Tumbuh Kembang ( GANGGUAN BAHASA )
TUMBUH KEMBANG BAHASA
A. Pengertian Gangguan
Bahasa
Menurut
Soetjiningsih (1995) gangguan bahasa merupakan keterlambatan dalam sektor
bahasa yang dialami oleh seorang anak. Kemampuan berbahasa merupakan suatu
indikator seluruh perkembangan anak. Jika seorang anak tidak mampu berbicara
maka dapat menimbulkan kesulitan dalam berkomunikasi dan mengungkapkan
perasaannya kelak. Dalam artikel “Frequently Asked Question”, Jeniffer
Fusco (2002) mengungkapkan bahwa gangguan bahasa merupakan suatu keterlambatan
dalam berbahasa ataupun bicara dimana jika dilakukan penanganan dini akan
sangat menolong anak dalam masalah bahasa.
B. Etiologi
Penyebab kelainan
berbahasa bermacam-macam yang melibatkan berbagai faktor yang dapat saling
mempengaruhi, antara lain kemampuan lingkungan, pendengaran, kognitif, fungsi
saraf, emosi, psikologis dan lain sebagainya. Menurut Blager B.F (1981) membagi
penyebab gangguan bicara dan bahasa adalah sebagai berikut :
Penyebab
|
Efek
pada perkembangan bicara
|
1. Lingkungan
a.
Sosial
ekonomi kurang
b.
Tekanan
keluarga
c.
Keluarga
bisu
d.
Dirumah
menggunakan bahasa bilingual
2. Emosi
a.
Ibu
yang tertekan
b.
Gangguan
serius pada orang tua
c.
Gangguan
serius pada anak
3. Masalah Pendengaran
a.
Kongenital
b.
Didapat
4. Perkembangan
terlambat
a.
Perkembangan
lambat
b.
Perkembangan
lambat, tetapi masih dalam batas rata-rata
c.
Retardasi
mental
5. Cacat bawaan
a.
Palatoshciziz
b.
Sindrom
Down
6. Kerusakan otak
a.
Kelainan
neuromuskular
b.
Kelainan
sensorimotor
c.
Palsi
serebral
d.
Kelainan
Persepsi
|
a.
Terlambat
b.
Gagap
c.
Terlambat
pemerolehan bahasa
d.
Terlambat
pemerolehan struktur bahasa
a.
Terlambat
pemerolehan bahasa
b.
Terlambat
atau gangguan perkembangan bahasa
c.
Terlambat
atau gangguan perkembangan bahasa
a.
Terlambat/gangguan
bicara yang permanen
b.
Terlambat/gangguan
bicara yang permanen
a.
Terlambat
bicara
b.
Terlambat
bicara
c.
Pasti
terlambat bicara
a.
Terlambat
dan terganggu kemampuan bicaranya
b.
Kemampuan
bicaranya lebih rendah
a.
Mempengaruhi
kemmapuan mengisap, menelan, mengunyah dan akhirnya timbul gangguan bicara
dan artikulasi seperti disartia
b.
Mempengaruhi
kemampuan mengisap dan menelan, akhirnya menimbulkan gangguan artikulasi
seperti dispraksia
c.
Berpengaruh
pada pernafasan, makan dan timbul juga masalah artikulasi yang dapat
mengakibatkan disartia dan dispraksia
d.
Kesulitan
membedakan suara, mengenal bahasa, simbolisasi, mengenal konsep, akhirnya
menimbulkan kesulitan belajar disekolah.
|
Sedangkan Aram D.M (1987),
mengatakan bahwa gangguan bicara pada anak dapat disebabkan oleh kelainan
dibawah ini :
1. Lingkungan sosial anak
Interaksi antar
personal merupakan dasar dari semua komunikasi dan perkembangan bahasa.
Lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan gangguan bicara dan bahasa
pada anak.
2. Sistem masukan/input
Adalah sistem
pendengaran, penglihatan dan integritas taktil-kinestetik dari anak.
Pendengaran merupakan alat yang penting dalam perkembangan bicara. Anak deng
otitis media kronik dengan penurunan daya pendengaran akan mengalami
keterlambatan kemampuan menerima ataupun mengungkapkan bahasa. Gangguan bicara
juga terdapat pada tuli oleh karena kelainan genetik dan metabolik (tuli
primer), tuli neurosensorial, (infeksi intra uterin ; sifilis, rubella,
tolsoplasmosis, sitomegalovirus), tuli konduktif seperti akibat malformasi
telinga luar, tuli sentral (sama sekali tidak mendengar), tuli perseptif/afasia
sensorik (terjadi kegagalan , integrasi aarti bicara yang didengar menjadi
suatu pengertian yang menyeluruh), dan tuli psikis seperti pada schizoprenia,
autisme infantil, keadaan cemas dan reaksi psikologis lainnya. Pola bahsa juga
akan berpengaruh pada anak dengan gangguan penglihatan yang berat, demikian
juga dengan anak dengan defisit taktil kinestetik akan tejadi gangguan
artikulasi.
