Perawatan Ruang Operasi
PERAWATAN RUANG OPERASI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Anatomi Fisiologi
Oleh :
Abdurahman Fahadh
213112026
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-1)
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL
ACHMAD YANI
CIMAHI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
I.2 Tujuan Penulisan .................................................................... 1
I.3 Sistematika Penulisan ............................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Ruang Isolasi ...................................................... 3
2.2
Tujuan Ruang Isolasi ............................................................ 3
2.3
Indikasi Perawatan Di Ruang Isolasi .................................. 3
2.4
Syarat Ruang Isolasi .............................................................. 4
2.5
Macam-Macam Ruang Isolasi .............................................. 4
2.6
Peran Perawat yang dapat di Terapkan di Ruang Isolasi.. 6
2.7
Prosedur Perawatan Ruang Isolasi ...................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................. 14
3.2 Saran
........................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko
penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh
dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal dari pasien maupun petugas kesehatan.
Tata cara pelaksanaan isolasi sangat
beragam, mulai dari bentuk isolasi yang sangat ketat (dengan ruangan perawatan
yang dirancang khusus disertai pengamanan barang bekas pakai dari penderita)
sampai dengan bentuk isolasi yang sangat sederhana (hanya melakukan cuci tangan
dengan antiseptik).
Rumah sakit dengan kapasitas tempt
tidur yang besar seperti rumah sakit rujukan nasional atau rumah sakit untuk
pendidikan memiliki ruangan/bangsal perawatan khusus untuk penyakit-penyakit
menular oleh karena kasusnya cukup banyak dan beragam.
Ruangan
atau bangsal perawatan ini harus memenuhi sejumlah persyaratan, khususnya
sebagai ruangan perawatan isolasi. Maka dari itu, perawatan terhadap pasien di
ruang isolasi harus dilakukan sebaik mungkin
1.2
Tujuan Penulisan
1.2.1
Tujuan
Umum
Membantu mahasiswa memahami tentang cara-cara perawatan dalam ruang isolasi.
1.2.2
Tujuan
Khusus
a. Mengetahui pengertian ruang isolasi
b. Mengetahui tujuan ruang isolasi
c. Mengetahui indikasi perawatan di ruang isolasi
d. Memahami syarat ruang isolasi
e.
Mengetahui macam-macam ruang isolasi
f.
Memahami peran
perawat yang dapat di terapkan di ruang
isolasi
g.
Memahami prosedur perawatan ruang isolasi
1.3
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini disusun sebagai
berikut :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Tujuan
Penulisan
I.3 Sistematika
Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ruang Isolasi
2.2 Tujuan Ruang Isolasi
2.3 Indikasi Perawatan Di Ruang Isolasi
2.4 Syarat Ruang Isolasi
2.5 Macam-Macam Ruang Isolasi
2.6 Peran Perawat Yang Dapat Di Terapkan Di Ruang Isolasi
2.7 Prosedur Perawatan Ruang Isolasi
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Ruang isolasi adalah adalah
ruang di rumah sakit yang khusus menjaga pasien dengan kondisi medis tertentu yang terpisah dari pasien lain saat mereka menerima
perawatan medis (Sabra L. Katz-Wise, 2006).
Ruang isolasi adalah ruang yang
digunakan untuk perawatan pasien dengan penyakit resiko yang dapat ditularkan
pada orang lain seperti penyakit-penyakit infeksi antara lain HIV/AIDS, SARS,
Flu Burung, Flu Babi, dan lain-lain (DepKes
RI).
Secara umum, ruang isolasi adalah
ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat pasien dengan kondisi
medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat perawatan medis
dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan
mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan.
2.2.
Tujuan Perawatan Ruang Isolasi
2.2.1.
Tujuan Umum
Sebagai
pedoman bagi petugas medis, paramedis dan non-medis dalam penanganan dan
deteksi dini, dimana pada
pelaksanaannya dilakukan seminimal mungkin kontak dengan penderita, baik jumlah
tenaga medis maupun lamanya waktu kontak.
2.2.2.
