Hubungan Penyakit Jantung Dengan Aktivitas Olah Raga

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Jantung dan Olahraga
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing masing memiliki ruang sebelah atas (atrium) yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.
Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida; jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan, Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya periodik; artinya Olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan.
Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial. Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya nyata lebih unggul pada siswa-siswa yang aktif mengikuti kegiatan Penjas-Or dari pada siswa-siswa yang tidak aktif mengikuti Penjas-Or (Renstrom & Roux 1988, dalam A.S.Watson : Children in Sport dalam Bloomfield,J, Fricker P.A. and Fitch,K.D., 1992).
Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan. Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat)
B.       Hubungan Jantung dengan aktifitas Olahraga
Kaitan olahraga dengan jantung dan pembuluh darah dapat dipahami karena dengan jantung merupakan organ vital yang memasok kebutuhan darah di seluruh tubuh. Dengan meningkatnya aktivitas fisik seseorang maka kebutuhan darah yang mengandung oksigen akan semakin besar. Kebutuhan ini akan dipenuhi oleh jantung dengan meningkatkan aliran darahnya. Hal ini juga direspon pembuluh darah dengan melebarkan diameter pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga akan berdampak pada tekanan darah individu tersebut.   
C.      Manfaat Olahraga bagi Penyakit Jantung
Olahraga yang dilakukan secara teratur punya peran yang sangat besar dalam memperbaiki kualitas kesehatan. Aktifitas ini membuat denyut jantung jadi seperti sebuah pompa yang lebih efisien saat bekerja. Jantung tidak perlu bekerja sekeras bila kurang berolahraga. Olahraga juga memperkuat otot jantung, memperbaiki sirkulasi di seluruh saluran darah dan menormalkan tekanan darah.
Manfaat utamanya yaitu olahraga membantu menurunkan kadar kolesterol LDL atau kolesterol jahat dan  meningkatkan kadar kolesterol HDL atau kolesterol baik, yang membantu melindungi Anda dari penyakit jantung. Kadar LDR yang tinggi juga berisiko terhadap berbagai penyakit kardiovaskuler.
    


Berikut beberapa olaharaga yang memiliki manfaat bagi kesehatan jantung :
1.      Jalan Cepat
Olahraga yang satu ini masuk dalam kategori olahraga aerobik. Tergolong olaharaga mudah dan murah, bisa dilakukan dimana saja, kapan saja. Jalan cepat dilakukan dengan intensitas sedang dan jangka waktu yang tidak terlalu panjang. Manfaatnya, jantung terpompa lebih cepat dan membuatnya lebih kuat dan lancarkan sirkulasi darah dalam tubuh.
2.      Senam Jantung Sehat
Gerakan senam ini dibuat khusus untuk mendukung performa jantung. Gerakannya akan memacu jantung untuk mengambil oksigen sebanyak-banyaknya supaya kebutuhan oksigen tubuh terpenuhi. Senam ini dilakukan selama 30 menit saat udara masih segar, akan sangat baik bagi kesehatan jantung.
3.      Olahraga Aerobik
Aerobik artinya olahraga yang menghasilkan banyak oksigen. Gerakannya dilakukan secara terus menerus yang membuat kaki dan tangan bergerak. Olahraga ini terbagi jadi dua: low impact dan high impact. Low impact berarti gerakannya cenderung santai dan meningkatkan denyut jantung secara perlahan-lahan. Sementara high impact gerakannya bisa meningkatkan denyut jantung secar cepat. Manfaat yang di dapat dari olahraga aerobik adalah mengurangi risiko stroke, risiko stres juga risiko penyakit jantung. Latihan aerobik dapat menurunkan inflamasi yang menjadi penyebab terbanyak penyakit jantung. Olahraga ini cukup dilakukan selama 20 hingga 30 menit per hari, minimal 3 hingga 4 kali seminggu.
4.      Menari
Aktivitas seni ini bukan hanya memberi manfaat hiburan, tapi juga manfaat sehat, sama seperti berolahraga. Menari dapat membakar kalori dalam waktu singkat dan membuat tubuh terbentuk dengan indah dan selalu segar. Gerakan pada tarian dansa yang konstan juga melatih kardio dan kekuatan dalam menjaga keseimbangan sehingga baik untuk kesehatan jantung.
