Gizi Untuk Usia Sekolah Dan Remaja
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ilmu gizi adalah mata kuliah yang
sangat penting dalam kegiatan pembelajaran di setiap Akademi Keperawatan. Dalam
hal kesehatan yang berhubungan dengan manusia, tentunya penting sekali dalam
pembelajaran ilmu gizi yang mana akan menjadikan syarat utama dalam pemenuhan
nutrisi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Menyangkut materi makanan pada usia
sekolah dan remaja di tingkat I Akademi Keperawatan Cianjur, maka kami menyusun
kajian-kajian dan materi yang berhubungan dengan materi itu dalam makalah ini. Adapun
latar belakang yang lain adalah untuk menyelesaikan salah satu tugas mata
kuliah ilmu gizi di Akper Cianjur.
1.2.
Tujuan
1.2.1.
Tujuan umum
Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah
untuk memahami apa saja makanan yang baik untuk pemenuhan gizi pada anak usia sekolah
dan remaja
1.2.2.
Tujuan khusus
Tujuan
Khusus penyusunan makalah ini adalah untuk memahami:
-
Pengertian Usia Sekolah dan Usia Remaja
-
Syarat Makanan Untuk Usia
Sekolah dan Usia Remaja
-
Kebutuhan Energi dan Zat
Gizi Pada Usia Sekolah dan Usia Remaja
-
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Usia Sekolah dan Remaja
-
Cara Mengatasi
Kendala-Kendala Pemenuhan Gizi Pada Usia Sekolah dan Remaja
-
Perhatian-Perhatian Khusus
Gizi Pada Usia Sekolah dan Remaja
-
Penatalaksanaan Gizi Usia Sekolah dan Remaja
1.3.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam makalah ini terdiri dari
Kata Pengantar
BAB I Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
1.2.Tujuan
1.3.Sistematika Penulisan
BAB II Makanan Pada Usia Sekolah dan Usia Remaja
2.1. Pengertian
2.2. Syarat
Makanan Untuk Usia Sekolah Dan Usia Remaja
2.3. Kebutuhan
Energi dan Zat Gizi Pada Usia Sekolah dan Usia Remaja
2.4. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan Usia Sekolah dan Remaja
2.5. Cara
Mengatasi Kendala-Kendala Pemenuhan Gizi Pada Usia Sekolah dan Remaja
2.6. Perhatian-Perhatian
Khusus Gizi Pada Usia Sekolah dan Remaja
2.7. Penatalaksanaan
Gizi Usia Sekolah dan Remaja
BAB III Penutup
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
BAB II
MAKANAN PADA USIA SEKOLAH DAN USIA REMAJA
2.1.
Pengertian
Usia
sekolah adalah diaman usia anak berkisar antara 5-12 tahun,. Beberapa pendapat
mengemukakan bahwa usia sekolah itu adalah 3-13 tahun. Pada usia ini biasanya
anak melakukan berbagai aktivitas yang mengganggu siklus makan nya seperti memakan
jajanan yang kurang diperhatikan kandungan gizi dan dampak yang dapat
dihasilkan akibat jajanan yang dimakannya.
Pada
usia remaja, yaitu anak yang berusia berkisar antara 13-19 tahun. Anak mulai dihadapkan
dengan siklus makan yang labil, yaitu jadwal makannya dipengaruhi oleh pengaruh
lingkungannya seperti makan dengan teman sebaya di luar rumah tanpa melihat
kandungan gizi yang dimiliki.