Tujuan
Khusus
·
Memberikan petunjuk pemeriksaan
penderita sesuai diagnosa penyakitnya.
·
Memberikan petunjuk alur perawatan
pasien.
·
Memberikan petunjuk pemeriksaan
dan pemberian terapi di ruang perawatan isolasi
·
Mencegah terjadinya infeksi
2.3.
Indikasi Perawatan Ruang Isolasi
·
Pasien yang akan dilakukan
kemoterapi agresif
·
Pasien yang akan dilakukan
transplantasi sumsum tulang
·
Pasien yang mempunyai ANC <
500 sel/µL
2.4.
Syarat Ruang Isolasi
a. Pencahayaan
Menurut
KepMenKes 1204/Menkes/SK/X/2004, intensitas cahaya untuk ruang isolasi adalah 0,1 ± 0,5 lux dengan warna cahaya biru.
Selain itu ruang isolasi harus mendapat
paparan sinar matahari yang cukup.
b.
Udara
Pengaturan sirkulasi
udara ruang isolasi pada dasarnya menggunakan prinsip tekanan yaitu tekanan
bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
c. Kondisi Ruangan
· Lokasinya harus terisolasi, jauh dari ruang
perawatan penderita kasus penyakit lain;
· Ventilasi ruangan harus memadai;
· Bila keluar dari ruangan, harus lebih dahulu
melalui ruangan transisi untuk menuju pintu keluar, pintu ini harus selalu
dalam posisi tertutup;
· Ruangan termasuk kamar mandi/wc harus dibersihkan
secara berkala di samping menjaga kebersihan sehari-hari;
· Prosedur keperawatn harus benar-benar dijalankan; barang-barang yang
telah digunakan oleh penderita (seperti selimut, sprei, dan lain-lain) harus
dikelola dengan benar dan aman.
d. Pengelolaan limbah
Pada
prinsipnya pengelolaan limbah pada ruang isolasi sama dengan pengelolaan
limbah medis infeksius yang umumnya terdiri
dari penimbunan, penampungan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.
2.5.
Macam-Macam Ruang Isolasi
Berdasarkan
tekanan udaranya, ruang isolasi dibedakan atas :
(1)
Ruang Isolasi Bertekanan
Negatif
Pada
ruang isolasi bertekanan negatif udara di dalam ruang isolasi lebih rendah dibandingkan
udara luar. Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara yang keluar dari ruangan
isolasi sehingga udara luar tidak terkontaminasi oleh udara dariruang isolasi.
Ruang isolasi bertekanan negatif ini digunakan untuk penyakit- penyakit menular
khususnya yang menular melalui udara sehingga kuman-kuman penyakit tidak akan
mengkontaminasi udara luar. Untuk metode pembuangan udara atau sirkulasi udara
digunakan sistem sterilisasi dengan HEPA (High-Efficiency Particulate Air).
(2)
Ruang Isolasi Bertekanan Positif
Pada
ruang isolasi bertekanan positif udara di dalam ruang isolasi lebih
tinggidibandingkan udara luar sehingga mennyebabkan terjadi perpindahan udara
daridalam ke luar ruang isolasi. Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara
luar yangmasuk ke ruangan isolasi sehingga udara ruang isolaso tidak
terkontaminasi oleh udara luar. Ruang isolasi bertekanan positif ini digunakan
untuk penyakit-penyakit immunodeficiency seperti HIV AIDS atau pasien-pasien
transplantasi sumsumtulang.
Untuk memperoleh udara di
ruang isolasi sehingga menghasilkan tekanan positif di ruang isolasi
digunakan udara luar yang sebelumnya telah disterilisasi terlebih dahulu.
Berdasarkan
fungsinya, ruang isolasi dibedakan atas :
(1) Strict Isolation
Ruang isolasi ini digunakan untuk
penderita wabah dipteri, pneumonia, varicella. Difokuskan untuk mencegah
penyebaran kuman lewat udara.
(2) Contact Isolation
Digunakan untuk penderita infeksi
pernafasan akut, influensa pada anak-anak, infeksi kulit, herpessimplex, rubela
scabies. Difokuskan untuk mencegah penyebaran infeksi dengan membatasi
kontak.
