Diet Rendah Purin dan Cara cara Memotivasi seseorang Pasien

BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Banyak orang yang masih sering mengacaukan antara istilah "asam urat" dengan "purin". Misalnya dengan menyebut makanan tertentu banyak mengandung asam urat. Padahal maksudnya banyak mengandung purin, bukan asam urat. Sebab asam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin.
Purin yang terdapat dalam bahan pangan, terdapat dalam asam nukleat berupa nukleoprotein. Ketika dikonsumsi, di dalam usus, asam nukleat ini akan dibebaskan dari nukleoprotein oleh enzim pencernaan. Selanjutnya, asam nukleat dipecah lebih lanjut menjadi purin dan pirimidin. Purin teroksidasi menjadi asam urat.
Jika pola makan tidak dirubah, kadar asam urat dalam darah yang berlebihan akan menimbulkan menumpuknya kristal asam urat. Apabila kristal terbentuk dalam cairan sendi, maka akan terjadi penyakit gout (asam urat). Lebih parah lagi jika penimbunan ini terjadi dalam ginjal, tidak menutup kemungkinan akan menumpuk dan menjadi batu asam urat (batu ginjal). Jadi, sangat jelas, diet adalah jalan yang utama.


1.2         Tujuan Penulisan
1.2.1        Tujuan Umum
Membantu mahasiswa memahami tentang cara-cara memotivasi seseorang (pasien).
1.2.2       Tujuan Khusus
a.    Mengetahui pengertian motivasi
b.    Mengetahui jenis-jenis motivator
c.    Memahami tentang motivasi dalam keperawatan
d.    

1.3        Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini disusun sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I      PENDAHULUAN
I.1   Latar Belakang
I.2   Tujuan Penulisan
I.3   Sistematika Penulisan
BAB II    PEMBAHASAN
2.1    Pengertian Motivasi
2.2    Jenis Motivator
2.3    Motivasi dalam Keperawatan
2.4     
BAB III   PENUTUP
3.1  Kesimpulan
3.2  Saran                                                                                      
DAFTAR PUSTAKA


