Relaksasi Progresif
A.
Teknik
Relaksasi Progresif
1.
Definisi
Teknik relaksasi progresif diperkenalkan
oleh ahli fisiologis dan psikologis Edmund Jacobson tahun 1929 dengan buku Progresif Relaxation menjelasakan bahwa
teknik relaksasi progresif adalah teknik relaksasi otot dalam yang tidak
memerlukan imajinasi dan sugesti. Berdasarkan keyakinan bahwa tubuh manusia
berespon pada kecemasan dan kejadian yang merangsang pikiran dan ketegangan (Setyoadi dan
Kusharyadi, 2011).
Progresif Muscle Relaxation merupakan prosedur untuk mendapatkan relaksasi
otot melalui dua langkah, yaitu dengan memberikan tegangan pada suatu kelompok
otot, dan menghentikan tegangan pada suatu kelompok otot, dan menghentikan
tegangan tersebut kemudian memusatkan perhatian terhadap bagaimana otot
tersebut menjadi rileks, merasakan sensasi rileks, dan ketegangan menghilang (
Richmond, 2007 dalam Budi, 2012).
Relaksasi progresif adalah suatu
keterampilan yang dapat dipelajari dan digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan ketegangan dan mengalami rasa nyaman tanpa tergantung pada
hal/subjek diluar dirinya atau teknik relaksasi progresif adalah suatu gerakan
yang dilakukan untuk menghasilkan respon stress atau ketegangan (Soesmajlijah, 2012
dalam Mukarom, 2014 ). Dalam buku Student Manual for Theory and Practice of
Conseling and Psychotherapy, istilah relaksasi sering digunakan untuk
menjelaskan aktifitas yang menyenangkan, seperti menonton bioskop, olahraga,
mendengarkan musik, dan pijat. (Mukarom, 2014).
Manfaat relaksasi progresif adalah
teknik, menciptakan ketentraman batin, mengurangi rasa cemas, mengurangi
khawatir atau gelisah, menjadikan detak jantung lebih rendah, mengurangi
tekanan darah tinggi, menciptakan ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit,
menjadikan daya ingat lebih baik dan meningkatkan kemampuan untuk berhubungan
dengan orang lain (Handayono, 2006).
Keluhan–keluhan yang insomnia, depresi,
kelelahan, kram otot, nyeri leher dan pinggul, tekanan darah tinggi, fobia
ringan dan gagap. Lama untuk relaksasi progresif ini bisa satu sampai dua
minggu atau dua kali 15 menit per hari. Seperti kebanyakan orang tidak
mengetahui otot mana yang mengalami keregangan kronis (Davis, 1995 dalam Heru 2011).
Relaksasi progresif memberikan cara mengidentifikasi otot dan kumpulan otot
tertentu serta membedakan antara perasaan tegang dan relaksasi dalam. Empat
kelompok otot utama yang meliputi :
a.
Tangan,
lengan dan otot bisep.
b.
Kepala,
muka, tenggorokan dan bahu, termasuk pemusatan perhatian pada dahi, pipi,
hidung, mata, rahang, bibir lidah dan leher. Sedapat mungkin perhatian
dicurahkan pada kepala, karena dari pandangan emosional otot yang penting dalam
tubuh anda berada di sekitar area ini.
c.
Dada,
lambung dan punggung bagian bawah.
d.
Paha,
bokong, betis, dan kaki.
Relaksasi bertahap dapat dipraktekan
dengan berbaring atau duduk di kursi. Tiap otot atau kelompok otot ditegakkan
selama lima sampai tujuh detik dan dirileksasikan dua belas sampai lima belas
detik. Proses ini diulang paling tidak satu kali. Jika area itu tetap tegang,
anda dapat mempratikan lagi sampai lima kali. Anda juga mendapatkan manfaat
dengan menggunakan ekspresi relaksasi berikut ketika anda tidak tegang.
Lepaskan ketegangan, singkirkan ketegangan, saya merasa tenang dan nyaman,
relaksasi dan lemaskan otot, biarkan ketegangan lenyap.
