KONSEP MOTIVASI

A.     Motivasi
1.    Definisi Motivasi
Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor-faktor yang menyebarkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu (Stoner & Freeman, 1995 dalam Nursalam, 2009).
Motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan (prilaku) yang mempunyai hubungan antar kebutuhan, dorongan, dan tujuan (Terry. G, 1986 dalam Notoatmodjo, 2007).
Menurut Mc. Donald dalam Sardiman, (2007), menyebutkan bahwa motivasi sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang dengan karakteristik dan keinginan yang terdapat dalam diri sesorang untuk mendorong, menyalurkan, mempertahankan tingkah laku manusia dalam tujuan tertentu.



2.    Tujuan motivasi
Beberapa tujuan motivasi menurut  Winardi (2008), yaitu:
a.    Mengarahkan perhatian
Tujuan ini bersifat pribadi, penuh arti, cenderung memusatkan perhatian orang pada pa yang dianggap relevan serta penting. 
b.    Mengatur upaya
Tujuan ini bukan hanya membuat kita perseptif, secara selektif, tetapi mereka juga  memotivasi kita untuk bertindak. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tingkat upaya yang akan dilaksanakan bersifat proposional dengan kesulitan tujuan yang bersangkutan.
c.    Meningkatkan prestasi
Persistensi mewakili upaya yang dilksanakan untuk mengerjakan suatu tugas dalam jangka waktu tertentu. Orang-orang persisten, cenderung melihat kendala sebagai hal-hal yang menantang mereka dan buka sebagai alasan untuk membenarka kegagalan-kegagalan mereka.





3.    Jenis motivasi
Motivasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a.    Motivasi primer
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis dan jasmani manusia.
b.    Motivasi sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang diperlajari. Hal ini berbeda dengan motivasi primer, motivasi sekunder atau motivasi social mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia.
4.    Tipe-tipe motivasi
Supardi & Syaiful A (2002) berpendapat ada 2 tipe motivasi yaitu motivasi internal dan eksternal.
a.    Motivasi internal
Motivasi internal adalah dorongan yang timbul  dari diri seseorang yang dalam melakukan suatu tindakan berupa  dorongan untuk menghindari resiko yang dihadapi, mengatasi rintangan, menyesuaikan kemampuan diri terhadap orang lain, mempelajari orang lain serta dorongan mencari jalan lain dalam melakukan suatu tindakan, misalnya minat, kebutuhan dan kepercayaan.
1)     Minat yaitu keinginan, kesukaan dan kemauan terhadap sesuatu hal. Atau bisa juga dikatakan bahwa minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu fikiran tertentu.
2)     Kebutuhan adalah kekurangan adanya sesuatu dan menuntut segera pemenuhan agar terjadi keseimbangan. Dalam pengertian lain kebutuhan adalah dasar dari perbuatan motivasi. Kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan khusus seseorang adalah khas bagi dia sendiri. Orang lain dapat berusaha mempengaruhi dia, akan tetapi pada akhirnya keputusan apa yang dia sendiri inginkan dan butuhkan tergantung pada dia sendiri. Selain itu kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan seseorang adalah bersifat khas juga, karena hal-hal tersebut ditentukan oleh faktor-faktor yang menentukan kepribadian.
3)     Kepercayaan timbul apabila seseorang sudah yakin dengan apa yang akan diperbuat itu benar jika seeorang percaya kepada dirinya bahwa dia bisa melakukan suatu tindakan yang diperlukan, maka sesulit apapun tindakan tersebut dia akan berusaha untuk memenuhinya.
b.    Motivasi eksternal
Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi eksternal seseorang adalah :
1)     Keluarga
2)     Penghargaan
Motivasi eksternal bisa membuat seseorang sangat bersemangat, itu bertahan lama. Motivasi eksternal dapat membuat seseorang berfikir, dan merupakan hasil kerja fikiran sadar, bahwa seseorang dapat melakukan apa saja untuk mencapai tujuan tertentu.
Sukses tidaknya seseorang untuk mencapai suatu prestasi ataupun tindakan selain dipengaruhi oleh dorongan dali dalam diri orang tersebut, dukungan keluarga terdekat dapat meningkatkan motivasi yang tinggi bagi seseorang.
5.    Sifat motivasi
Motivasi jika dilihat dari sifatnya dibagi menjadi 2 sifat, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik berasal dari dalam diri manusia, sedangkan motivasi ekstrinsik berasal dari luar yang dapat mempengaruhi diri manusia.
a.    Motivasi instrinsik
motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi ini sering disebut motivasi murni  atau motivasi yang sebenarnya yang timbul dari dalam diri seseorang. Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007) mengatakan motivasi instrinsik individu dalam berperilaku dapat berupa :