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Pengertian
Purin adalah protein dari golongan nukleoprotein. Sedangkan asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin. Peningkatan asam urat disebabkan karena produksi asam urat meningkat atau pengeluaran asam urat menurun. Peningkatan produksi asam urat berasal dari makanan yang banyak mengandung protein yang akhirnya peningkatan pembentukan purin (pada penyakit tertentu). Pengeluaran asam urat menurun terjadi pada penyakit ginjal atau dengan pemberian obat-obat tertentu. Kadar asam urat yang berlebihan dalam darah dapat menyebabkan penimbunan kristal asam urat pada cairan sendi (penyakit gout) dan dalam ginjal (batu ginjal).
2.2.      Penyakit Gout/Hiperurisemia
2.2.1.      Definisi
Penyakit gout (pirai) merupakan sindrom klinis dengan gambaran khas peradangan sendi yang akut. Peradangan ini disebabkan oleh reaksi jaringan sendi terhadap pembentukan kristal urat yang bentuknya menyerupai jarum. Penyakit gout berhubungan dengan gangguan metabolisme purin yang menimbulkan hiperurisemia jika kadar asam urat dalam darah melebihi 7,5 mg/dl. Namun, hiperurisemia atau keadaan meningginya asam urat dalam darah sendiri tidak selalu disertai penyakit gout. Pada penyakit gout atau hiperurisemia kadang-kadang dapat terjadi pembentukan kristal urat dalam ginjal. Kristal ini akan larut dalam urin yang bersifat alkalis.
Keadaan hiperurisemia dapat terjadi, karena:
1.     Pemecahan jaringan tubuh yang berlebihan sehingga banyak purin yang dibebaskan untuk kemudian dimetabolisir dengan zat sisa serupa asam urat.
2.     Ekskresi asam urat yang menurun karena air seni yang asam (misalnya akibat konsumsi lemak atau alkohol yang tinggi) atau karena penurunan fungsi ginjal.
3.     Konsumsi makanan yang kaya purin secara berlebihan. Contoh: JASBUKET; Jerohan, Sardencis, Burung, Kaldu, Kacang, Emping dan Tape.
Dalam penelitian tentang hubungan diet dan penyakit gout, Choi H.K. et al menyimpulkan bahwa konsumsi daging merah dan makanan laut (seafood) dapat meningkatkan risiko penyakit gout sedangkan konsumsi produk susu yang lebih tinggi berkaitan dengan penurunan risiko tersebut. Sementara itu, konsumsi sayuran yang kaya akan purin disimpulkan tidak ada kaitannya dengan peningkatan risiko penyakit gout. Sebagaimana kita ketahui, zat sisa metabolisme protein terdiri atas amonia (NH³), ureum dan asam urat. Amonia dapat dibebaskan oleh tubuh hewan yang hidup didalam air seperti ikan karena senyawa yang beracun ini dapat langsung dilarutkan; ureum biasanya diekskresikan oleh manusia dan hewan yang hidup di darat dan minum; asam urat merupakan zat sisa yang diekskresikan keluar arau diubah menjadi alantoin (bagian dari kuning telur) oleh burung-burung yang tidak sempat minum (burung yang sebagian besar kehidupannya di angkasa). Dengan demikian, daging burung merupakan salah satu jenis makanan yang harus dipantang dalam diet rendah purin. (Dr. Andry Hatono: Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit, 2004)
2.2.2.      Tanda Serangan dan Gejala Penyakit Gout
Asam urat dalam tubuh dihasilkan melalui dua cara. Pertama, sebagai hasil akhir pemecahan asam amino non-esensial, glutamin dan asam aspartat. Proses ini terjadi dalam tubuh setiap orang, karena asam urat merupakan komponen yang diperlukan tubuh dalam jumlah tertentu. Kedua, sebagai hasil akhir proses metabolisme purin yang berasal dari makanan. Penumpukan asam urat karena sebab pertama jarang terjadi. Yang lebih sering adalah akibat tingginya konsumsi makanan yang banyak mengandung purin, disertai pola konsumsi sehari-hari dengan gizi yang kurang seimbang seperti terlalu banyak makan makanan berlemak dan mengandung kolesterol tinggi.
Serangan artritis gout yang mendadak ditandai dengan sendi bengkak, panas dan kemerahan, pada satu sendi (monoartritis) dan mencapai puncaknya dalam 24 jam pertama, serta dapat sembuh sendiri dalam 3-10 hari. Sendi yang terserang biasanya pada sendi pangkal ibu jari kaki yang disebut Podagra. Sendi lain yang bisa terserang adalah pergelangan kaki, tumit, lutut, pergelangan tangan , jari – jari tangan dan siku.
Gejala akibat penumpukan asam urat tidak dapat diketahui dengan segera. Setelah kondisi ini berlangsung lama, barulah muncul rasa ngilu luar biasa pada persedian, khususnya jari kaki dan tangan. Kulit di sekitar sendi tampak bengkak kemerahan disertai demam tinggi, perut kembung dan hilangnya nafsu makan. Gejala ini biasanya berlangsung beberapa hari dan selama itu air kencing berwarna kuning pekat. Penyakit ini lazim disebut Gout ( radang sendi akibat tingginya kadar asam urat dalam darah ). Jika diperiksake laboratorium, kadar asam urat dalam darah biasanya melonjak mencapai 7,5-10 mg%. Sekalipun demikian, kadar asam urat melebihi 6 mg% sudah cukup memberi petunjuk akan tingginya kadar asam urat dalam darah. Kadar normal asam urat yang dianggap sehat adalah 2-5 mg%.
Begitu radang gout tersebut mereda, kulit yang tadinya bengkak akan melepuh dan terasa gatal. Gejala ini bisa hilang sama sekali dan tidak pernah muncul lagi sampai berbulan-bulan. Tapi kalau didiamkan dan tidak segera ditangani, frekuensi kambuhnya akan lebih sering dan rasa sakitnya pun akan lebih menyiksa. Pada penderita yang sudah sangat parah dan tidak mejalankan diet serta tidak diobati, penumpukan asam urat akan membentuk kristal asam urat. Mulai dari yang sebesar ujung jarum pentul sampai sebesar kelereng kecil. Kristal kecil biasanya muncul di bagian telinga, sedangkan yang besar antara lain di ibu jari kaki dan siku. (sumber: www.blogsehat.com, www.konsultasikesehatan.net)