5.      Bersepeda
Beberapa penelitian menunjukkan keuntungan dari aktivitas sederhana ini, salah satunya untuk jantung. Olahraga bersepeda erat hubungannya dengan peningkatan kebugaran kardiovaskular atau kesehatan pembuluh darah dan jantung, serta penurunan risiko penyakit jantung koroner. Agar hasil olahraga terasa maksimal untuk kesehatan Anda, pastikan gerakan-gerakan tersebut dilakukan secara terukur, terarah dan terawasi
D.      Efek buruk Olahraga secara berlebihan
Dr. James O’Keefe dari Saint Luke’s Hospital of Kansas City mengatakan bahwa secara umum olahraga akan memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh, tapi bisa menjadi berbahaya jika dilakukan berlebihan dan terlalu lama. Dr. O’Keefe menambahkan bahwa latihan rutin sangat efektif untuk mencegah serangan berbagai macam penyakit seperti serangan jantung, tekanan darah tinggi, gagal jantung dan obesitas.
Namun, seperti halnya efek farmakologis pada obat-obatan, ada dosis aman yang potensial tanpa menimbulkan efek samping. Begitu pula dengan olahraga, jika dilakukan berlebihan bisa berpotensi mengalami cedera otot dan gangguan kardiovaskuler. Bila terjadi maka efek buruknya akan lebih besar daripada manfaatnya.
Dr. O’Keefe mengatakan dalam penelitian menunjukkan bahwa latihan ketahanan ekstrim dapat menyebabkan perubahan sementara pada struktur kardiovaskuler dan peningkatan biomarker jantung, yang semuanya kembali normal dalam waktu satu minggu.
Tapi untuk beberapa individu, ini bisa terjadi selama berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun. Proses ini dapat menyebabkan berkembangnya jaringan parut pada daerah-daerah tertentu pada jantung, dan juga mengakibatkan ritme jantung yang abnormal.
Jadi intinya adalah bahwa olahraga harus dilakukan dengan tepat, dalam waktu dan intensitas yang cukup, agar Anda dapat memperoleh manfaatnya dan terhindari dari bahaya yang justru dapat timbul akibat olahraga yang terlalu berlebihan.
E.     Jenis Penyakit yang resikonya bisa diturunkan dengan Olahraga
1.      Serangan Jantung 
Jalan kaki bisa menekan risiko serangan jantung. Otot jantung membutuhkan aliran darah lebih deras (dari pembuluh koroner yang memberinya makan) agar bugar dan berfungsi normal memompakan darah tanpa henti. Jalan kaki dengan cepat bisa mengalirkan darah ke dalam jantung. Dengan sering jalan kaki, kolesterol baik (HDL) yang bekerja sebagai spons penyerap kolesterol jahat (LDL) akan meningkat dengan berjalan kaki tergopoh-gopoh. Tidak banyak cara di luar obat yang dapat. Jalan kaki dengan cepat bisa menurunkan risiko serangan jantung menjadi setengahnya.
2.      Stroke 
Sebuah penelitian dilakukan kepada 70 ribu perawat di Harvard School of Public Health yang dalam bekerja tercatat melakukan kegiatan berjalan kaki sebanyak 20 jam dalam seminggu, hasilnya resiko terserang stroke menurun hingga dua pertiga.
3.      Membakar Lemak 
Rutin berjalan kaki akan meningkatkan metabolisme tubuh. Selain sejumlah kalori terbuang oleh aktivitas berjalan kaki, kelebihan kalori yang tersimpan didalam tubuh akan ikut terbakar, kemudian kenaikan berat badan tidak terjadi.
4.      Kanker 
Gejala kanker akan lenyap dengan sendirinya jika kita rajin jalan kaki. Kanker yang bisa ditekan adalah jenis kanker usus besar (colorectal carcinoma). Kita tahu, bergerak badan ikut melancarkan peristaltik usus, sehingga buang air besar lebih tertib. Kanker usus dicetuskan pula oleh tertahannya tinja lebih lama di saluran pencernaan. Sementara dalam sebuah penelitian lain, jalan kaki bisa menurunkan risiko terkena kanker payudara.
