ASKEP DHF ( ASUHAN KEPERAWATAN DHF )

PENCEGAHAN DHF
Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:
1.      Rumah selalu terang
2.      Tidak menggantung pakaian
3.       Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari sekali
4.      Kubur barang – barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat terkumpulnya air hujan
5.      Tutup tempat penampungan air

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.      Pengkajian
a.       Identitas klien
Nama                     : An. G
Usia                       : 10 tahun.
Jenis kelamin         : Laki-laki.
Pendidikan                        :  (tidak di cantumkan dikasus)
Pekerjaan               :  -
Agama                  :  Islam (tidak di cantumkan dikasus)
Tgl Masuk RS      : 3 November 2013 (tidak di cantumkan dikasus)
Tgl Pengkajian     : 3 November 2013 (tidak di cantumkan dikasus)
Diagnosa              : Dengue Haemoragic Fever
No. Medrec          :  (tidak di cantumkan dikasus)
Alamat                 :  (tidak di cantumkan dikasus)

b.      Identitas Penanggung Jawab
Nama                     : Ny. T (tidak di cantumkan dikasus)
Umur                     : 35 Tahun (tidak di cantumkan dikasus)
Jenis Kelamin        : Perempuan (tidak di cantumkan dikasus)
Pekerjaan                : Ibu Rumah Tangga (tidak di cantumkan dikasus)
Hub. Dengan Klien: Ibu (tidak di cantumkan dikasus)
Alamat                  : (tidak di cantumkan dikasus)
c.       Riwayat kesehatan
a)      Keluhan Utama
Klien mengeluh demam tinggi.
b)      Riwayat Kesehatan sekarang
P          : Menurut ibunya, klien demam disertai, lemas, nyeri sendi dan adanya riwayat epitaksis sejak 5 hari yang lalu.
Q         : Menurut ibunya klien slalu terbangun pada saat tertidur karena panas ( tidak dicantumkan dikasus).
R         : Demam di rasakan pada bagian kulit (tidak di cantumkan dikasus)
S          : Skala demam berat, karena klien mngeluh demam tinggi (tidak di cantumkan dikasus).
T          : Demam dirasakan terus menerus dalam setiap waktu ( tidak dicantumkan dikasus ).



c)      Riwayat Kesehatan dahulu
Klien belum pernah mengalami penyakit yang sama ( tidak di cantumkan dikasus).
d)     Riwayat Kesehatan keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit yang sama (tidak di cantumkan dikasus ).
e)      Riwayat Psikososial
(tidak di cantumkan dikasus ).

d.      Data Biologis
Pola kehidupan sehari- hari (tidak di cantumkan di kasus).

e.       Pemeriksaan fisik
a.       Keadaan umum
1.      Kesadaran : samnolen (tidak dicantumkan di kasus)
b.      Tanda-Tanda Vital
1.      Temperatur                : 390C (tidak dicantumkan di kasus)
2.      Denyut nadi /HR       : 120x/menit
3.      Respirasi                    : 14x/menit (tidak dicantumkan di kasus)
4.      Tekanan darah           : 80/70 mmHg

c.       Pemeriksaan fisik
a.       Sistem Pulmonal
-          Subyektif : ada riwayat epitaksis
-          Obyektif  : -
b.       Sistem Cardiovaskuler
-          Subyektif : Menurut ibunya klien tampak lemah
-          Obyektif  : 120x/menit, trombositopenia, hemokosentrasi dan tekanan darah 80/70 mmHg (hipotensi).
c.       Sistem Neurosensori
-          Subyektif  : -
-           Obyektif  :  Pada grade III  biasanya pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran (tidak dicantumkan dikasus).

d.      Sistem Musculoskeletal
-           Subyektif : Menurut ibunya klien nyeri sendi.
-           Obyektif  : -
e.       Sistem Pencernaan
-          Subyektif : -
-          Obyektif  : adanya nyeri tekan pada abdomen bagian epigastrum hingga kuadran kanan atas dan adanya hematomegali (pembesaran hati).
f.       Sistem Integumen
- Subyektif : klien mengeluh demam tinggi,
- Obyektif  : ekstremitas teraba dingin

2.      Analisa data
No
Data
Etiologi
Masalah
1.       
Ds     : menurut ibunya klien tampak lebih lemah,
Do    : ekstremitas teraba dingin, TD 80/70, trombositopenia dan hemokosentrasi
Perdararahan
Gangguan perfusi jaringan
2.       
Ds     : klien mengeluh demam tinggi, menurut ibunya klien tampak lemah dan nyeri sendi
Do     :  Temperatur : 390C (Tidak dicantumkan dikasus)

Proses infeksi virus dengue (viremia)
Hipertermi (peningkatan suhu tubuh)
3.       
Ds     : -
Do     : adanya nyeri tekan pada abdomen bagian epigastrium, adanya hematomegali dan HR : 120x/menit
Penekanan vena hepatik
Gangguan rasa nyaman nyeri epigastrium
4.       
Ds     : klien mengeluh demam tinggi, menurut ibunya adanya epitaksis
Do     : trombositopenia dan hemokosentrasi
Kekurangan cairan tubuh, kebocoran plasma
Risiko tinggi terjadinya shock hypovolemik


3.      Diagnosa Keperawatan
A.    Dari skenario
a.       Hipertermi (peningkatan suhu tubuh) berhubungan dengan Proses infeksi virus dengue (viremia)
b.      Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan
c.       Gangguan rasa nyaman nyeri epigastrium berhubungan dengan Penekanan vena hepatik
d.      Risiko tinggi terjadinya shock hypovolemik berhubungan dengan Kekurangan cairan tubuh, kebocoran plasma
B.     Dari sumber
e.        Defisit volume cairan berhubungan dengan  peningkatan permebilitas, perdarahan
f.        Infeksi pola nafas berhubungan dengan penumpukan/akumulasi cairan dirongga pleura
g.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia
h.      Peningkatan suhu tubuh (hiperemia) berhubungan dengan  proses infeksi virus (viremia)
i.        Gangguan rasa nyaman : nyeri epigastrium berhubungan dengan penekanan pada vena hepatik
j.        Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan  perdarahan
k.      Anxietas pada ibu berhubungan dengan  kurangnya informasi rentang penyakit
l.        Risiko tinggi terjadinya syhok hipovolemik berhubungan dengan  kekurangan cairan, kebocoran plasma.
m.    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.







