Konsep Lansia
A.
Lansia
1.
Definisi
Lansia adalah bagian dari proses tumbuh
kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari
bayi, anak-anak, dewasa, dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan
perubahan fisik dengan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada
semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis
tertentu. Lanjut usia merupakan suatu proses alami yang di tentukan oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Dimasa ini akan mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial
secara bertahap (Azizah, 2011).
2.
Klasifikasi
pada Lansia
Menurut organisasi kesehtan dunia,WHO
(1999) dalam Azizah, (2011), ada 4 kelompok yaitu :
1)
Usia
pertengahanusia 46 sampai 59 tahun.
2)
Lanjut
usia (Elderly) yakni antara usia 60-74 tahun.
3)
Usia
lanjut tua (Old) yaitu antara75
sampai 90 tahun
4)
Usia
sangat tua (Very Old) yaitu usia diatas 90 tahun.
3.
Proses
menua pada Lansia
Proses menua adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang di derita (Azizah,
2011).
Proses menua atau menjadi tua ini adalah
kombinasi dari (Darmojo, 2009):
a.
Suatu
proses yang telah di tentukan secara genetic pada setiap spesies.
b.
Adanya
kerusakan sel, jaringan dan organ tubuh akibat radikal bebas yang dapat
berbentuk dalam badan sendiri.
c.
Peristiwa
menua akibat metabolisme badan sendiri, antara lain karena kalori yang
berlebihan atau kurang aktivitas dan sebagainya.
4.
Masalah
yang umum pada lansia
Lansia dapat menjalani proses menua
secara normal sehingga dapat menikmati kehidupan yang bahagia dan mandiri.
Proses menua yang sukses merupakan suatu kombinasi dari tiga komponen:
penghindaran dari penyakit dan ketidak mampuan, pemeliharaan kapasitas fisik
dan kognitif yang tinggi di tahun-tahun berikutnya dan keterlibatan secara
aktif dalam kehidupan yang berkelanjutan (Azizah, 2011).
Masalah-masalah yang berhubungan dengan
usia lanjut adalah masalah kesehatan baik kesehatan fisik maupun mental, masalah
sosial, masalah ekonomi, dan masalah psikologis. Banyak orang menghadapi proses
penuaan dengan keprihatinan. Di banyak Negara, penuaan dikaitkan dengan ketidak
mampuan, defisit kognitif, dan sendirian (Azizah, 2011).
Proses menua merupakan sebuah waktu untuk
berbagai kehilangan : kelihangan peran sosial akibat pensiun, kehilangan mata
pencaharian, kehilangan teman dan keluarga (Azizah,2011).
Ketika manusia semakin tua, mereka
cenderung untuk mengalami mesalah-masalah kesehatan yang lebih menetap dan
berpotensi untuk menimbulkan ketidakmampuan. Kebanyakan lansia memiliki satu
atau lebih mengalami keadaan atau
ketidak mampuan fisik yang kronis. Masalah-masalah kronik yang paling sering terjadi pada lansia adalah
artritis, hipertensi, gangguan pendengaran, penyakit jantung, katarak,
deformitas atau kelemahan, ortopedik, sinusitis kronik, diabetes, gangguan
pengelihatan (Azizah,2011).
Ketidakmampuan fungsional yang merupakan
akibat dari beberapa penyakit medis yang terjadi bersama-sama dan
ketidakmampuan ortopedi dan neurologic pada lansia merupakan sesuatu kehilangan
yang besar. Ketidakmampuan fisik tampaknya membawa jumlah kejadian hidup
negative yang lebih tinggi. Ketidak mampuan fisik secara cepat memnyebabkan
keterbatasan untuk melakukan aktivitas sosial atau aktivitas di waktu luang
yang bermakna, isolasi dan berkurangnya kualitas dukungan sosial (Azizah,2011).
5.
Perubahan-perubahan
yang terjadi pada Lansia
Beberapa perubahan pada lansia
diantaranya adalah :
a)
Perubahan
fungsi fisik
Jaringan penghubung (kolagen dan
elastin) sebagai pendukung utama kulit, tendon, tulang, kartilago dan jaringan
pengikat mengalami perubahan menjadi bentangan yang tidak teratur. Perubahan
pada kolagen tersebut merupakan penyebab turunnya fleksibelitas pada lansia
sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri dan mengalami hambatan saat beraktivitas
sehari – hari (Azizah, 2011).