2.2. Syarat Makanan Untuk Usia Sekolah dan Usia Remaja
Ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam makanan usia sekolah dan remaja yaitu:
a. Memenuhi
kecukupan zat gizi dan energi sesuai dengan umur
b. Susunan
hidangan di sesuaikan pada menu seimbang dengan bahan makanan setempat yang
tersedia, kebiasaan makanan dan selera terhadap makanan
c. Bentuk
dan porsi makanan disesuaikan dengan daya terima atau toleransi
d. Memperhatikan
kebersihan perorangan dan lingkungan
2.3. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Pada Usia Sekolah
dan Usia Remaja
a. Usia
Sekolah
Pada usia ini anak masih bersifat konsumen aktif
bahkan melebihi keaktifan anak usia toddler, makanannya tergantung pada apa
yang disediakan ibu dan apa yang ada di lingkungannya. Gigi telah tumbuh
sempurna, dan dapt digunakan untuk mengunyah makanan yang keras. Namun
hendaknya sudah diarahkan mengikuti pola makanan yang baik, yaitu dengan
memberikan pola makan empat sehat lima sempurna dengan asupan mineral dan
vitamin tinggi Pada usia ini anak lebih memerlukan zat-zat makanan yang
relative lebih banyak dengan kualitas yang lebih tinggi. Hasil pertumbuhan
setelah menjadi manusia biasa, sangatlah tergantung pada kondisi gizi dan
kesehatan sewaktu masa usia ini. Pertumbuhan otak yang menentukan tingkat
kesadaran dan kecerdasan setelah dewasa. Jadi makanan anak sekolah haruslah
diberi jatah utama dalam distribusi makanan keluarga, bahkan mendapat sisa
konsumsi keluarga.
Beberapa kondisi dan anggapan orang
tua, masyarakat justru merugikan penyediaan makanan bagi keluarga anak sekolah:
-
Anak usia sekolah masih
pada periode transisi dari makanan semi padat ke makanan orang dewasa dan
diperlukan adaptasi
-
Usia sekolah dianggap
kelompok unsur yang tidak berguna bagi keluarga, karena belum mampu memberikan
pertambahan materi pada keluarga
-
Ibu yang memiliki anak
kecil lagi, atau sudah bekerja penuh tidak lagi memberikan perhatian pada anak sekolah,
apalagi mengurusnya
-
Anak sekolah belum dapat
mengurus dan berusaha mendapatkan sendiri apa yang diperlukan makanannya.
b. Usia
Remaja
Berbeda
dengan usia diatas, Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30 % atau lebih
dari total asupan kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering
mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat meningkatkan resiko
kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk lebih
memilih kudapan yang sehat. Bagi remaja, makanan merupakan suatu
kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsi
makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan
metabolisme tubuh terganggu.
Kecukupan gizi
merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun kuantitas zat-zat gizi
sesuai dengan kebutuhan faal tubuh.
Kebutuhan energi
diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses metabolisme tubuh. Cara sederhana
untuk mengetahui kecukupan energi dapat dilihat dari berat badan seseorang.
Pada remaja perempuan 13-15 tahun kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan
usia 15-19 tahun sebesar 40-50 kal/ kg BB/ hari.
Kebutuhan protein
meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan
energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi. Kebutuhan
protein usia 13-15 tahun adalah 50 g/ hari, 15-17 tahun sebesar 57 g/ hari dan
usia 17-19 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging,
jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada
kacang-kacangan, tempe dan tahu.
Lemak dapat
diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan
disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan.
Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25
% dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng
untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga
mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak
menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe
dan Zn juga rendah.
Kebutuhan vitamin
dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B yaitu vitamin
B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme
energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat
yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan
kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru terpelihara
dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.
Kekurangan Fe/
zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah yang
dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran
berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik
dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorsi.
2.4. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Usia Sekolah dan Remaja
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan usia sekolah dan remaja adalah:
a.
Faktor dalam yaitu
-
Jumlah makanan
-
Mutu makanan
-
Kesehatan anak atau ada tidaknya penyakit
b. Faktor luar yaitu
-
Tingkat ekonomi
-
Prilaku (orang tua atau pengasuh)
-
Pendidikan
-
Sosial Budaya (kebiasaan)
-
Kesediaan bahan makanan di rumah tangga
2.5.
Cara Mengatasi Kendala-Kendala Pemenuhan Gizi Usia Sekolah dan Remaja
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kendala-kendala pemenuhan gizi usia sekolah dan remaja yaitu:
a.
Memperhatikan pola makanan anak dengan baik. Misalnya dengan membuat
jadwal porsi makan setiap hari dan menunya berbeda-beda supaya anak tidak merasa
bosan terhadap makanan yang disajikan.
b.