3.
Sistem
pusat bicara dan bahasa
Kelainan susunan saraf
pusat akan mempengaruhi pemahaman, inteprestasi, formulasi dan perencanaan bahasa,
juga pada aktifitas dan kemampuan intelektual dari anak. Gangguan komunikasi
biasanya merupakan bagian dari retasrdasi mental, misalnya pada Sindrom Down.
4.
Sistem
Produksi
Sistem produksi suara
seperti laring, hidung, struktur mulut dan mekanisme neuromuskular yang
berpengaruh terhadap pengaturan nafas untuk berbicara, bunyi laring,
pembentukan bunyi untuk artikulasi bicara melalui aliran udara lewat laring,
faring dan rongga mulut.
Menurut Jeniffer Fusco (2002)
etiologi dari gangguan bahasa karena kehilangan pendengaran, infeksi kronik
telinga, stroke atau trauma otak, syndroms, retardasi mental, riwayat injuri
otak selama prenatal, intranatal dan postnatal, ketidakmampuan untuk memahami
dan berbahasa, gangguan proses auditory, keterlambatan perkembangan pada bayi
prematur, kelemahan atau gangguan motorik, gangguan proses sensory, dan
gangguan otot. Dalam penelitiannya, Jeniffer Fusco menemukan bahwa
keterlambatan bahawa lebih banyak dialami pada laki-laki dibandingkan dengan
perempuan. Fusco berpendapat bahwa secara umum laki-laki mempunyai kemampuan
nonverbal yang lebih bagus dibandingkan dengan kemampuan verbal.
C.Klasifikasi
dan Tanda Gejala
Menurut Rutter (dikutip dari Toback C),
berdasarkan atas sberat ringannya kelainan bahasa sebagai berikut :
Ringan
|
Keterlambatan akuisi dari bunyi
kata-kata, bahasa normal.
|
Dislalia
|
Sedang
|
Keterlambatan lebih berat dari
akuisi bunyi kata-kata dan perkembangan bahasa terlambat
|
Disfasia ekspresif
|
Berat
|
Keterlambatan lebih berat dari
akuisisi dan bahasa, gangguan pemahaman bahasa
|
Disfasia reseptif dan tuli
perseptif
|
Sangat berat
|
Gangguan pada seluruh kemampuan
bahasa
|
Tuli perseptif dan tuli sentral
|
Sedangkan Rapinda
Allen (dikutip dari Klein, 1991) berdasar patofisologi membagi kelainan bahasa
pada anak menjadi 6 sub tipe :
1. 2 primer ekspresif
Ø disfraksia verbal
anak mengerti sefala
sesuatu yang dikatakan kepadanya, mereka lebih sering menunjuk daripada bicara
Ø gangguan defisit
produksi fonologi
anak bicara dengan
kata-kata dan frase yang susah dimengerti bahkan pada orang-orang yang sering
kontak dengannya sehingga menimbulkan rasa marah dan frustasi bagi si anak.
2. 2 defisit represif dan
ekspresif
Ø gangguan campuran
ekspresif represif
anak berbicara sulit
dipahami dengan kalimat yang pendek dan banyak dari mereka yang autistik.
Ø disfrasia verbal
auditori agnosia
amak mengerti sedikit
pada apa yang dikatakan kepadanya walaupun kadang-kadang mereka mengikuti suatu
pembicaraan dengan cara lain dan miskin dalam artikulasi kata-kata.
3. 2 defisit bahasa yang
lebih berat
Ø gangguan leksikal
sintaksis
anak kesulitan dalam
menemukan kata-kata yang tepat khususnya saat bercakap-cakap. Mereka tidak
gagap dan tidak menghindar untuk berbicara.
Ø gangguan semantik
pragmantik
Anak dapat berbicara
lancar tetapi mereka bicara tanpa henti mengenai satu topik.
Aram D.M (1987) dan Towne (1983)
gejala-gejala anak dengan gangguan bahasa adalah sebagai berikut :
1. Pada usia 6 bulan anak
tidak mampu memalingkan mata serta kepalanya terhadap suara yang datang dari
belakang atau samping.
2. Pada usia 10 bulan
anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya sendiri.
3. Pada usia 15 bulan
tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap kata-kata janga, da-da, dan
sebagainya.
