FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN

FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN
A.      FALSAFAH KEPERAWATAN
1.        Pengertian falsafah keperawatan
Menurut Hidayat (2004) falsafah keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek kep.
2.        Fungsi
Fungsi sbg way of life suatu disiplin ilmu yg mengkomunikasikan nilai kebenaran dr pengetahuan, & pengembangan keilmuan,  landasan praktik kpd anggota keilmuan dan publik (Fawcett, 2005;12).
3.        Esensi falsafah keperawatan
Memandang pasien sebagai mahluk yang holistic, yang harus dipenuhi segala kebutuhannya , baik biologis, psikologis, social dan spiritual yang diberikan secara komprehensif, pelayanan keperawatan secara langsung dengan memperhatikan aspek kemanusiaan
setiap pasien berhak mendapatkan perawatan tanpa membedakan suku, kepercayaan, status social, agama dan ekonomi, pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sIstem pelayanan kesperawatan menjadikan pasien sebagai mitra yang aktif.
Berdasarkan cara pandang/sudut pandang masing-masing ilmuan keperawatan, serta bertitik tolak pada fenomena dan telah teridentifikasi berbagai teori dalam keperawatan dan selanjutnya telah mengalami pengujian dan penelahaan, maka konsep yang mendasari falsafah keperawatan tersebut dapat diidentifikasi dengan jelas,  hal ini dapat tercermin dari berbagai model konseptual dan teori keperawatan yang telah ada
4.        konsep-konsep yang mendasari
a.         falsafah keperawatan, sebagai berikut :
1)        Pandangan bahwa keperawatan sebagai suatu Kegiatan
2)        Manusia sebagai klien
3)        sehat dan kesehatan
4)        lingkungan dari klien dan perawat