5.      Mencegah Osteoporosis 
Sering jalan kaki bukan hanya otot-otot badan menjadi sehat, rangka atau tulang didalam tubuh anda juga akan menjadi sehat dan kuat. Osteoporosis tidak cukup hanya dengan rutin mengkonsumsi vitamin D dan asupan kalsium yang banyak, tubuh juga membutuhkan gerak badan dan memerlukan waktu paling kurang 15 menit dibawah sinar matahari pagi dan anda akan terhindar dari osteoporosis.
6.      Mencegah Kencing Manis
Dengan rutin jalan kaki sekitar 6 km per jam, waktu tempuh sekitar 50 menit, mampu menunda atau mencegah berkembangnya diabetes tipe 2, khususnya pada mereka yang bertubuh gemuk (National Institute of Diabetes and Gigesive & Kidney Diseases). Selama gula darah bisa terkontrol hanya dengan cara bergerak badan (brisk walking), obat tidak diperlukan. Anda hanya membutuhkan jalan kaki rutin untuk terus menjaga kebugaran badan dan terhindar dari diabetes.
F.       Jenis Penyakit yang bisa kambuh dengan Olahraga
Jika olahraga dilakukan seacara berlebihan bisa berpotensi mengalami cedera otot dan gangguan kardiovaskuler. Gangguan kardiovaskuler yang sering terjadi ketika melakukan olahraga secara berlebihan yaitu Serangan Jantung Mendadak.
G.      Tanda dan Gejala Serangan Jantung Mendadak
Kita patut waspada dengan serangan mendadak yang mematikan yang disebabkan oleh serangan jantung. Maka dari itu kita perlu mengenali tanda dan gejala serangan jantung mendadak, sebagai berikut :
1.        Dada terasa sesak dan berat sehingga sangat sulit untuk bernafas
Mungkin Anda pernah melihat sebuah iklan obat sakit asma di layar kaca, dimana terlihat seorang perempuan yang diilustrasikan sedang merasakan sesak nafas yang berat ibarat diikat oleh tali kuat dan kencang. Nah, seperti itulah rasanya sesak nafas orang yang terkena serangan jantung.
2.        Mengeluarkan keringat, perut terasa mual, dan timbul perasaan cemas
Kondisi tersebut muncul serta-merta berbarengan dengan sesaknya nafas sampai kesulitan saat bernafas.
3.        Rasa sakit yang menjalar
Leher terasa sakit, yang diikuti oleh rasa sakit pada lengan kiri dan rahang, di bagian belakang perut, dan juga terjadi pada salah satu bahu.
4.        Denyut jantung berdegup kencang atau lebih cepat dari biasanya
Di saat yang bersamaan, badan juga tiba-tiba merasa sangat lemas. Dan yang patut diperhatikan gejala-gejala berbahaya di atas bisa terjadi sekalipun Anda sedang beristirahat dalam arti tidak sedang melakukan aktifitas. Namun demikian, gejala di atas juga bisa muncul sehabis berolahraga, setelah menghabiskan menu makan besar, atau ketika sedang stres.
H.      Penyebab Serangan Jantung Mendadak saat Berolahraga
Terjadinya serangan jantung saat berolahraga sebenarnya disebabkan kelelahan yang tidak dirasakan. Padahal kelelahan bisa menimbulkan kerusakan pada jantung dan berisiko menyebabkan stroke bahkan kematian mendadak.
Serangan jantung bisa terjadi ketika kelelahan. Pada saat tubuh dalam kondisi kelelahan detak jantung akan melebihi detak normalnya. Munculnya gangguan jantung saat melakukan latihan berat disebabkan oleh penyakit arteri koroner yang terlalu sempit untuk memasok darah ekstra. Kandungan oksigen dan nutrisi dalam darah ekstra diperlukan otot selama latihan berat.
Otot jantung akan menjadi lemah atau tidak mampu melakukan impuls listrik dengan benar saat tubuh dalam kondisi kelelahan. Lama kelamaan kondisi ini bisa merusak bagian dari otot jantung atau mengakibatkan serangan jantung yang bisa menyebabkan kematian mendadak.
Kematian mendadak mungkin tidak terlalu berisiko pada seseorang yang memiliki jantung normal dengan irama jantung tak menentu baik selama atau setelah latihan berat. Tapi, risiko kematian akan meningkat pada seseorang yang menderita penyakit jantung koroner dengan detak jantung tidak teratur baik selama atau setelah latihan.