(3) Respiratory Isolation
Digunakan untuk penderita epiglotis,
meningitis, pertusis, pneumonia, dsb. Difokuskan untuk mencegah penyebaran
infeksi oleh tisu dan droplet pernapasan karena batuk, bersin, inhalasi.
(4) Tuberculosis Isolation
Digunakan untuk penderita TBC
(Tuberculosis). Difokuskan untuk mencegah penyebaran acid fast bacilli.
(5) Enteric Isolation
Digunakan untuk penderita
gastroenteritis, demam tipoid, kolera, diare dengan penyebab infeksius, encepalitis,
meningitis. Difokuskan untuk mencegah penyebaran infeksi melalui kontak
langsung atautidak langsung dengan feces
(6) Drainage/Secretion Isolation
Digunakan untuk penderita dengan
drainasi lesi, abses, infeksi luka bakar, infeksi kulit, luka dekubitus,
konjungtivis. Difokuskan untuk mencegah penyebaran infeksi, membatasi kontak
langsung maupun tidak langsung dengan material tubuh.
(7) Blood/Body Fluid Isolation
Digunakan untuk penderita Hepatitis B,
Sipilis, AIDS, Malaria. Difokuskan untuk mencegah penyebaran infeksi, membatasi
kontak langsung maupun tidak langsung dengan cairan tubuh.
(8) Disease-Specific Isolation
Untuk pencegahan penyakit
specifik, contoh tuberkulosis paru.
2.6.
Peran Perawat yang Dapat di Terapkan di Ruang Isolasi
Perawat di ruang isolasi berperan dalam
pencegahan infeksi (baik dari pasien ke petugas maupun dari pasien ke pasien
lainnya) dengan cara sebagai berikut :
a.
Administrative Controls
·
Pendidikan
Mengembangkan sistem
pendidikan tentang tindakan pencegahan kepada pasien, petugas, dan pengunjung
rumah sakit untuk meyakinkan mereka dan bertanggung jawab dalam menjalankannya.
·
Adherence to Precaution (Ketaatan
terhadap tindakan pencegahan)
Secara periodik menilai
ketaatan terhadap tindakan pencegahan dan adanya perbaikan langsung.
b.
Universal Precautions (Pencegahan/Kewaspadaan Umum)
Kewaspadaan
umum yaitu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga
kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada
prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik
berasaldari pasien maupun petugas kesehatan (Nursalam, 2007). Secara garis
besar, standard kewaspadaan universal di ruang isolasi antara lain :
1)
Cuci tangan dengan menggunakan
antiseptik setelah berhubungan dengan pasien atau setelah membuka sarung
tangan.
2)
Segera cuci tangan setelah ada
hubungan dengan cairan tubuh.
3)
Pakai sarung tangan bila
mungkin akan ada hubungan dengan cairan tubuh atau peralatan yang
terkontaminasi dan saat menangani peralatan habis pakai.
4)
Pakai masker dan kacamata
pelindung bila mungkin ada percikan cairan tubuh.
5)
Tangani dan buang jarum suntik
dan alat tajam lain secara aman;
6)
Bersihkan dan disinfeksikan
tumpahan cairan tubuh dengan bahan yang cocok.
7)
Patuhi standar untuk disinfeksi
dan sterilisasi alat medis.
8)
Tangani semua bahan yang
tercemar dengan cairan tubuh sesuai prosedur.
9)
Buang limbah sesuai prosedur. Pemisahan
limbah sesuai jenisnya diawali sejak limbah tersebut dihasilkan
2.7.
Prosedur Perawatan Ruang Isolasi
2.7.1. Persiapan
Sarana
1)
Baju skort/Baju operasi yang
bersih, rapi (tidak robek) dan sesuai ukuran badan.
2)
Sepatu bot karet yang bersih,
rapih (tidak robek) dan sesuai ukuran kaki.
3)
Sepasang sarung tangan DTT
(Desinfeksi Tingkat Tinggi) atau steril ukuran pergelangan dan sepasang sarung tangan
bersih ukuran lengan yang sesuai dengan ukuran tangan.
