 1999. Asuhan Nutrisi Rumah Sakit. Jakarta: EGC
RS Cipto Mangunkusumo. Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 1993.
Jakarta: PT Gramedia Jakarta Utara.
Suryo. 1997. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Comments