Sebaiknya orang yang memiliki gangguan jantung menyadari kondisi tubuh yang sudah kelelahan. Biasanya Anda akan mengalami sesak napas bila berolahraga terlalu keras. Irama jantung abnormal bisa menyebabkan pusing, mual, keringat ekstrim, dan muntah. Kelelahan mungkin juga akan disertai dengan nyeri punggung, dagu, dada, dan lengan.
I.         Pertolongan Pertama ketika Serangan Jantung Mendadak terjadi
Pertolongan pertama yang bias dilakkan oleh penderita itu sendiri :
1.        Berbaring setengan duduk dengan posisi kepala lebih tinggi (bias juga berbaring diatas sofa), kecuali dalam keadaan berat ( dada sesak sekali) kepala harus lebih rendah atau tidur rata.
2.        Menaruh obat jantung nitrat dibawah lidah. Obat jantung ini dapat diperoleh dengan resep dokter
Pertolongan pertama jika ada orang disekitarnya :
Adapun cara proses pemberian pertolongan pertama hingga ke Resusitasi Jantung Paru adalah sebagai berikut:
1.      Ketika anda menemukan korban, lakukanlah penilaian dini dengan memeriksa responnya melalui respon suara anda. Panggillah nama korban jika anda mengenalnya atau dengan cara mengguncang-guncang bahu korban (hati-hati bila curiga ada cedera leher dan tulang belakang).
2.      Jika tidak ada respon, untuk korban dewasa mintalah Pertolongan Pertama kali kepada orang disekeliling anda baru lakukan pertolongan. Pada bayi atau anak, lakukan pertolongan terlebih dahulu selama 1 menit baru minta bantuan. Hal ini karena umumnya pada bayi atau anak terjadi karena sebab lain, sehingga biasanya pemulihannya lebih cepat.
3.      Pada kondisi tidak respon ini, segera buka jalan nafas, tentukan fungsi pernafasan dengan cara ; lihat, dengar dan rasakan (LDR) selama 3 - 5 detik. Jika ada nafas maka pertahankan jalan nafas dan segera lakukan posisi pemulihan atau melakukan pemeriksaan fisik.
4.      Jika tidak ada nafas, maka lakukan pemberian nafas buatan sebanyak 2 kali.
 Posisi tangan penolong harus tegak lurus
5.      Kemudian periksa Nadi Karotis Korban 5 - 10 detik, jika ada maka kembali ke no. 3.
Jika tidak ada nadi, maka baru lakukan tindakan Pijat Jantung Luar atau Resusitasi Jantung Paru dengan jumlah rasio 30 kali kompresi dada : 2 kali tiupan nafas (satu penolong) atau 5 : 1 untuk (dua penolong). Ingat melakukan RJP ini hanya dilakukan ketika nadi tidak ada / tidak teraba.
6.      Jika korban menunjukkan tanda-tanda pulihnya satu atau semua sistem, maka tindakan RJP harus segera dihentikan atau hanya diarah ke sistem yang belum pulih saja. Biasanya yang paling lambat pulih adalah pernafasan spontan, maka hanya dilakukan tindakan Resusitasi Paru (nafas buatan) saja.
Catatan : Khusus untuk bayi yang baru lahir, rasio kompresi dan nafas buatan adalah 3 :
mengingat dalam keadaan normal bayi baru lahir memiliki denyut nadi diatas 120 x/menit dan pernafasan mendekati 40 x/menit.
Melakukan RJP yang baik bukan jaminan penderita akan selamat, tetapi ada hal-hal yang dapat dipantau untuk menentukan keberhasilan tindakan maupun pemulihan sistem pada korban diantaranya:
a)    Saat melakukan pijatan jantung luar suruh seseorang menilai nadi karotis, bila ada denyut maka berarti tekanan kita cukup baik.
b)   Gerakan dada terlihat naik turun dengan baik pada saat memberikan bantuan pernafasan.
c)    Reaksi pupil / manik mata mungkin akan kembali normal.
d)   Warna kulit korban akan berangsur-angsur membaik.
e)    Korban mungkin akan menunjukkan refleks menelan dan bergerak.
f)    Nadi akan berdenyut kembali.
Resusitasi Jantung Paru dapat dihentikan apabila:
a)    Korban pulih kembali.
b)   Penolong kelelahan.
c)    Diambil alih oleh tenaga yang sama atau yang lebih terlatih dimungkinkan juga
    
dengan peralatan yang lebih canggih (seperti kejutan listrik).
d)   Jika ada tanda pasti mati.