Kartilago
pada persendian lunak dan mengalami granulasi dan akhinya permukaan sendi
menjadi rata, kemudian kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang dan
degenerasi yang terjadi cenderung kearah progresif, konsekuensinya kartilago
pada persendian menjadi rentan terhadap gesekan. Perubahan tersebut sering
terjadi pada sendi besar penumpu berat badan akibatnya perubahan itu mengalami
peradangan, kekakuan, nyeri, keterbatasan nyeri, dan terganggunya aktivitas sehari
– hari (Azizah, 2011).
Pada tulang akan mengalami penurunan
kepadatan tulang setelah di obserfasi adalah bagian dari penuaan fisiologis
Trabekula longitudinal menjadi tipis dan Trabekula transversal terabsobsi kembali.
Dampak berkurangnya kepadatan akan mengakibatkan osteoporosis lebih lanjut (Azizah,
2011).
Perubahan sturuktur pada otot sangat
bervariasi, penurunan jumlah dan ukuran dan serabut otot, peningkatan jaringan
penghubung dan jaringan lemak pada otot mengakibatkan efek negatif. Dampak
perubahan morfologis pada otot adalah penurunan kekuatan, penuruna
fleksibelitas, peningkatan waktu reaksi, dan penurunan kemampuan fungsional
otot. Pada sendi, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament, dan
fasia mengalami penurunan elastisitas(Azizah, 2011).
b)
Perubahan
psikososial
Aspek psikososial lansia adalah semua
segi yang berhubungan dengan factor-faktor kejiwaan (psikologi) dan akibat
sosial dari lansia. Peubahan psikologis terjadi bersama dengan makin lanjut
usia. Perubahan-perubahan ini meliputi gejala-gejala seperti lambatnya
berfikir, berkurangnya daya ingat untuk peristiwa yang baru terjadi,
berkurangnya kegairahan (enthusiasm) peningkatan
kewaspasaan perubahan pola tidur dengan suatu kecenderungan untuk tidur sewaktu
siang dan pergeseran libido. Sebenarnya perubahan-perubahan ini terjadi secara
perlahan, tetapi progresif dan dimulai pada usia 40 tahun. Ditijau dari teori, usia lanjut dapat dianggap
sebagai kematian atau penurunan dari fungsi tubuh sedik demi sedikit setiap
hari (Azizah,2011).
c)
Perubahan
mental
Meliputi perubahan dalam memori secara
umum. Gejala-gejala memori cocok dengan keadaan yang disebut pikun tua,
akhir-akhir ini lebih sering disebut kerusakan memori berkenaan dengan usia
atau penurunan kognitif berkenaan dengan proses menua. Pelupa merupakan keluhan
yang sering ditemukan oleh manula, keluhan ini dianggap lumrah dan biasa oleh
lansia, keluhan ini didasari oleh fakta dari peneliti cross sectional dan
longitudinal didapat bahwa kebanyakan, namun tidak semua lansia mengalami
gangguan memori, terutama setelah usia 70 tahun, serta perubahan IQ
(intelegentia qouetient) tidak berubah dengan informasi matematika dan
perkataan verbal, berkurangnya penampilan, presepsi dan keterampilan psikomotor
terjadi perubahan daya membayangkan karena tekanan-tekanan dari faktor waktu
(Azizah, 2011).
d)
Perubahan
spiritual
Spitirual adalah kehidupan tidak hanya doa, mengenai Tuhan. Kelompok
usia pertengahan dan lansia mempunya lebih banyak waktu untuk kegiatan agama
dan berusaha untuk mengerti agama dan berusaha untuk mengerti nilai-nilai agama
yang diyakini oleh generasi tua. Perasaan kehilangan karena pensiun dan tidak
aktif serta menghadapi kematian orang lain (saudara, sahabat) menimbulkan rasa
kesepian dan mawas diri. Perkembangan filosofi agama yang lebih matang sering
dapat membantu orang tua untuk menghadapi kenyataan, berperan aktif dalam
kehidupan dan merasa berharga serta lebih dapat menerima kematian sebagai
sesuatu yang tidak dapat ditolak atau dihindarkan. Pada lansia juga akan
ditemukan keadaan merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak
ada tujuan hidup, merasa putus asa, dan cenderung ingin bunuh diri. Sedangkan
pada lansia dengan psikosa depresi, terdapat waham dosa, depersonalisasi dan
halusinasi (Azizah, 2011).
Comments