1)    Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah kegiatan formal maupun informal yang berfokus pada proses belajar mengajar dengan tujuan agar terjadi perubahan pada individu. Melalui pendidikan dapat diletakan dasar pengertian dalam diri seseorang, pemahaman akan sesuatu yang baik dan kurang baik, yang benar dan yang salah. Tingkat pendidikan seseorang  atau masyarakat dalam hal ini dikaitkan dalam kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi bidang kesehatan serta dalam pembagunan kesehatan.
Penderita harus diberi informasi mengenai program pngobatan diabetes, agar mereka yakin bahwa diabetes dapat dikontrol asal mendapatkan pengobatan yang tepat. Hal ini dapat dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sepeti persadia. 
2)    Pengetahuan
Pengetahuan merupakan dominan kognitif yang sangat penting untuk terbentuknya prilaku seseorang. Pengalaman dalam penelitian membuktikan bahwa prilaku didasari oleh pengetahuan akan bersifat langgeng daripada prilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Keluarga dan penderita DM memerlukan pengetahuan yang adekuat dan informasi bagaimana menangani dan mencegah penyakit pada anggota keluarga yang lain. Ini sangat penting agar penderita dan keluarga mengerti dan memahami atas lamanya pengobatan dan pentingnya kepatuhan dan kontrol.
3)    Keyakinan/kepercayaan penderita
Keyakinan/kepercayaan penderita dan keluarga sangat dipengaruhi oleh faktor etnis, agama, suku dan kepercayaan yang dianut oleh individu yang bersangkutan yang dapat mempengaruhi prilaku kesehatan.
b.    Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang aktif dan berfungsi oleh karena adanya rangsangan dari luar. Motivsi ekstrinsik mengandung kekuatan-kekuatan, baik yang terdapat pada individu maupun faktor-faktor yang dikendalikan orang lain. Motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting karena kemungkinan besar seseorang dinamis dan berubah-ubah sesuai keninginan dan perhatiannya sehingga motivasi ini tetap diperlukan (Djamarah, 2009).
Motivasi timbul sebgai akibat pengaruh luar dari individu yang menyebabkan individu tersebut mampu mandiri. Motivasi ekstrinsik penderita dalam prilaku kesehatan (patuh dalam pengobatan) dapat berupa status ekonomi (penghasilan), jarak rumah dengan sarana kesehatan, dukungan petugas kesehatan dan keluarga serta  tersedianya fasilitas kesehatan.