4)
Sebuah gaun luar dan apron DTT
dan penutup kepala yang bersih.
5)
Masker
6)
kaca mata pelindung
7)
Lemari berkunci tempat
menyimpan pakaian dan barang–barang pribadi.
8)
Bak cuci tangan dengan keran
9)
Sabun atau desinfektan
10)
Handuk
11)
Penutup kepala
12)
Handscoon steril
2.7.2. Prosedur
Memasuki Ruang Isolasi
Saat masuk ke
ruang perawatan isolasi, lakukan hal sebagai berikut.
(Langkah awal)
1)
Lepaskan cincin, jam atau
gelang
2)
Lepaskan pakaian luar
3)
Kenakan baju operasi sebagai lapisan
pertama pakaian pelindung.
4)
Lipat pakaian luar dan simpan
dengan perhiasan dan barang–barang pribadi lainnya di dalam lemari berkunci yang
telah disediakan.
5)
Cuci tangan 7 langkah,
keringkan menggunakan handuk.
7 langkah
mencuci tangan, yaitu :
(1) (2) (3)
(4) (5) (6)
(7)
Keterangan :
(1) Gosokkan kedua telapak tangan
(2) Gosok kedua telapak tangan dan
sela-sela jari tangan
(3) Gosok punggung dan sela sela jari
tangan kanan dengan tangan kiri dan sebaliknya
(4) Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan
saling mengunci
(5) Gosok ibu jari kanan berputar
dalam genggaman tangan kiri dan lakukan sebaliknya
(6) Gosokkan dengan memutar ujung
jari-jari tangan kiri di telapak tangan kanan dan sebaliknya
(7) Gosok pergelangan tangan kiri
dengan menggunakan tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
(Penggunaan Alat Perlindungan Diri/APD)
6)
Menggunakan sepatu boot
7)
Memakai penutup kepala lalu
memakai masker.
8)
Memakai baju skort
-
Kenakan skort pelindung dengan
memasukkan kedua lengan ke dalam lengan baju
-
Selipkan jari-jari dibawah tali
dalam tali leher baju dan tarik tali-tali tersebut kebelakang. Ikat tali leher
tersebut dengan simpul yang sederhana,atau ikatan ketat velkro
-
Raihlah bagian belakang dan
tarik sisi skort sehingga seragam tertutup seluruhnya. Ikat tali pinggang
dengan simpul sederhana, atau ikatan ketat velkro
9)
Kenakan celemek plastik/apron
10)
Menggunakan handscoon steril
-
Buka pembungkus kemasan bagian
luar dengan hati hati menyibakkannya kesamping
-
Pegang kemasan bagian dalam dan
taruh pada permukaan datar yang bersih tepat diatas ketinggian pergelangan
tangan
-
Buka kemasan, pertahankan
sarung tangan pada permukaan dalam pembungkus
-
Bila sarung tangan belum
dibedaki, ambil sebungkus bedak dan tuangkan dsedikit pada tangan diatas bak
cuci atau keranjang sampah
-
Identifikasi sarung tangan
kanan dan kiri. Kenakan sarung tangan pada tangan dominan terlebih dahulu.
-
Dengan ibu jari dan dua jari
lainnya dari tangan yang dominan anda, pegang tepi manset sarung tangan untuk
tangan dominan sentuh hanya pada permukaan dalam sarung tangan.
-
Dengan hati hati tarik sarung
tangan pada tangan dominan, lebarkan manset dan pastikan bahwa manset tidak
menggulung. Pastikan juga pada ibu jari dan jari jari pada posisi yang tepat.
-
Dengan tangan dominan anda yang
telah menggunakan sarung tangan masukkan jari anda dibawah manset sarung tangan
kedua
-
Dengan hati hati tarik sarung
tangan kedua pada tangan non dominan anda. Jangan biarkan jari jari dan ibu
jari sarung tangan dominan menyentuh bagian tangan non dominan anda yang
terbuka.
-
Jika sudah terpasang cakupkan
kedua tangan anda.