4. Pada usia 18 bulan
tidak dapa menyebut sepuluh kata tunggal
5. Pada usia 2 bulan tidak
memberi reaksi terhadap perintah (misalnya duduk, kemari, berdiri)
6. Pada usia 24 bulan
tidak bisa menyebut bagian-bagian tubuh
7. Pada usia 24 bulan
hanya mempunyai perbendaharaan kata-kata yang sangat sedikit/tidak mempunyai
kata-kata huruf z pada frase
8. Pada usia 24 bulan
belum mampu mengetengahkan ungkapan yang terdiri ari 2 buah kata.
9. Pada usia 30 bulan
ucapannya tidak dapat dimengerti oleh anggota keluarganya
10. Pada usia 36 bulan
belum dapat menggunakan kalimat-kalimat sederhana
11. Pada usia 36 bulan
tidak bisa bertanya dengan menggunakan kalimat tanya yang sederhana.
12. Pada usia 3,5 tahun
selalu gagal untk menyebutkan kata akhir (ca untuk cat, ba untuk ban dan
lain-lain)
C. Perkembangan
Berbicara/Bahasa Normal
pada Toddler
Menurut Towne
perkembangan berbicara dan berbahasa pada anak normal usia toddeler adalah
sebagai berikut :
Umur
|
Bahasa
Reseptif (Pasif)
|
Bahasa
Ekspresif (Aktif)
|
12 bulan
|
Reaksi dengan melakukan gerakan
terhadap berbagai pertanyaan verbal
|
Mengungkapkan kesadara tentang
obyek yang telah akrab dan menyebut namanya
|
15 bulan
|
Mengetahui dan mengenali
nama-nama bagian tubuh
|
Kata-kata yang benarterdengar
diantara kata-kata yang kacau, sering dengan disertai gerakan tubuhnya.
|
18 bulan
|
Dapat mengetahui dan mengenali
gambar-gambar obyek yang sudah akrab dengannya, jika obyek disebut namanya
|
Lebih banyak menggunakan
kata-kata daripada gerakan, untuk mengungkapkan keinginannya.
|
21 bulan
|
Akan mengikuti petunjuk yang
berurutan (ambil topimu dan letakkan diatas meja)
|
Mulai mengkombinasikan
kata-kata (mobil papa, mama berdiri)
|
24 bulan
|
Mengetahui lebih banyak kalimat
yang lebih rumit.
|
Menyebut nama sendiri
|
Sedangkan Fusco (2002)
mengatakan bahwa perkembangan bahasa pada usia todlder antara lain :
12 bulan
•
Anak
berkata 3-5 buruf
•
Anak
mengenal namanya sendiri
•
Memahami
perintah sederhana
•
Anak
memahami beberapa obyek dan aktivitas
18 bulan
•
Anak
menggunakan 10-20 kata termasuk nama dirinya.
•
Mengenali
obyek berupa foto keluarga atau orang yang dikenalnya.
•
Dapat
mengkombinasikan 2 suku kata
•
Anak
senang meniru kegiatan dirumah
24 bulan
•
Anak
memahami perintah sederhana
•
Mengidentifikasi
kegiatan/aktivitas di dalam buku
•
Dapat
berbicara rata-rata 3 kata
•
Bicara
diakhiri dengan “s”
•
Anak
bertahan dengan satu aktivitas selama 6-7 menit
•
Kosakata
meningkat menjadi 300 kata, antara usia 2-4 tahun kosakata anak meningkat 2
kata perhari.
30 bulan
•
Kosakat
meningkat menjadi 450 kata
•
Anak
dapat menyebutkan nama anggota keluarga atau orang yang dikenalnya.
•
Dapat
mengidentifikasi obyek secara terperinci
•
Konsep
awal dapat membedakan besar dan kecil
3 tahun
•
Anak
dapat menyebutkan nama warna
•
Anak
cenderung senang bercerita
•
Dapat
bercerita tentang cerita sederhana.
•
Kosakata
bertambah menjadi 1000 kata-kata.
•
Anak
sering menyebut namanya dan jalan.
D.
Penatalaksanaan Klien dengan Gangguan Bahasa
Deteksi dan penanganan dini pada problem
bicara dan bahasa pada anak, akan membantu anak-anak dan orang tua untuk
menghindari atau memperkecil kemungkinan kelainan pada masa sekolah antara lain
yang dengan menggunakan pemeriksaan DDST.
Parameter penilaian perkembangan
dengan DDST
Aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan DDSTadalah :
a. Alat yang Digunakan
Y Alat peraga : benang
wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning-hijau- biru, permainan
anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan pensil.