6.    Proses motivasi
motivasi terdiri dari elemen-elemen yang saling berinteraksi dan bersifat independen (Nursalam, 2002), yaitu :
a.    Need :  kebutuhan tercipta manakala terjadi ketidakseimbangan fisik maupun psikologis. Kebutuhan psikologis kadang tidak timbul akibat ketidakseimbangan.
b.    Driver : dorongan atau motif timbul mengurangi kebutuhan. Dorongan baik fisiologis maupun psikologis berorientasi pada tindakan dan menyiapkan energi pendorong untuk mencapai tujuan.
c.    Incentives/goal : segala sesuatu yang akan mengurangi kebutuhan dan menurunkan dorongan tindakan.  Dengan demikian pencapaian tujuan akan mengembalikan keseimbangan fisiologis dan psikologis  dan menurunkan bahwa menghentikan dorongan.
7.    Faktor yang berpengaruh dalam motivasi
            Widayatun, 1999 dalam Hasibuan, 2005 menjelaskan bahwa motivasi terjadi karena adanya kebutuhan seseorang yang harus segera dipenuhi untuk segera beraktifitas dan segera mencapai tujuan.
a.             Faktor fisik dan proses mental
b.             Faktor hereditas, lingkungan
c.             Faktor instrinsik seseorang
d.             Fasilitas (sarana dan prasarana)
e.             Situasi dan kondisi
f.              Profram dan aktivitas
g.             Media
8.    Cara meningkatkan motivasi
a.      Dengan tekhnik verbal
1)         Berbicara untuk membangkitkan semangat
2)         Pendekatan pribadi
3)         Diskusi dan sebagainya
b.      Tekhnik tingkah laku (meniru, mencoba, menerapkan)
c.      Supertisi (kepercayaan akan sesuatu secara logis, namun membawa keberuntungan)
d.      Citra/image yaitu dengan data khayalyang tinggi maka individu termotivasi.
9.    Pengukuran motivasi
Pengukuran motivasi dapat dilakukan dengan menilai pernyataan motivasi seseorang. Pernyataan motivasi adalah rangkaian kalimat yang menyatakan sesuatu mengenai obyek motivasi yang hendak digunakan. Pernyataan motivasi mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai obyek sifat, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada obyek motivasi. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang favourable. Sebaliknya pernyataan motivasi mungkin pula berisi hal-hal negative mengenai obyek motivasi yang bermotivasi tidak mendukung maupun kontra terhadap motivasi. Pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan yang tidak favourable. (Azwar, 2013).
            Suatu sekala motivasi sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan favourable dan unfavourable atau bisa juga dalam bentuk “motivasi tinggi” atau “motivasi rendah” dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negative yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung sama sekali obyek motivasi (Azwar, 2013).
            Pengukuran motivasi dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat/pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan kemudian ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner.
Skala yang digunakan untuk mengukur motivasi seseorng atau kelompok adalah menjadi suatu indikator, kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrumen yang mengguanakan skala likert mempunyai gradasi dari yang sangat tinggi sampai rendah, yang berupa kata-kata antara lain (Azwar, 2013).
a.    Jawaban dari item pertanyaan untuk motivasi positif.
1)    Setuju Setuju (SS), diberikan melalui jawaban skala skor 4
2)    Sangat (S), diberikan melalui jawaban skala skor 3
3)    Tidak Setuju (TS), diberikan melalui jawaban skala skor 2
4)    Sangat Tidak setuju (STS), diberikan melalui jawban skala skor 1
b.    Jawaban dari item pertanyaan untuk motivasi negatif.
1)    Setuju Setuju (SS), diberikan melalui jawaban skala skor 1
2)    Setuju (S), diberikan memalui jawaban skala skor 2

3)    Tidak Setuju (TS), diberikan melalui jawaban skala skor3
4)     Sangat Tidak setuju (STS), diberikan melalui jawban skala skor 4
Setelah semua jawaban diberi skor maka selanjutnya dilakukan uji kenormalan data untuk menentukan kategori motivasi responden.
10.  Komponen motivasi
Menurut Winardi, 2008 komponen dasar motivasi meliputi :
a.    Kebutuhan, keinginan
b.    Prilaku
c.    Tujuan
d. Umpan balik

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PENDAHULUAN HEMOROID ( LP HEMOROID )

SATUAN ACARA PENYULUHAN NUTRISI IBU HAMIL ( SAP NUTRISI IBU HAMIL )

Gizi Untuk Usia Sekolah Dan Remaja