B.       PARADIGMA KEPERAWATAN
1.        Pengertian Paradigma
Paradigma keperawatan adalah suatu diagram tentang konseptual, sedangkan konsep adalah rumusan mental yang kompleks atas sebuah objek, properti atau kejadian yang diperoleh dari pengalaman individu. Ann Mariner (2004).
Paradigma keperawatan dijadikan dasar untuk pengembangan ilmiah keperawatan dan pengembangan disiplin keperawatan. Paradigma keperawatan tersebut menjadi kerangka kerja dari disiplin ilmu keperawatan yang terdiri dari serangkaian fenomena minat, proposisi, prinsip, dan metode yang digunakan dalam disiplin keperawatan. Paradigma adl cara pandang konsep sentral dari 1 disiplin ilmu yang diaplikasikan bagaimana memandang 4 hal : manusia, lingkungan, sehat sakit, keperawatan
2.        Komponen – Komponen Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan terdiri dari empat komponen dasar yaitu manusia, lingkungan, sehat/kesehatan, dan keperawatan, Ann Mariner (2004).
a.         Manusia
1)      Manusia dalam keperawatan dipandang sebagai suatu sistem yang disebut sistem klien.
2)      Sistem klien ini terdiri dari individu, keluarga, kelompok/khusus/, dan komunitas/masyarakat. Sebagai suatu sistem maka manusia dianggap dapat memperhatikan, menerima, menganalisa, mengaplikasikan hal – hal yang membuat sistem itu berkembang.
3)      Sebagi suatu sistem yang mampu berubah maka manusia layak diperlakukan secara terhormat, dihargai keunikannya sebagai individu dalam situasi, kondisi, dan sifat kemanusiannya.
4)      Manusia adalah merupakan makluk bio-psiko-  sosial dan spiritual yang utuh, yaitu meliputi, Physiological , Psychological, Social, Spiritual , Cultural.
5)      Manusia merupakan sistem terbuka.
6)      Tujuan dasar manusia adalah menjaga keseimbangan
7)      Terdapat macam-macam kebutuhan dasar yang dimiliki oleh manusia adalah sebagai berikut:
a)         Physiological need
b)        Social need
c)         Affective need
d)        Cognitive need
e)         Kognitif
f)         Spiritual need
8)        Rentang upaya dari maladaptif sampai aldaptif memerlukan mekanisme koping dari manusia tersebut.
9)        Mekanisme koping akan berjalan baik bila dirinya sebagai manusia dihargai, seperti ketika sakit ia didengar, keluhannya diperhatikan, dan setiap tindakan terhadap dirinya selalu dikomunikasikan dan didiskusikan.
10)    Dengan perspektif itu, maka manusia sebagai individu – individu dipandang memiliki hak – hak yang harus dihargai. Hak – hak tersebut antara lain : hak untuk memperoleh keamanan (to safety), hak untuk mendapatkan informasi (to be informed), hak untuk memilih (to choose), dan hak untuk didengar dan mendengar (to be heard).
b.        Kesehatan
Sehat menurut WHO (1947) adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental dan sosial dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
Pendapat lain adalah Sehat menurut UU No 23/1992 tentang kesehatan yaitu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani), dan sosial yang   memungkinkan  setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis
Diasumsikan sebagai hal yang berkaitan dengan derajat kesehatan atau kesejahteraan yang dialami manusia (klien). Sehat/kesehatan juga diasumsikan tidak hanya bebas dari penyakit tetapi kondisi yang mampu mempertahankan individu secara konsisten, stabil. Seimbang dalam menjalankan kehidupan sehari – hari melalui proses interaksi positif dalam lingkungan.
Kesehatan dipandang sebagai sebuah rentang antara sehat dan sakit dimana individu memiliki suatu nilai yang berharga tentang kesehatan dan bukan semata – mata suatu fenomena empiris tentang kondisi seseorang. Dalam kondisi sakit seseorang berfikir bagaimana ia sehat. Ketika ia sehat seharusnya ia berfikir bagaimana bertahan untuk tetap sehat.  Pencapaian sehat tidak hanya fisik tetapi juga emosi dan spritual karena manusia terdiri dari komponen : Body, Mind, dan Spirit.
c.         Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan dipandang sebagai lingkungan internal (dalam diri) dan lingkungan eksternal (sosial/masyarakat). Kedua lingkungan ini dapat mempengaruhi manusia dalam berprilaku untuk meningkatkan kesejahteraan atau kesehatannya.
Pendapat  lainnya tentang lingkungan bahwa lingkungan itui merupakan segala kondisi diluar dan mempengaruhi kehidupan makhluk hidup, sosial, ekonomi, fisik dan lingkungan biologis yang menyediakan reservoir dan bentuk-bentuk penyebaran agent. ( Marcia Stanhope & Jeanette Lancaster, 1997 : 218).
Lingkungan eksternal lain yang menjadi elemen utama yang memepengaruhi kesehatan antara lain ventilasi, rasa hangat, bau, kebisingan, dan cahaya. Florence Nightingle (1837).
Lingkungan internal merupakan lingkungan yang diasumsikan berasal dari dalam diri. Lingkungan ini sangat berperan dalam hal ketidakmampuan, ketidakmauan, dan ketidaktahuan. Karena lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan, maka modifikasi lingkungan selalu dilakukan misal ketika terjadi wabah demam berdarah maka bersama – sama membersihkan lingkungan. Begitu juga kalau dirawat, bagaimana seseorang tenang dari kebisingan, cukup ventilasi, dan menggunakan air yang bersih, tidak berbau, serta tidak berwarna.
d.        Keperawatan
Virginia Henderson mengatakan keperawatan adalah upaya bantuan yang diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit, yang dibutuhkan sampai pulih kembali atau menjelang ajal, dimana individu tidak mampu melaksanakan kegiatan kehidupannya akibat ketidakmampuan, ketidakmauan, dan ketidaktahuan. Marinner-Tomey (1994).
Pelayanan keperawatan pada klien merupakan proses. Bila dikatakan proses maka ada tahap yang harus dilakukan seperti pengkajian, perencanaan, impelementasi, dan evaluasi keperawatan. Ketika klien sakit atau sehat proses keperawatan tetap berjalan.
C.      DAFTAR PUSTAKA
1.        Fawcett, J. (2012). Contemporary Nursing Knowledge :        Analysis and Evaluation of Nursing Models and Theories. (2nd ed). Philadelphia : F.A Davis Company.
2.        Marriner, A. (2014). Nursing Theorists and Their Work.(Ismail Ekawijaya, penerjemah). Toronto : The Cosmoby (Buku Asli Diterbitkan 1986).

3.        Reed, P. G. Shearer, Nelma B.C, Nicoll, Leslie, H. (2010). Perspectives on Nursing Theory. (4rd ed). Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PENDAHULUAN HEMOROID ( LP HEMOROID )

SATUAN ACARA PENYULUHAN NUTRISI IBU HAMIL ( SAP NUTRISI IBU HAMIL )

Gizi Untuk Usia Sekolah Dan Remaja