2.3.      Komplikasi Batu Ginjal
Pada beberapa penderita gout, radang sendi sering disertai komplikasi batu ginjal. Hal ini terutama pada penderita yang makannya sehari-hari umumnya sudah tinggi purin, tapi masih diperparah lagi dengan banyak mengkonsumsi makanan berlemak dan kurang mengkonsumsi cairan. Dalam kondisi normal mestinya setiap hari 700 mg asam urat bisa dikeluarkan dari ginjal, sehingga terdapat cadangan asam urat dalam tubuh sekitar 1000 mg. Tapi dalam kasus diatas jumlah yang sanggup dikeluarkan ginjal sangat terbatas, sedangkan konsumsi purin yang merupakan bahan baku asam urat tetap saja tinggi. Hingga cadangan asam urat bertumpuk berlipat ganda, bahkan bisa mencapai 15 kali lipatnya pada penderita yang serius.
Akibatnya, penumpukan asam urat akan membentuk endapan batu asam urat dalam ginjal.Dalam memperlambat atau mencegah terbentuknya batu ginjal asam urat, minum sehari tidak boleh kurang dari 2 ½ liter. Bahan makanan yang mengandung asam amino dengan ikatan belerang/sulfur harus dibatasi. Untuk itu aturan mengkonsumsi makanan sumber protein hewani dan nabati sama dengan pada diet gout, kecuali konsumsi telur cukup 1 butir sehari. Konsumsi nasi sehari tidak boleh lebih dari 70 gram (1/2 gelas) roti paling banyak 4 potong (80 gram). Untuk memenuhi kecukupan karbohidrat dan memberikan rasa kenyang akibat terbatasnya konsumsi nasi atau roti, maka juga makanan pokok lain seperti kentang, ubi jalar, singkong, aneka kue yang dibuat dari tepung maizena, hunkue, tapioka, atau agar-agar dengan tambahan susu-susu.
Penderita wajib mengkonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan segar agar dapat membantu memberikan rasa kenyang. Sayuran yang tidak mengandung purin (selain asparagus, kacang polong, buncis, kambang kol, bayam, jamur) harus dimakan paling sedikit 300 gram sehari. Begitupun buah-buahan segar, disarankan lebih dari 300 gram sehari. Tentu saja diet tersebut baru bisa dilaksanakan setelah memeriksakan diri dan diketahui pasti bahwa radang sendi yang derita benar-benar karena tingginya asam urat dalam darah. Tidak semua sakit pada persedian diakibatkan penumpukan asam urat. (sumber: www.putramaja.tripod.com)

2.4.      Tujuan, Syarat dan Prinsip Diet
2.4.1        Tujuan Diet
Tujuan diet rendah purin, yaitu:
a.    Mengurangi pembentukan asam urat dengan mengurangi bahan makanan tinggi purin
b.    Menurunkan/menormalkan berat badan
2.4.2        Syarat Diet
Syarat diet rendah purin:
a.    Mengkonsumi makanan rendah purin, yaitu 120-150 mg sehari
b.    Hidrat arang tinggi. Hidrat arang membantu pengeluaran asam urat
c.    Lemak sedang. Lemak cenderung menghambat pengeluaran asam urat
d.   Banyak cairan untuk membantu pengeluaran asam urat
2.4.3        Prinsip Diet
Prinsip diet rendah purin:
a.    Diet penyakit gout dan hiperurisemia merupakan diet rendah purin dengan cara menghindari atau membatasi jenis-jenis makanan yang tinggi purin (JASBUKET). Jumlah purin yang dikonsumsi per hari pada diet ini adalah 120-150 mg, sementara asupan purin dalam diet yang normal dapat mencapai 1000 mg per hari atau lebih. Senyawa urat dapat dihasilkan tubuh dalam metabolisme purin dan diekskresikan keluar lewat ginjal.
b.    Karena asam urat lebih mudah larut dalam urine yang alkalis, diet rendah purin harus mengandung lebih banyak hidrat arang dan lebih sedikit lemak dengan jumlah cairan yang memadai untuk membantu pengeluaran kelebihan asam urat.
c.    Kandungan lemak yang tinggi dalam makanan akan menimbulkan asidosis (karena pembentukan keton bodies yang terdiri dari asam asetoasetat, asam β-hidroksibutirat dan aseton) yang membuat urine menjadi lebih asam sehingga menyulitkan ekskresi asam urat.