Penyajian makanan yang menarik baik bentuk porsi dan susunan-susunannya
hidangan yang seimbang susunan hidangan adekuat yang di nyatakan dengan
selogan “empat sehat lima sempurna”
c.
Setiap orang tua terutama ibu sangat penting. Ibu memberikan kesempatan
pada anak untuk memilih makanannya sendiri. Melayani protes anak memerlukan
kesabaran dan akal yang baik. Agar pertentangan kekuasaan antara ibu dan anak
dapat di hindarkan.
d.
Perhidangan dan distribusi yang baik. Pada fase growth surt kebutuhan
gizi memuncak dengan pesat, oleh karena itu pemenuhan gizinya harus baik jangan
sampai struktur kekuasaan di dalam keluarga mendominasi yang menyebabkan pola
pemenuhan gizi pada fase ini terganggu.
Bagan 2.1 : Berat badan ideal
Umur
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
||
Berat
|
Tinggi
|
Berat
|
Tinggi
|
|
5
|
14
|
101
|
14
|
100
|
6
|
18
|
120
|
17
|
115
|
7
|
22
|
125
|
20
|
119
|
8
|
24
|
129
|
22
|
125
|
9
|
28
|
133
|
26
|
129
|
10
|
30
|
135
|
28
|
133
|
11
|
32
|
139
|
30
|
135
|
12
|
34
|
145
|
32
|
139
|
13
|
36
|
148
|
34
|
145
|
14
|
38
|
153
|
36
|
148
|
15
|
40
|
155
|
38
|
153
|
16
|
44
|
156
|
43
|
155
|
17
|
46
|
160
|
44
|
156
|
18
|
49
|
162
|
46
|
160
|
19
|
52
|
166
|
48
|
162
|
2.6. Perhatian-Perhatian Khusus Gizi Pada Usia
Sekolah dan Remaja
a.
Konsumsi Kalori
Sewaktu laju pertumbuhan menurun pada masa ini, kebutuhan kalori (per kg)
tidak setinggi pada wakyu masa toddler, dan nafsu makannya pun menurun. Pedoman
umum yang dapat di gunakan adalah kebutuhan kalori pada masa awal anak-anak
sama dengan 1000 kkal + 100 kkal setiap tahun umur. Yaitu anak tiga belas tahun
membutuhkan 2300 kkal perhari. Walaupun demikian, kebutuhan protein, dan
mineral tetap tinggi. Jadi hanya tersedia sedikit ruangan bagi kalori ‘kosong’
atau makanan tinggi lemak atau gula.
b.
Konsumsi Kalsium
Kebutuhan kalsium pada anak sekolah dan remaja cukup tinggi yaitu 1000
mg/hari. Perkembangan tulang tergantung kepada konsumsi kalsium yang cukup.
Lebih lanjut, kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tinggi kalsiumnya penting
untuk pencegahan osteoporosis nantinya.
2.7. Penatalaksanaan Gizi Usia Sekolah dan Remaja
a.
Pendidikan orang tua
Tujuan pengajaran adalah untuk mengasah dan mengembangkan kebiasaan
makanan yang baik yang akan menyakinkan konsumsi jat gizi yang cukup dan
meminimkan resiko obesitas dan persoalan kesehatan lainnya.
b.
Kembangkan kebiasaan makan yang baik
Anak-anak perlu mengkonsumsi diet dengan pangan yang beragam dari segala
jenis makanan untuk menyakinkan diet yang seimbang. Kebiasaan orang tua sangat
mempengaruhi apa yang di makan anaknya, jadi orang tua harus berusaha untuk
makan yang seimbang dari diet yang beragam serta hindari pengucapan ketidaksenangan
terhadap makanan sejak dini.
c.
Kesukaan makanan
Kesukaan makanan, pada masa ini banyak macamnya untuk beberapa hari
adalah umum biasanya ini tidak berbahaya, konsumsi selama periode beberapa
minggu akan menyeimbangkan kecukupan gizinya.
d.
Keahlian makan
Anak usia ini ingin makan dan memilih makanannya sendiri. Walaupun
prosesnya sangat tidak terkontrol karena aktivitas orang tua yang bekerja tetapi
mesti di dorong untuk selalu memilih makanannya dilihat dari kandungan gizinya.
