LP HEMANGIOMA
HEMANGIOMA
Hemangioma adalah suatu kelainan pembuluh
darah bawaan yang tidak ikut aktif dalam peredaran darah umum. Hemangioma
bukanlah tumor neoplastik sekalipun mempunyai kecenderungan untuk membesar. Ia
merupakan “mesodermal excess” dari jaringan “vaso formative”.
patofisiologi
Hemangioma merupakan sisa-sisa jaringan
“vaso formative”dari jaringan mesidermal dan mempunyai kemampuan untuk
berkembang.
Macam-macam Hemangioma :
Hemangioma dibedakan :
1.
Hemangioma kapiler.
Dari Hemangioma
kapiler, dikenal :
1)
“Salmon patch”.
2)
“Port wine stain”.
3)
“Spider angioma”.
4)
“Strawberry mark”
Tanda-tanda
Hemangioma kapiler, berupa bercak merah tidak menonjol dari permukaan kulit.
“Salmon patch” berwarna lebih muda sedang “Port wine stain” lebih gelap
kebiru-biruan, kadang-kadang membentuk benjolan di atas permukaan kulit.
2.
Hemangioma kavernosum.
Tampak sebagai suatu benjolan,
kemerahan, terasa hangat dan “compressible” (tumor mengecil bila ditekan dan
bila dilepas dalam beberapa waktu membesar kembali).
3.
Hemangioma campuran (kapiler
dan kavernosum).
Diantara jenis Hemangioma kavernosum dan
campuran ada yang disertai fistula arterio-venous (bawaan).
gejala klinis
Tergantung macamnya :
·
Hemangioma kapiler, “Port wine
stain” tidak ada benjolan kulit.
·
“Strawberry mark”, menonjol
seperti buah murbai.
·
Hemangioma kavernosum, teraba
hangat dan “compressible”.
pemeriksaan dan diagnosis
·
Mudah nampak secara klinis,
sebagai tumor yang menonjol atau tidak menonjol dengan warna kemerah-merahan.
·
Tumor bersifat “compressible”.
·
Kalau perlu dengan pemeriksaan
angiografi.
diagnosa banding
“A – v shunt”
komplikasi
·
Perdarahan.
·
Pada tempat tertentu, dapat
mengganggu fungsi, seperti : ambliopia, sesak nafas, gangguan kencing.
·
Trombositopenia, D.I.C.
PENATALAKSANAAN
Dari segi pengobatan, karena adanya
persamaan-persamaan dalam tindakan, maka dapat digolongkan atas 3 golongan
yaitu :
Golongan I :
a.
”Strawbery mark”
b.
Hemangioma kavernosum
c.
Hemangioma campuran
Golongan II
a.
”Salmon patch”
b.
”Port wine stain”
Golongan III
a.
”Spider angioma” dengan ”central
arteriole”
Pengobatan untuk Golongan I
1.
Radiasi : radiasi dapat membuat
involusi, tapi komplikasi-komplikasi radiasi jauh lebih berbahaya dari pada
hemangiomanya sendiri bila tidak diobati.
2.
Pembedahan
a.
Eksisi hemangioma
Bukan cara yang
ideal karena kesukaran teknis, perdarahan banyak, tidak dapat mengambil secara
tuntas tanpa merusak organ setempat, untuk hemangioma kecil kurang dari 1 cm,
di daerah nasolabialis eksisi akan memberi hasil baik.
b.
Ligasi arteri proksimal :
kurang memuaskan
c.
Ligasi ”a-v shunt”
d.
Elektro koagulasi : untuk
”spider angioma”
e.
”Sclerozing agent”
Dipakai 5% sod.
Morhuate. Dipergunakan hanya di daerah skalp, lidah, mucosa, dimana sikatriks
yang timbul tidak akan menyusahkan kelak.
f.
Kortikosteroid : dosis
pemberian per oral 20-30 mg/hari selama 2-3 minggu, dan pelan-pelan diturunkan
sampai 3 bulan.
Kortikosteroid,
menambah sensitifnya pembuluh darah terhadap vaso constricting agent.
3.
Menunggu :
Tindakan ini dilakukan atas dasar
pertimbangan, bahwa hemangioma ini akan mengalami involusi spontan. Hemangioma
ini sudah ada sejak lahir atau timbul sementara sesudah lahir. Kemudian
membesar dengan cepat sampai umur 6-9 bulan. Selama 1 tahun berikutnya ia
tumbuh pelan sampai maksimum besarnya pada lebih kurang umur 1 tahun. Kemudian
mulai terjadi involusi spontan. Perjalanan involusi ini berjalan
bertahun-tahun, sampai umur 7 tahun.
Pengobatan Golongan II :
“Salmon patch” dan “Port wine statis”,
tidak mengadakan regresi spontan. Tindakan eksisi kemudian defek ditutup dengan
skin graft atau dengan flap memberikan hasil lebih jelek dari sebelum operasi.
Penanganan yang memberi hasil memuaskan dengan sinar Laser Argon.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,
Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan
& Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.
Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa
Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan).
Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta .
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku
Kedokteran EGC. Jakarta .
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah. Volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta .
Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia .
Long, Barbara C.
(1996). Perawatan
Medikal Bedah. Volume I.
(terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung .
Mansjoer,
Arif., et all. (1999). Kapita Selekta
Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.
(1994). Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Bedah.
Fakultas Kedokteran Unair & RSUD dr Soetomo Surabaya
Comments