4.      Intervensi dan Rasional
Dx
Tujuan
Intervensi
Rasional
I
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan  suhu tubuh normal. Dengan kriteria hasil :
-          klien tidak mengeluh demam tinggi
-          Klien tidak tampak lemah
-          Tidak ada nyeri sendi
-          Temperatur : 390C menjadi 370C (Tidak dicantumkan dikasus)



a.       Mengkaji saat tumbuhnya demam
b.      Mengobservasi tanda vital (suhu, nadi, TD, dan pernafasan) setiap 3 jam/lebih.
c.       Memberikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh.


d.      Memberikan penjelasan pada klien atau keluarga tentang hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien atau keluarga kooperatif
e.       Menjelaskan pentingnya tirah baring bagi pasien dan akibatnya jika hal tersebut tidak dilakukan.

f.       Menganjurkan klien untuk banyak minum + 2,5 1/24 jam dan jelaskan manfaat bagi klien.





g.      Memberikan kompres dingin (pada axila dan lipat paha)

h.      Menganjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal

i.        Catat asupan dan keluaran

j.         Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai indikasi



a.        Untuk mengkaji pola demam klien
b.      Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk keadaan umum klien.
c.       Penjelasan tentang kondisi dialami klien dapat membantu klien/keluarga mengurangi kecemasan
d.      Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan di rumah sakit


e.       Penjelasan yang diberikan pada klien atau keluarga akan memotivasi klien kooperatif
f.       Peningkatan suhu tubuh mengakitbatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu imbangi dengan asupan cairan yang banyak
g.      Kompres dingin akan membantu menurunkan suhu tubuh
h.      Pakaian yang tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh
i.        Mengetahui adanya ketidakseimbangan cairan tubuh
j.        Pemberian cairan sangat penting bagi klien dengan suhu tinggi pemberian cairan merupakan wewenang dokter sehingga perawat perlu kolaborasi.



II
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan klien perfusi jaringan perifer kembali adekuat, Dengan kriteria hasil :
-           Klien tidak tampak lemah
-          Ekstremitas tidak teraba dingin
-          TD 80/70 menjadi normal
-          Tidak ada trombositopenia
-          Tidak ada  hemokosentrasi
a.       Kaji sirkulasi pada ekstermitas ( suhu, kelmbaban, dan warna )

b.      Observasi kemungkinan terjadinya kematian jaringan pada ekstremitas.




c.        Ambil darah untuk pemeriksaan darah lengkap ( trombosit, leukosit, hemoglobin )



d.      Anjurkan klien untuk istirahat
a.       Mengetahui secara dini adanya perubahan perfusi jaringan.
b.       Adanya kematian jaringan seperti dingin, nyeri, oedem, menunjukkan terjadinya perubahan perfusi jaringan.
c.       Dengan jumlah trombosit yang dipantau setiap hari dapat diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah.
d.       Aktivitas klien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan ( epitaksis )
III
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan Rasa nyaman pasien terpenuhi.
Nyeri berkurang atau hilang
.. Dengan kriteria hasil :
-          Tidak ada nyeri tekan pada abdomen bagian epigastrium
-          Tidak ada hematomegali
-           HR : 120x/menit menjadi normal


a.       Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien.

b.      Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang tenang.
c.        Alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri.


d.       Berikan obat-obat analgetik


a.       untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.

b.      Untuk mengurangi rasa nyeri


c.        Dengan melakukan aktivitas lain pasien dapat melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang dialami.
d.      Analgetik dapat menekan atau mengurangi nyeri pasien.
IV
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan klien tidak terjadi syok hipovolemik. Dengan kriteria hasil :
-          Klien tidak  mengeluh demam tinggi
-          Tidak adanya epitaksis
-          Tidak ada trombositopenia
-          Tidak ada hemokosentrasi
a.       Monitor keadaan umum pasien.



b.      Observasi tanda-tanda vital tiap 2 sampai 3 jam.

c.       Monitor tanda perdarahan.

d.       Chek haemoglobin, hematokrit, trombosit


e.        Berikan transfusi sesuai program dokter.


f.        Lapor dokter bila tampak syok hipovolemik.


a.       memantau kondisi pasien selama masa perawatan terutama pada saat terjadi perdarahan sehingga segera diketahui tanda syok dan dapat segera ditangani.
b.       tanda vital normal menandakan keadaan umum baik
c.       Perdarahan cepat diketahui dan dapat diatasi sehingga pasien tidak sampai syok hipovolemik.
d.      Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien sebagai acuan melakukan tindakan lebih lanjut.
e.       Untuk menggantikan volume darah serta komponen darah yang hilang.
f.       Untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sesegera mungkin.



Comments

Popular posts from this blog

SATUAN ACARA PENYULUHAN NUTRISI IBU HAMIL ( SAP NUTRISI IBU HAMIL )

LAPORAN PENDAHULUAN HEMOROID ( LP HEMOROID )