Keadaan normal status cairan dan elektrolit
Air adalah
komponen pembentuk tubuh yang paling banyak jumlahnya. Pada orangdewasa kurang
lebih 60 % dari berat badan adalah air (air dan elektrolit), 2/3 bagian berada
di intrasel, dan 1/3 bagian berada di ekstrasel.
60 % berat badan
tubuh adalah :
a.
Cairan intrasel (CIS) 40 % dari
berat badan
b.
Cairan ekstrasel (CES) 20 %
dari berat badan yang terdiri dari cairan intravaskuler (plasma) 5 % dari berat
badan, dan cairan interstisil 15 % dari berat badan.
Elektrolit utama
a.
Dari CES : Natrium (N = 135 -
147 mEq/liter), Klorida (N = 100 - 106 mEq/liter)
b.
Dari CIS : Kalium (N = 3,5 -
5,5 mEq/liter), Phospat (N = 3 - 4,5 mg/liter)
Secara lebih
terperinci kandungan kadar elektrolit dalam tubuh adalah sebagai berikut :
mEq
|
Plasma
|
Interstisial
|
Seluler
|
Na
Cl
HCO3
K
Ca
Mg
PO4
SO4
Protein
|
145
100
27
4
5
3
2
1
16
|
143
110
27
4
5
3
2
1
2
|
14
-
10
150
-
26
113
-
74
|
Konsentrasi ion
H pada suatu larutan atau tingkat keasaman dan kebasaan ditunjukkan sebagai pH
.
Nilai pH normal
adalah 7,35 - 7,45
Air murni
merupakan larutan netral mempunyai pH 7
Larutan asam
mempunyai pH < 7
Larutan basa
mempunyai pH > 7
Rehidrasi
Goldberger (1980) melakukan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dan elektrolit,
yaitu :
Cara I
·
Jika ada rasa haus dan tidak
ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya, maka kehilangan cairan kira-kira 2 %
dari BB pada waktu itu. Contoh: BB 50 kg maka defisit cairan sekitar 1 liter.
(1000 cc)
·
Jika seseorang bepergian 3-4
hari tanpa air dan ada rasa haus, mulut kering, oliguria, maka defisit air
sekitar 6 % atau 3000 cc pada orang dengan BB 50 kg.
·
Bila ada tanda di atas ditambah
dengan kelemahan fisik nyata, perubahan mental seperti bingung atau delirium,
maka defisit cairan sekitar 7-14% atau sekitar 3,5 sampai 7 liter pada orang
dengan BB 50 kg.
Cara II:
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari, maka kehilangan BB 4 kg
pada fase akut cuma dengan defisit air 4 liter.
Cara III:
Dengan suatu kenyataan bahwa kosentrasi natrium dalam plasma
berbanding terbalik denganvolume ekstrasel dengan pengertian bahwa kehilangan
air tidak disertai dengan perubahan kosentrasi natrium dalam plasma, maka dapat
dihitung dengan rumus:
Na2 x BW2
= Na1 x
BW1 dimana;
Na1 = kadas Na plasma
normal 142 mEq/liter
BW1 = volume air badan normal sekitar 60 % dari BB
pria dan 50 % dari BB wanita.
Na2
= Kadar natrium plasma sekarang.
BW2= Volume air badan sekarang.
Daldiyono (1973) mengemukakan salah satu cara menghitung kebutuhan
cairan untuk rehidrasi inisial pada gastro enteritis akut berdasarkan sistim
score.
Adapun nilai/score gejala klinis dapat dilihat pada tabel dibawah
ini
Gejala klinik
|
Score
|
Muntah
Vox
colerica (suara sesak)
Kesadaran
apatis
Kesadaran
somnolent sampai dengan koma
Tensi sistolik
kurang atau sama dengan 90 mmHg
Nadi lebih
atau sama dengan 120 x/menit
Napas kusmaul
> 30x/menit
Turgor kulit
<
Vacies
colerica
Ekstremitas
dingin
Jari tangan
keriput
Sianosis
Umur 50 atau
lebih
Umur 60 tahun
atau lebih
|
1
2
1
2
2
1
1
1
2
1
1
2
-1
-2
|
Semua score ditulis lalu dijumlah. Jumlah cairan yang akan diberikan
dalam 2 jam dapat dihitung:
Score x 10% x BB (Kg) x 1 liter
15
Dengan menggunakan rumus Margon-walten (dikutip dari Daldiyono)
yaitu dengan mengukur BJ Plasma:
BJ plasma -1,025 x BB (Kg) x 4 ml
0,001
Contoh : Pria BB 40 Kg dengan
BJ Plasama pada waktu itu 1,030, maka kebutuhan cairan untuk rehidrasi inisial
:
1,030 - 1,025 x 40 x 4 ml = 800 ml
0,001
Jumlah cairan yang dibutuhkan adalah :
Menurut Golderberg (1980) kebutuhan cairan berdasarkan gejala klinis
adalah:
cara 1. Kehilangan cairan sekitar 6% dari BB atau sekitar 3 liter.
Menurut cara III rumus :
Na II x Bw 2 = Na I x Bw I
123 x X = 142
x 22
X = 25,4 (tak sesuai)
Menurut score Daldiyono dari gejala klinis ditemukan score 6 ,
perhitungannya:
6
x 10% x 50 Kg x 1 liter = 2 liter (2000 ml)
15
Comments