2.5.      Contoh Menu Diet Rendah Purin
a.    Makan Pagi  (06.00 – 07.00)
-     Dadar telur  kentang (1 porsi)
-     Nasi
-     Kopi kedelai dengan susu rendah lemak
-     Pisang atau Jus buah
b.    Makan Tengah Hari (11.45 – 12.15)
-     Nasi
-     Pepes ikan
-     Tahu kukus
-     Urapan
-     Pepaya
c.    Makan Malam (18.00 – 18.30)
-     Nasi
-     Tempe bacem
-     Sayur asem
-     Pisang

2.6.      Cara Memotivasi Pasien
Sugesti positif seringkali dibicarakan sebagai cara untuk memberikan sebuah motivasi maupun semangat kepada seseorang terhadap setiap permasalahan yang sedang terjadi. Begitu pula saat seorang pasien yang sedang di rawat inap di sebuah Rumah Sakit (RS), maka dibutuhkan sugesti-sugesti yang dapat memotivasi pasien untuk segera sembuh dari setiap penyakit yang sedang ia derita.
Seringkali sebuah pelayanan maksimal dibutuhkan oleh setiap pasien dalam mempercepat proses penyembuhan. Motivasi yang diberikan oleh perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatanya sangat dibutuhkan oleh pasien guna memberikan semangat dan agar pasien segera sembuh dan kembali seha. Namun motivasi dengan sugesti positif harus memenuhi kaidah-kaidah, seperti berikut:
1)        Menggunakan kata-kata positif (sopan), hindari kata-kata yang bersifat negatif (kasar).
2)        Berikan pujian ketika pasien mampu melakukan kemajuan
3)        Ungkapan yang bersifat metafora
4)        Ungkapan jelas, detail, dan sederhana agar mudah dimengerti
5)        Lakukan pengulangan
Sugesti positif hanya bisa keluar dari seseorang yang memiliki pikiran dan hati yang positif, sehingga Andri Hakim menyarankan bahwa setiap perawat diperlukan sikap professional untuk dapat bekerja dengan hati dalam memberikan pelayanannya kepada pasien.
Selain memperkuat sugesti positif kepada pasien, maka setiap perawat, dokter, maupun ahli medis lainnya, perlu menghindari berbagai kalimat-kalimat yang dapat menurunkan mental pasien. Adapun berbagai bentuk sugesti negatif yang perlu dihindari antara lain :
1)        Keprihatinan yang berlebih kepada pasien
2)        Harapan yang berlebih kepada pasien
3)        Mengkritik Pasien
4)        Menakutkan Pasien
5)        Berdebat dengan pasien
6)        Menyalahkan Pasien
7)        Menunjukkan keheranan kepada pasien
8)        Menilai secara moralistik
9)        Memberi contoh dirinya sendiri
10)    Memalukan pasien

BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Motivasi adalah proses yang sangat penting mengenai tingkah laku seseorang dalam bekerja atau dalam melakukan suatu tugas tertentu.
Jenis motivator secara umum adalah uang, penghormatan, tantangan, pujian, kepercayaan atasan, lingkungan kerja yang menarik, jam kerja yang fleksibel, promosi, persahabatan, pengakuan, penghargaan, kemandirian, lingkungan yang kreatif, bonus/hadiah, ucapan terima kasih, dan keyakinan dalam bekerja.
Proses motivasi sebagai pengarah tingkah laku, dapat dikatakan sebagai suatu siklus dan merupakan suatu sistem yang terdiri dari tiga elemen, yaitu : kebutuhan (needs), dorongan (drives), dan tujuan (goals).
Motivasi yang diberikan oleh perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatanya sangat dibutuhkan oleh pasien guna memberikan semangat dan agar pasien segera sembuh dan kembali sehat, maka dalam pelaksanaanya harus dengan cara-cara yang tepat.

3.2         Saran
·           Pentingnya penerapan motivasi terhadap pasien sehingga diharapkan mahasiswa lebih mendalami pemahaman tentang motivasi.
·           Aplikasi dari berbagai teori motivasi diharapkan terus dipelajari mahasiswa keperawatan.
·           Dengan memahami cara-cara memotivasi pasien, mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan pelayanan keperawatan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Hatono, Andry. Dr, 2004, Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit, EGC.

Arep, I., dan Hendri T., 2004, manajemen Motivas. Jakarta: Grasindo
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.wrigleydentalcwri.com/orbit_us/professional-area/resources/motivating-patients/index.htm, 05/11/2011, 13.15 WIB.
http://www.wisdomhypnotherapy.com/mempercepat-penyembuhan-pasien-dengan-sugesti-positif, 05/11/2011, 13.35 WIB.

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Motivasi&oldid=4903172, 05/11/2011, 14.10 WIB.

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PENDAHULUAN HEMOROID ( LP HEMOROID )

SATUAN ACARA PENYULUHAN NUTRISI IBU HAMIL ( SAP NUTRISI IBU HAMIL )

Gizi Untuk Usia Sekolah Dan Remaja