11) Kenakan alat pelindung mata (goggles/kacamata)
12) Perawat siap masuk kedalam ruang isolasi.
2.7.3. Prosedur
Keluar Ruang Isolasi
1)
Melepaskan Alat Perlindungan
Diri (perlu disediakan ruang ganti khusus untuk melepaskan Alat Perlindungan
Diri/APD).
Tabel rincian pelepasan APD
Bahan
|
Dekontaminasi
|
Pembersihan
|
Sterilisasi
|
Kaca mata
Pelindung dan penutup
wajah.
|
Lap dengan
larutan klorin
0,5 % setelah setiap prosedur.
|
Cuci dengan
detergen dan air. Bilas dengan air bersih, keringkan di udara atau handuk,
setelah setiap prosedur.
|
Tidak perlu
|
Linen (kap,
masker, baju
cuci, gaun
penutup)
|
Tidak perlu.
(Staf binatu harus memakai gaun, sarung tangan, sepatu tertutup, dan alat
pelindung
mata kalau
menangani nlinen kotor)
|
Cuci dengan
detergen
dan air untuk menghilang-kan
semua partikel kotoran. Bilas dengan air bersih, keringkan di udara atau
dengan mesin. Pakaian yang dikeringkan di udara dapat disetrika
sebelum
dipakai.
|
Tidak perlu
|
Apron
(plastik atau karet
yangberat)
|
Lap dengan
larutan klorin
0,5 %. Bilas dengan air bersih.
|
Cuci dengan
detergen dan air. Bilas dengan air bersih, keringkan di udara atau dengan handuk.
|
Tidak perlu
|
Alas kaki
(sepatu karet
atau sepatu
bot)
|
Lap dengan
larutan klorin
0,5 %. Bilas dengan air bersih.
|
Cuci dengan
detergen dan air. Bilas dengan air bersih, keringkan di udara atau dengan handuk.
|
Tidak perlu
|
Gaun bedah,
handuk linen dan pembung-kus
|
Tidak perlu
(Staf binatu harus memakai
apron/celemek,
sarung tangan,
dan alat
pelindung mata sewaktu
menangani
linen kotor).
|
Cuci dengan
detergen
dan air. Bilas
dengan
air bersih,
udara atau
mesin
pengering
sesudah pakai.
|
Lebih
diinginkan
|
2)
Pakaian bedah / masker masih
tetap dipakai.
3)
Lepaskan pakaian bedah dan
masker di ruang ganti pakaian umum, masukkan dalam kantung berlabel infeksius.
4)
Mandi dan cuci rambut (keramas)
5)
Sesudah mandi, kenakan pakaian
biasa.
6)
Pintu keluar dari ruang
perawatan isolasi harus terpisah dari pintu masuk.
2.7.4. Penatalaksanaan
Limbah / Sampah
Penatalaksanaan limbah / sampah yang terkontaminasi yang benar
mencakup
:
1)
Petugas kebersihan harus
memakai APD.
2)
Menggunakan plastik atau wadah
besi dengan tutup yang dapat dipasang dengan rapat.
3)
Pisahkan sampah terkontaminasi
dan tidak terkontaminasi. Beri tanda pada wadah untuk sampah terkontaminasi.
4)
Taruh tempat sampah ditempat
yang dimerlukan dan nyaman bagi pemakai.
5)
Perlengkapan yang digunakan
untuk menampung dan membuang sampah tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
6)
Cuci semua wadah atau tempat
sampah dengan menggunakan larutan disinfektan (klorin 0,5%) dan bilas dengan
air secara teratur.
2.7.5. Prosedur
Penanganan Linen
1)
Gunakan APD lengkap.
2)
Jika mengumpulkan dan membawa
linen kotor, tangani sesedikit mungkin dan dengan kontak minimal untuk mencegah
perlukaan dan penyebaran mikroorganisme.
3)
Anggap semua bahan kain yang
telah dipakai untuk suatu prosedur sebagai infeksius, sekalipun tidak tampak
adanya kontaminasi.