Penekanan yang keterlaluan pada keahlian akan menyebabkan stress pada waktu
makan dan dapat mengganggu dalam pengembangan kebiasaan makan yang baik.
e.
Kalsium
Untuk menyakinkan konsumsi kalsium yang cukup, setiap hari anak harus
minum susu secara teratur. Susu coklat dapat di gunakan jika anak tidak mau
minum susu tanpa ada rasa tambahan, walaupun coklat sedikit menghalangi
penyerapan kalsium. Selain minum susu, anak usia ini juga di anjurkan sering
makan keju yang tinggi kalsium dan vitamin. Tawarkan keju sebagai cemilan,
gunakan keju pada makanan utama seperti makaroni atau gunakan sebagai saos pada
sayuran. Vori keju lemak rendah atau sebagai skim tersedia di pasaran dan mesti
di gunakan jika memungkinkan.
f.
Minimumkan resiko obesitas
Orang tua
mesti memperhatikan tentang apa yang mereka anggap sebagai makanan yang buruk.
Mereka mesti di ingatkan bahwa laju pertumbuhan melambat, dan nafsu makan
mencerminkan hal ini. Hukum umur yang dapat di gunakan adalah ukuran sajian
kira-kira 1 sendok makan perumur hidup. Makanan yang digunakan mesti dipilih
dari lima kelompok pangan karena kebutuhan kalorinya. Penggunaan ‘dergency’ (
makanan cuci mulut ) manis secara rutin harus dikurangi, dan sebagai gantinya
gunakan buah-buahan. Penggunaan goreng-gorengan mesti dibatasi dengan kuat.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Gizi yang dibutuhkan oleh anak sekolah dan remaja adalah kebutuhan
gizi seimbang dengan pemenuhan vitamin dan mineral yang tinggi untuk membantu
melancarkan metabolisme makanan dalam tubuh dengan disesuaikan kemampuan
organ-organ penting dalam siklus pertumbuhan seperti tulang dan fungsi sistem
pencernaan.
Seorang anak dalam usia sekolah dan remaja harus mendapatkan gizi
yang lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan gizi orang dewasa untuk
pertumbuhan dan perkembangannya.
Pemberian makanan tidak boleh ada pemaksaan, karena ada perbedaan
selera perseorangan seperti orang yang aktif lebih banyak makan dan berselera
makan tinggi dibandingkan dengan anak yang lebih pasif.
3.2. Saran
Seiring
dengan pertumbuhan anak, pola makannya pun akan berubah. Mulai banyak jenis
makanan yang ia bisa dan suka makan. Tetapi yang ia bisa dan suka makan bukan
berarti selalu baik untuknya. Beberapa jenis makanan yang mengandung tepung
putih, lemak tinggi, gula, pewarna buatan, bahan kimia, dan lain-lain tidaklah
baik untuk dikonsumsi sehari-hari.
Biasakan memberi anak dengan
makanan bernutrisi tinggi. Dengan menjaga tradisi makanan sehat di rumah, dan
memberikannya makanan yang tidak mengandung bahan-bahan yang tidak baik
untuknya, anak usia sekolah dan remaja akan selalu memakan makanan yang
bernutrisi tinggi untuk tubuhnya.
Sebagai seorang perawat, harus
dapat memberi penyuluhan pada masyarakat bagaimana cara memberikan asupan gizi
yang cukup pada anaknya masing-masing apalagi memiliki anak sekolah dan remaja
yang sedang tumbuh dan berkembang di saat-saat yang penting, oleh karena itu
perawat harus dapat memberi penyuluhan dan contoh pemberian gizi yang cukup
dengan biaya yang minimal.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.lusa.web.id/category/gizi/ Gizi Seimbang pada Remaja dan Dewasa
_ Gizi _ LUSA.htm
http://one.indoskripsi.com/tugas-kuliah-makalah-skripsi/mata-kuliah/ilmu-kesehatan/ gizi-pada-remaja.htm
http://www.tabloid-nakita.com/Panduan/ panduan04184-01.htm
http://ahligiza.blogspot.com/2009/11/4-faktor-yang-perlu-diperhatikan.html
Comments