EMOSI, STRESS DAN DEPRESI.
EMOSI,
STRESS DAN DEPRESI.
Pengertian
Emosi :
§
Setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,
perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap.
§
Luapan perasaan yang berkembang dan surut
diwaktu singkat (relatif cepat berubah) karena ada pengaruh perubahan
fisiologis yang ditandai dengan bergejolaknya perasaan sehingga terjadi sensasi
jasmaniah yang mengandung subyektifitas pengetahuan dengan terekspresi dari apa
yang diketahui individu di luar batas perilaku.
§
Keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis
terhadap sesuatu yang ada atau terjadi.
Emosi dapat/sebagai penggerak yang akan
mengarahkan/menggerakan hidup seseorang. Emosi merujuk pada suatu perasaan dan
pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian
kecenderungan untuk bertindak.
Emosi akan selalu berhubungan dengan motif dan
drive (energi).
Faktor-faktor emosi :
§
Eksternal (lingkungan sosial).
§
Internal (perubahan fisik dalam individu).
Perkembangan
emosi :
Emosi seseorang telah ada dan berkembang sejak
ia bergaul dengan lingkungannya. Emosi tersebut baik yang positif maupun yang
negatif, merupakan produk pengamatan dari pengalaman individu secara unik
dengan benda-benda di lingkungannya, dengan orang tua, saudara-saudara, serta
pergaulan social yang lebih luas.
Sebagai suatu produk dari lingkungan yang juga
berkembang, maka sudah tentu emosi juga berkembang.
Bentuk-bentuk emosi :
- Amarah, meliputi:
Beringas, mengamuk, benci, marah besar, bermusuhan, tersinggung, tindakan
kekerasan, kebencian yang patologis.
- Kesedihan,
meliputi: Pedih, muram, mengasihani diri, suram, kesepian, putus asa. Patologis dari emosi sedih
adalah : Depresi Berat.
- Takut, meliputi:
Cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, tidak tenang, ngeri. Patologis
dari emosi takut adalah : Fobia dan gangguan panik.
- Kenikmatan,
meliputi: Bahagia, gembira, perasaan ringan, rasa puas, riang, senang,
terhibur, kenikmatan inderawi. Batas ujungnya/patologisnya adalah : Mania.
- Cinta, meliputi:
Penerimaan, persahabatan, kepercayan, kebikan hati, rasa dekat, bakti,
hormat, kasmaran, kasih.
- Terkejut, meliputi:
Terkesiap, takjub, terpana.
- Jengkel, meliputi:
Muak, mual, benci, tidak suka.
- Malu, meliputi:
Rasa salah, malu hati, hina, aib, perasaan hati hancur.
Pada umumnya emosi dikelompokan menjadi empat
kelompok besar, yaitu :
1.
Takut.
2.
Marah.
3.
Sedih.
4.
Senang/bahagia.
Bila dikelompokan menjadi dua kelompok besar
meliputi:
Emosi yang menyenangkan dan emosi yang tidak
menyenangkan.
Akibat dari perubahan fisiologis menyebabkan
aktivitas fisiologis, setetah itu timbul perasaan senang atau tidak senang
(situasi dalam diri) dan ekspresi.
Ekspresi emosi meliputi :
1.
Facial & Vocal : Keadaan/ekspresi wajah dan
nada suara/pembicaraan.
2.
Posture & Gesture : Bentuk/sikap tubuh dan
gerakan tangan.
3.
Pola Keterkejutan.
Rasa sedih merupakan sebagian emosi yang sangat
menonjol dalam masa remaja awal. Remaja sangat peka terhadap ejekan-ejekan yang
dilontarkan. Sebaliknya, perasaan gembira biasanya akan nampak manakala
mendapat pujian, terutama pujian terhadap diri atau hasil usahanya.
Pada orang yang ekstrovert, rasa gembira akan
lebih nampak dibanding dengan orang yang introvert.
Kebiasaan (dengan latihan) menguasai
emosi-emosi negatif, akan dapat/ sanggup mengontrol emosi dalam banyak situasi.
Kebahagiaan seseorang dalam hidup ini bukan karena
tidak adanya bentuk-bentuk emosi dalam dirinya, melainkan kebiasaannya memahami
dan menguasai emosi-emosi dan nafsu-nafsunya.
Respon
fisiologis dalam emosi :
Bila kita mengalami emosi yang kuat, misalnya
rasa takut atau rasa marah, kita akan menyadari adanya sejumlah perubahan
badani, seperti: detak jantung dan nafas yang cepat, tenggorokan dan mulut yang
kering, ketegangan otot yang meningkat, keringat yang mengucur, kaki dan tangan
yang gemetar, “perasaan tertekan “ pada perut.
Perubahan fisiologis yang terjadi selama
keterbangkitan emosional disebabkan oleh pengaktifan bagian simpatis sistem
saraf otonom pada saat mempersiapkan tubuh untuk melakukan tindakan darurat.
Sistem saraf simpatis bertanggung jawab atas
perubahan-perubahan jasmaniah berikut ini :
1.
Tekanan darah dan detak jantung meningkat.
2.
Pernafasan yang semakin cepat.
3.
Anak mata yang membesar.
4.
Keringat yang meningkat sementara sekresi air
liur dan lender menurun.
5.
Kadar gula darah yang meningkat untuk
menyediakan energi yang lebih banyak.
6.
Darah yang lebih cepat membeku ketika terjadi
luka.
7.
Gerak sistem gastrointestinal yang menurun;
darah dialihkan dari perut dan usus ke otak dan otot rangka.
8.
Bulu badan yang menegang; menyebabkan
penegangan bulu roma.