Y Lembar formulir DDST
Y Buku petunjuk sebagai
referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara menilainya.
b. Prosedur DDST terdiri
dari dua tahap, yaitu:
Y Tahap pertama : secara
periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3 – 6 bulan, 9 – 12 bulan, 18 –
24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.
Y Tahap kedua :
dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap
pertama kemudian dilarutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
c. Penilaian
Penilaian
apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak mendapat
kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis
berdasarkan umur kronologis, yang memotong garis horisontal tugas perkembangan
pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang
P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi
dalam normal, abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites
(Untestable).
Y Abnormal
-
Bila
didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
-
Bila
dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor
atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
Y Meragukan
-
Bila
pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
-
Bila
pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama
tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
Y Tidak dapat dites
Apabila
terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
Y Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria
tersebut di atas.
Setelah terdeteksi
terdapat masalah dalam perkembangan bahasa maka dapat dicarai penyebabnya.
Dengan perbaikan masalah medis seperti tuli konduksi dapat menghasiklan
perkembangan bahasa yang normal pada anak yang tidak retardasi mental.
Sedangkan perkembangan bahasa dan kognitif pada anak dengan gangguan
pendengaran sensoris bervariasi. Dikatakan bahwa anak dengan gangguan fonologi
biasaya prognosisnya lebih baik. Sedangkan gangguan bicara pada anak yang
itelegensinya normal perkembangan bahasanya lebih baik daripada anak yang
retardasi mental. Tetapi pada anak dengan gangguan yang multipel terutama
dengan gangguan pemahaman, gangguan bicara ekspresif atau kemampuan naratif
yang tidak berkembang pada usia 4 tahu, mempunyai gangguan bahasa yang menetap
pada usia 5,5 tahun.
Berikut
ini penatalaksanaan kelainan bicara dan bahasa
menurut Blager (1981) :
Masalah
|
Penatalaksanaan
|
Rujukan
|
Lingkungan
a.
Sosek
rendah
b.
Tekanan
Keluarga
c.
Keluarga
bisu
d.
Bahasa
Bilingual
|
•
Meningkatkan
stimulasi
•
Mengurangi
tekanan
•
Meningkatkan
stimulasi
•
Menyederhanakan
masukan bahasa
|
•
Kelompok
BKB (Bina Keluarga dan Balita) atau kelompok bermain.
•
Konseling
keluarga
•
Kelompok
BKB
•
Ahli,
terapi wicara
|
Emosi
a.
Ibu
yang tertekan
b.
Gangguan
serius pada keluarga
c.
Gangguan
serius
|
•
Meningkatkan
stimulasi
•
Meningkatkan
status emosi anak
•
Meningkatkan
status emosi anak
|
•
Konseling,
kelompok BKB/bermain
•
Psikoterapi
•
Psikoterapi
|
Masalah Pendengaran
a.
Kongenital
b.
Didapat
|
•
Monitor
dan obati kalau memungkinkan
•
Monitor
dan obati kalu memungkinkan
|
•
Audiologist/ahli
THT
•
Audiologist/ahli
THT
|
Perkembangan lambat
a.
Dibawah
rata-rata
b.
Perkembangan
terlambat
c.
Retardasi
mental
|
•
Meningkatkan
stimulasi
•
Meningkatkan
stimulasi
•
Maksimalkan
potensi
|
•
Ahli
terapi wicara
•
Ahli
terapi wicara
•
Program
khusus
|
Cacat bawaan
a. Palatum sumbing
b. Sindrom Down
|
•
Monitor
dan dioperasi
•
Monitor
dan stimulasi
|
•
Ahli
terapi setelah operasi
•
Rujuk
ke ahli terapi wicara, SLB C, monitor pendengarannya
|
Kerusakan otak
a.
Kerusakan neuromuskular
b. Sensorimotor
c.Palsi Serebralis
d.
Masalah
persepsi
|
•
Atasi
masalah makan dan meningkatkan kemampuan bicara anak
•
Mengatasi
masalah makan dan meningkatkan kemampuan bicara anak
•
Mengoptimalkan
kemampuan fisik kogntitif dan bicara anak
•
Mengatasi
masalah keterlambatan bicara
|
•
Rujuk
ke ahli terapi kerja, ahli gizi, ahli patologi wicara
•
Rujuk
ke ahli terapi kerja, ahli gizi, ahli terapi wicara
•
Rujuk
ke ahli rehabilitasi, ahli terapi wicara
•
Rujuk
ke ahli patologi wicara , kelompok BKB
|
E. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak
Terdapat
dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh-
kembang
anak, yaitu:
1. Faktor Genetik
Termasuk faktor
genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik,
jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom Down, sindrom Turner
yang disebabkan oleh kelainan kromosom.