Relakasasi progresif terapi yang dapat
dilakukan secara mandiri oleh penderita rheumatoid artritis untuk mengatasi
nyeri adalah dengan terapi teknik relaksasi. Relaksasi adalah teknik mengatasi
kekhawatiran, kecemasan atau stress melalui pengendoran otot dan syaraf, itu
terjadi atau bersumber pada obyek-obyek tertentu. Relaksasi merupakan suatu
kondisi istirahat pada aspek fisik dan mental manusia, sementara aspek spirit
tetap aktif bekerja. Dalam keadaan relaksasi, seluruh tubuh dalam keadaan
homeostatis atau seimbang, dalam keadaan tenang tetapi tidak tertidur dan
seluruh otot-otot dalam keadaan rileks dengan posisi tubuh yang nyaman. Salah
satu dari jenis relaksasi adalah progresif.
Jika prosedur sudah terbiasa, tutup mata
dan fokus perhatian pada satu otot setiap kali. Petunjuk relaksasi progresif
dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, yang mungkin ingin anda rekam dan
ulang ketika praktik, akan mengenalkan pada otot tubuh anda yang paling sering
tegang. Bagian kedua prosedur singkat dengan menegangkan dan merileksasikan
beberapa otot secara simultan singkat dengan menegakan dan merileksasikan
beberapa otot secara simultan sekaligus sehingga relaksasi otot dapat dicapai
dalam waktu sangat singkat.
Dari pengertian relaksasi progresif
diatas dapat disimpulkan yaitu relaksasi otot progresif merupakan cara efektif untuk teknik
relaksasi untuk mengenali ketegangan
otot-otot pada berbagai posisi untuk mengurangi nyeri secara bertahap dan
progresif.
2.
TujuanTeknik
Relaksasi Progresif
Tujuan relaksasi otot
(Progresive Muscle Relaxation) menurut (Potterdan Perry, 2009) adalah
sebagai berikut:
a.
Menurunkan
ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan darah tinggi,
frekuesi jantung, laju metabolic,
b.
Mengurangi
disritma jantung,
c.
Mengurangi
kebutuhan oksigen,
d.
Meningkatkan
gelombang alfa di otak yang terjadi ketika pasien sadar dan tidak sadar dan
tidak memfokuskan perhatian secara rileks,
e.
Meningkatkan
rasa kebugaran dan konsentrasi,
f.
Memperbaiki
kemampuan untuk mengatasi stress,
g.
Mengatasi
insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia ringan, gagap
ringan, dan
h.
Membangun
emosi positif dan emosi negatif
3.
Manfaat Relaksasi
Manfaat
relaksasi dalam bidang klinis sudah dibuktikan oleh banyak peneliti di
antaranya Jacobson dan Wolpe (dalam Dewi, 2009), Di Indonesia penelitian
mengenai relaksasi ini sudah banyak dilakukan pada pasien pasca bedah. Besarnya
manfaat yang dihasilkan dari latihan relaksasi ini, merupakan salah satu alasan
penting untuk mempelajari lebih jauh lagi teknik ini serta menyusun alat yang
tepat untuk dijadikan model untuk mempelajari gerakan-gerakannya.
4.
Posisi
melakukan relaksasi progresif
Posis tubuh untuk melakukan relaksasi progresif dengan
benar, nyaman dan baik dibagi menjadi beberapa posisi, yaitu dengan duduk
diatas kursi atau berbaring dengan menutup mata. Tujuan untuk
memudahkan/memusatkan perhatian pada suatu aktivitas otot, dengan
mengidentifikasi kedua posisi itu supaya pasien merasakan rileksasi.
5.
Prosedur
Teknik Relaksasi
a.
Persiapan
Identifikasi
skala nyeri, daerah nyeri, dan kekuatan otot dan lain sebagainya. Kaji kesiapan
perasaan pasien.
b.
Alat-alat
Ruangan
yang sejuk, tidak gaduh, temapat kursi dengan sandaran rileks ada penopang
untuk kaki dan bahu.
c.
Tindakan
1)
Menyiapkan
lingkungan yang memungkinkan melakukan kegiatan relaksasi progresif.
2)
Menjelaskan
teknik dasar progresif yang akan dilakukan dengan cermat agar bias dimengerti
oleh pasien (gunakan otak kanan yang bersifat menerima).
3)
Menjelaskan
lama waktu relaksasi progresif yang efektif (10-20 menit).
4)
Meminta
kepada pasien untuk memposisikan badan senyaman mungkin dan tidak saling
bersentuhan dengan anggota tubuh yang lain serta benda yang ada di sekitarnya.
dak terlalu lambat
Comments