Sistem simpatis mendorong organisme untuk
mengeluarkan energi. Bila emosi menurun, sistem para simpatis (sistem yang
menghemat energi), mengambil alih dan memulihkan organisme pada keadaan
normalnya.
Jika timbul emosi seperti rasa sedih atau rasa
duka, mungkin beberapa proses badani akan ditekan, atau menurun.
Efek emosi
yang berlebihan dan tidak tersalurkan :
Apabila terjadi penekanan terhadap emosi, maka
dapat mengganggu/berpengaruh terhadap fungsi-fungsi organ tubuh/kerja organ-organ
tubuh, dan dapat menyebabkan gangguan psikosomatis: gangguan pada fisik (fungsi
organ tubuh) yang diakibatkan karena tekanan emosi, gangguan pikiran (psikis).
Misal: darah tinggi, penyakit jantung, gastritis, dsb.
STRESS.
Menurut Hans Selye, stress diartikan sebagai
reaksi fisiologis dan psikologis tubuh terhadap setiap kebutuhan.
Stress juga diartikan sebagai keadaan seseorang
yang mengalami gangguan homeostatis; gangguan keseimbangan psikologis atau
reaksi tubuh untuk menjaga keseimbangan fisiologis.
Stress merupakan kemampuan diri dan penyesuaian
diri yang memerlukan respon.
Setiap perubahan besar dari pengalaman
seseorang dapat merangsang reaksi stress.
Dalam peristiwa stress, terdapat tiga hal yang
berkaitan, yaitu :
§
Hal, peristiwa, orang, keadaan yang menjadi
sumber stress dan stressor.
§
Orang yang mengalami stress.
§
Hubungan antara orang yang mengalami stress dan
penyebab stress
Sumber
stress dan stressor :
Reaksi stress dapat disebabkan oleh faktor
internal dan faktor eksternal.
§
Faktor Internal, yaitu stress bisa datang dari
orang yang mengalami stress itu sendiri, baik fisik maupun psikologis.
Fisik: Susunan dan fungsi tubuh, unsur kimia,
dan listrik saraf.
Psikologis: Tujuan, nilai kebutuhan, dan
pembawaan emosi.
§
Faktor eksternal, yaitu stress yang datangnya
dari luar individu atau lingkungan sosial yang meliputi :
1.
Fisik.
2. Mekanik.
3. Biologi.
4. Sosial.
5. Kimia.
Beberapa
contoh faktor stress :
1.
Suasana keluarga.
Anak bisa stress karena orang tua.
Orang tua bisa stress karena anak-anaknya.
2.
Hubungan interpersonal.
3.
Pekerjaan.
4.
Kondisi fisik.
5.
Kehilangan harta atau uang.
Manifestasi fisiologi dapat terjadi pada klien
yang mengalami stress, tergantung cara klien menerima stress.
Tanda-tanda
stress menurut fisiologis :
Gejalanya antara lain ;
1.
Denyut jantung dan tekanan darah menjadi
meningkat.
2.
Otot tubuh dalam keadaan tegang.
3.
Kesulitan dalam bernafas.
4.
Lemah dan letih.
5.
Pupil mata melebar, muka pucat, nafsu makan
berkurang, berat badan menurun, dsb.
Reaksi alarm atau tanda-tanda bahayanya adalah
tubuh akan mengadakan reaksi pertahanan sehingga tingkat cemas meningkat.
Gejala
stress menurut psikologis :
1.
Gelisah.
2.
Cemas
3.
Marah.
4.
Menarik diri.
5.
Menyalahkan atau mengkritik orang lain.
6.
Produktivitas serta aktivitas menurun.
7.
Bingung atau disorientasi.
8.
Pelupa.
9.
Apatis.
10.
Perubahan kognitif, meliputi :
1. Struktural : Manipulasi situasi yang
mencekam.
2. Kontrol diri : Menerima beragam situasi yang
terjadi.
3. Supresi : Selalu menghindar untuk mengatasi
masalah.
4. Fantasi : Berkhayal apa yang akan terjadi.
5. Prayer : Menerima dan mengidentifikasi serta
menemukan solusi dan mencari pertolongan dan dukungan.
DEPRESI.
Pengertian
Depresi
:
Depresi adalah gangguan jiwa pda seseorang yang
ditandai dengan menurunnya perasaan, seperti : Muram, sedih dan perasan
tertekan.
Depresi merupakan gangguan afektif atau perasaan.
Depresi dapat terjadi apabila emosi tidak dapat
dikendalikan , misalnya sedih yang berlebihan akan menyebabkan tertekan, dan
selanjutnya akan menyebabkan depresi.
Perasaan de4presi ini sering berada dalam
keadaan putus asa yang mendalam. Yang bersangkutan sudah tidak berminat dan
tidak mau melakukan sesuatu apapun. Hidup baginya tidak lagi penuh dengan
keinginan. Kadang-kadang keinginan untuk bunuh diri begitu kuat, sehingga jika
ada kesempatan untuk itu, mungkin sekali untuk dilakukan. Ia menutup diri dalam
situasi dirinya sendiri dan perasaan kehilangan dirinya.
Tanda-tanda
depresi
:
§
Murung.
§
Susah .
§
Tidak mempunyai semangat.
§
Hidup terasa tidak bahagia.
Tingkatan
depresi :
Terdapat tiga tingkatan, yaitu :
1.
Depresi ringan.
2.
Depresi sedang.
3.
Depresi berat.
Hubungan
Emosi, Stress, Depresi :
Sumber dari ketiganya adalah perasaan/emosi yang
tidak terkendali, terutama emosi sedih. Bila emosi tidak terkendali maka akan
menimbulkan rasa tertekan/stress pada seseorang, dan bila stress berkepanjangan
maka akan jatuh menjadi depresi.
Comments