2. Faktor Lingkungan
Y Sosial Ekonomi Kurang
Anak dengan keluarga
sosial ekonomi kurang akan mengalami keterlambatan dalam berbahasa karena
fasilitas berbahasa dan pendidikan yang rendah pulan dari orang tua.
Y Faktor Psikososial,
antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang wajar, kelompok sebaya,
stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak-orang tua.
Y Faktor Keluarga dan
Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan keluarga, pendidikan
ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah
tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, agama, urbanisasi,
kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan
anak, angaran, dll. (Soetjiningsih, 1998)
F.
Stimulasi Dasar
Perkembangan Bahasa pada Toddler
1. Usia 12 bulan
a. Bicara, bahasa dan
kecerdasan
Latih anak menunjuk
dan menyebutkan nama – nama bagian tubuh. Beri label secara sering pada
barang-barang yang diminati oleh anak, cukup dengan satu atau dua kata. Jika
anak berbicara untuk meminta barang maka pegang barang tersebut kemudian beri
label sebelum diberikan kepada anak sambil menyebutkan barang tersebut.
Lanjutkan dengan buku-buku berwarna dan bermain Ci Luk Ba.
b. Bergaul dan bicara
Beri kesempatan kepada
anak untuk melepas pakaiannya sendiri.
2. Usia 18 bulan
a. Bicara, bahasa dan
kecerdasan
Latih anak mengikuti
perintah sederhana. Bernyanyilah lebih sering untuk anak, gunakan nada yang
dikenal oleh anak ulangi dan ulangi lagi setiap hari. Kata-kata dalam sebuah
lagu dapat membuat anak menyesuaikan diri dengan situasi. Bicara dengan bahasa
sederhana, mudah dimengerti dan jelas. Tiru kata anak yang salah kemudian
perbaiki dengan kata yang jelas anak jika ada kesalahan ucap. Diskusikan apa
yang anak rasakan, dengar dan lakukan sepanjang hari.
b. Bergaul dan mandiri
Latih
agar anak mau ditinggalkan untuk sementara waktu
3. Usia 2 tahun
a. Bicara, bahasa dan
kecerdasan
Latih anak mengenal
bentuk dan warna. Kata-kata baru terus diulng-ulang dan gunakan gerak tubuh
serta intonasi untuk memperjelas informasi. Ceritakan apa yang Ibu lakukan dan
buatlah dengan percakapan yang mudah dimengerti oleh anak. Ibu dapat
menggunakan beberpa pertanyaan untuk menstimulasi penambahan bahasa dengan
waktu yang singkat dan sering. Terlalu banyak pertanyaan akan membuat anak
frustasi jika tidak dapat meresponnya.
b. Bergaul dan mandiri
Latih anak mencuci
tangan dan kaki serta mengeringkanya sendiri.
4. Usia 2,5 tahun
Rangkaikan suku kata
dengan menggunakan “Saya, Dia” kemudian bentuk kalimat sederhana seperti “Saya
suka kue”. Bacakan cerita atau dongeng yang terkenal atau dikenal oleh anak dan
dorong anak untuk menceritakan apa yang terjadi atau mengulang cerita yang
sudah didengarkannya. Lanjutkan untuk mendengarkan atau bernyanyi bersama lagu
yang dikenal anak.
5. Usia 3 tahun
Dorong penambahan
kosakata dengan melanjutkan untuk bercerita mengenai diri Ibu atau aktivitas
yang dilakukan Ibu sepanjang hari. Gunakan kata-kata yang sederhana antara 4-5
kata ketika bercerita dengan anak. Anak berespon dengan bertanya dan ajak anak
bermain dan Ibu bermain layaknya seperti anak-anak.
DAFTAR
PUSTAKA
Engel, joyce. (1998). Pengkajian Pediatrik, Alih
Bahasa Teresa, Jakarta
: EGC
Beth
cecily L, sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik,
Sacharin
Rosa M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa : Maulanny
R.F. Jakarta : EGC
Markum, A.H. (1991). Buku Ajar Anak. Jilid I, Jakarta : Fakultas
Kedokteran
Universitas Indonesia .
Soetjingsih. (1995).
Tumbuh Kembang Anak, jakarta
: EGC
Suherman ( 1999 ).
Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta
: EGC
……….,Modul NCHS WHO.
Unpublished
www.speechdelayed.com,
Jeniffer Fusco , 2002, Fruequently Asked Question, Colombus , OH 43311 .
Comments