J.        Seseorang yang rawan terkena
Serangan jantung bisa datang kapan saja bagi yang memiliki factor risiko, apalagi saat melakukan aktivitas fisik yang berat seperti olahraga. Siapapun bias kena, tapi peneliian menunjukan bahwa laki-laki lebih rentan mengalaminya.
Menurut Dr. Eloi Marijon (Peneliti dari Universite Paris Descartes) Risiko kematian mendadak saat olahraga secara dramatis lebih rendah pada perempuan dibandingkan pada laki-laki. Dari seluruh kasus , hanya ada 5 kasus yang melibatkan pasien perempuan. Usia rata-rata para perempuan adalah 44 tahun, sementara pada laki-laki 46 tahun. Beliau menyimpulkan bahwa risiko kematian mendadak saat olahraga pada perempuan adalah sebesar 0,51 kasus tiap 1 juta partisipan olahraga. Pada laki-laki risikonya jauh lebih tinggi yakni 10,1 kasus tiap 1 juta partisipan olahraga. Meski demikian, penelitian ini tidak mengungkap lebih jauh mengapa laki-laki lebih rentan mengalami serangan jantung yang berujung pada kematian saat berolahraga. Apakah berhubungan dengan cara berolahraganya atau factor lain, ini masih butuh penelitian lebih lanjut untuk mengungkapnya.
Temuan lain dalam penelitiannya ini adalah hubungan antara factor penuaan dengan peningkatan risiko kematian mendadak saat berolahraga. Namun hubungan tersebut hanya ditemukan pada laki-laki , sedangkan pada perempuan tidak terlalu tampak hubungannya.
Laurent Chevalier dkk dari Francis melaporkan penelitain secara restrospektif dalam kurun waktu 1 tahun di daerah Francis Selatan terhadap masyarakat yang meninggal mendadak maupun serangan jantung yang datang ke bagaian emerjensi dari 4 rumah sakit. Tercatat 147 kejadian yang berhubungan dengan kegiatan sport. Umur rata-rata 45.56( antara 30 tahun – 60 tahun), sekitar 81.1 % laki-laki. Empat puluh berhubungan dengan kematian mendadak, 47 infark miokard non fatal, selebihnya gangguan irama (aritmia). Secara bermakna terlihat kejadian kematian dan infark jantung pada laki-laki yang berumur antara 35-59 tahun.
K.      Olahraga yang cocok untuk Penderita Jantung
Olahraga yang teratur ( dua kali sampai 6 kali seminggu ) untuk olahraga berat  (sepakbola, futsal, basket , tennis lapangan single, badminton tunggal 2-3 kali seminggu ) untuk olahraga intensitas sedang ( senam  erobik  moderate impact -5 kali seminggu , jalan kaki 30 menit kecepatan 6 km perjam 6 kali seminggu )  dan terukur (sesuai dengan kemampuan dan kondisi jantung ) merupakan proteksi terhadap penyakit jantung koroner. Jalan kaki adalah olahraga 100 % Erobik . Oleh karena  itu bagi yang berumur 40 tahun keatas sebelum memutuskan berolahraga nilai dulu keadaan kesehatan secara menyeluruh , khusunya kondisi jantung dan kemampuan fisik (tingkat kebugaran ). Lakukan olahraga secara (rutin ) dan patuhi kaidah latihan : mulai dengan peregangan dan pemanasan, latihan inti dan pendinginan serta catat denyut nadi sebelum dan sesudah latihan apakah nadi latihan anda sesuai yang disarankan, jika melampaui, kurangi porsi latihan anda.
Untuk yang berusia 40 tahun keatas tentu saja pemeriksaan tersebut merupakan keharusan, jika hasil pemeriksaan aman maka jenis olahraga yang sesuai dapat dilakukan. Kepustakaan menyimpulkan untuk laki-laki usia 40 tahun keatas dapat diperkirakan antara 8-12 % mereka yang tampak sehat sebenarnya kemungkinan mengidap penyakit jantung korone yang tidak bergejala (Asymphtomatic Coronary Heart Disease )
Meskipun demikian olahraga berat dengan intensitas tinggi harus dibatasi jangka waktunya, tidak boleh berkali kali.