4)
Bawa linen kotor dalam
kontainer tertutup atau kantong plastik untuk mencegah keterceceran dan batasi
linen kotor itu dalam area tertentu sampai dibawa ke binatu.
5)
Pilih dengan hati-hati
semua linen di area binatu sebelum dicuci.
2.7.6. Pemulasaraan
Jenazah
Penatalaksanaan terhadap jenazah dilakukan secara khusus sesuai
dengan Peraturaan Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular, terdiri dari :
a.
Memperhatikan norma agama atau
kepercayaan dan perundangan yang berlaku.
b.
Pemeriksaan terhadap jenazah
dilakukan oleh petugas kesehatan.
c.
Perlakuan terhadap jenazah
dan penghapus-hamaan bahan dan alat yang digunakan dalam penatalaksanaan jenazah
dilakukan oleh petugas kesehatan.
Berikut prosedur pemulasaraan jenazah:
1)
Seluruh petugas pemulasaraan jenazah telah
mempersiapkan kewaspadaan umum (universal precaution).
2)
Sebelumnya mencuci tangan dengan sabun, serta sebelum
dan sesudah sarung tangan dilepas.
3)
Perlakuan terhadap jenazah : luruskan tubuh, tutup
mata, telinga, dan mulut dengan kapas / plester kedap air, lepaskan alat
kesehatan yang terpasang, setiap luka harus diplester dengan rapat.
4)
Jika diperlukan untuk memandikan jenazah (air pencuci
dibubuhi bahan desinfektan) atau perlakuan khusus terhadap jenazah maka hanya
dapat dilakukan oleh petugas khusus dengan tetap memperhatikan universal
precaution.
5)
Jenazah ditutup dengan kain kafan / bahan dari
plastik (tidak dapat tembus air). Dapat juga jenazah ditutup dengan bahan kayu
atau bahan lain yang tidak mudah tercemar.
6)
Jenazah tidak boleh dibalsem,
atau disuntik pengawet.
7)
Jika akan diautopsi hanya dapat
dilakukan oleh petugas khusus, autopsi dapat
dilakukan jika sudah ada izin dari pihak keluarga dan direktur rumah sakit.
8)
Jenazah yang sudah dibungkus
tidak boleh dibuka lagi.
9)
Jenazah sebaiknya hanya diantar
/ diangkut dengan mobil jenazah.
10)
Jenazah sebaiknya tidak lebih
dari 4 jam disemayamkan didalam pemulasaraan jenazah.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ruang isolasi adalah suatu ruangan
perawatan yang mampu merawat pasien menular agar tidak terjadi atau
memutus siklus penularan penyakit melindungi pasien dan petugas kesehatan.
Pada umumnya, ruang isolasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu tekanan udara
negatif (Negative Pressure) dan ruang isolasi dengan tekanan udara positif
(Positive Pressure).
Perawat di ruang isolasi berperan dalam pencegahan infeksi dengan
penerapan universal precaution. Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) dengan
baik dan benar di ruang isolasi akan mencegah terjadinya infeksi baik terhadap
perawat/tenaga kesehatan lain maupun lingkungan.
3.2
Saran
·
Pentingnya
penerapan dalam perawatan ruang isolasi terhadap pasien sehingga diharapkan
mahasiswa lebih mendalami pemahaman tentang ruang isolasi.
·
Aplikasi dari
berbagai teori perawatan ruang isolasi diharapkan terus dipelajari mahasiswa
keperawatan.
·
Dengan
memahami prosedur perawatan ruang isolasi, mahasiswa diharapkan mampu
melaksanakan pelayanan keperawatan dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2008.Tata Laksana
Avian Influenza.
http://www.scribd.com/doc/58134337/LT-Ruang-Isolasi, 18/11/2011, 11.15 WIB.
http://ners-blog.blogspot.com/2011/10/proses-keperawatan-ruang-isolasi.html, 18/11/2011, 13.35 WIB.
http://indonesiabisasehat.blogspot.com/2009/07/kumpulan-informasi-tentang-infeksi.html,
19/11/2011, 13.05
WIB. Sabra L. Katz-Wise. 2006.
Comments