Olahraga yang berat tidak boleh hanya dilakukan sekali saja dalam seminggu tanpa ada olahraga lainnya, sebab bisa terkena istilah perang-perangan, (weekend warrior ) yang dapat menembak Anda sendiri. I -Min Lee dkk pada tahun 2004 melaporkan hasil penelitian kohort  retrospektif  terhaap 8,421 orang ( umur rerata 66 tahun ) dari Studi Kesehatan Alumni Harvard antara tahun 1988 dan 1993. Ternyata alumni yang melakukan olahraga 1-2 kali perminggu dengan intensitas 1.000 kcal/minggu atau lebih risisko kematiannya 11 % lebih tinggi dibanding yang teratur berolahraga, tetapi lebih rendah  (28 %) dibanding yang tidak berolahraga . Yang teratur berolahraga sekitar 39 % lebih rendah angka kematiannya.
L.       Dosis Olahraga yang aman
Untuk mengetahui dosis olahraga yang aman yaitu dengan cara mengukur denyut nadi maksimal (DNM). DNM adalah denyut nadi maksimal yang dihitung berdasarkan rumusan DNM = 220 – umur, kemudian dikalikan dengan intensitas membakar lemak 60-70 persen DNM. Misal, orang berusia 40 tahun maka DNM saat ia berolahraga adalah 220 – 40 = 180. Kemudia angka 180 dikalikan dengan 60 persen untuk batas minimum dan 70 persen untuk batas atas yang hasilnya 108 – 126 permenit.
Dengan mengetahui denyut nadi tersebut, maka orang yang berusia 40 tahun harus berhenti sejenak dari olahraganya ketika denyut nadinya sudah melampaui 126 permenit. Jikamasih dipasakan yang terjadi adalah kram jantung yang membuat serangan jantung. Untuk menghitung denyut jantung bias dengan cara menghitung nadi didekat tangan atau yang lebih praktis memakai jam tangan yang ada detak jantungnya.
Menurut Dr. suhartoro “sekali lagi perlu diperhatikan kondisi denyut jantung saat berolahraga jangan sampai melebihi batas maksimal yang bias membahayakan jantung”.
M.     Cara untuk menjaga jantung tetap sehat
Berikut adalah beberapa tips untuk menjaga jantung sehat.
1.    Selalu mengkonsumsi makanan yang ramah jantung yang tinggi serat, protein dan omega 3 seperti buah-buahan dan sayuran, biji-bijian, susu dan beberapa jenis ikan seperti salmon dan tuna. Hindari sebisa mungkin makanan yang mengandung lemak jahat dan kolesterol seperti lemak daging, gorengan, jeroan, dan kuning telur.
2.    Teratur berolahraga akan menjaga jantung agar tetap sehat dan kuat untuk menjalankan fungsinya sehari-hari. Tidak perlu berolahraga yang berat dan susah untuk dijalankan. Olahraga kardio seperti jalan kaki, jogging, atau bersepeda selama 30 menit cukup untuk menjaga jantung pada kondisi optimalnya.
3.    Jaga berat badan jangan sampai kegemukan. Berat badan yang berlebihan dan ekstra lemak lebih di organ dalam akan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat. Pola makan sehat dan olahraga rutin dapat menjaga berat badan kita pada rentang normal. Jika anda kesulitan untuk menjaga berat badan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli gizi anda.
4.    Berhenti merokok. Asap rokok tidak cuman buruk untuk paru-paru anda, tapi juga untuk jantung anda. Rokok dapat melemahkan dinding pembuluh darah, dan menyumbatnya sehingga dapat mengganggu peredaran darah tidak hanya di jantung, tapi juga di organ lainnya di tubuh.

5.    Terakhir, jangan lupa untuk teratur memeriksakan diri ke dokter. Dengan teratur memeriksakan diri, kita dapat mengetahui kondisi terkini dari jantung dan tubuh kita, sehingga jika tidak ada yang beres, bisa langsung ditangani dengan cepat. Hal lain yang harus diperhatikan adalah, segera periksakan diri anda jika anda merasakan nyeri dan sesak pada dada anda.

Comments

Popular posts from this blog

SATUAN ACARA PENYULUHAN NUTRISI IBU HAMIL ( SAP NUTRISI IBU HAMIL )

LAPORAN PENDAHULUAN HEMOROID ( LP HEMOROID )