KONSEP KESEHATAN GIGI DAN MULUT
A. Kesehatan
Gigi dan Mulut
1.
Pengertian
Gigi dan Mulut
Gigi dan mulut merupakan pintu gerbang
masuknya virus dan bakteri sehingga dapat mengganggu organ tubuh lainnya.
Masalah gigi berlubang masih banyak dikeluhkan baik oleh anak – anak maupun
dewasa dan tidak bisa di biarkan menjadi lebih parah karena akan mempengaruhi
kulitas hidup. (Kemenkes, 2014).
2.
Bagian
Gigi
Bagian gigi menurut astoeti, (2006)
adalah sebagai berikut :
a. Email/Enamel
Lapisan paling luar gigi yang
merupakan bagian yang paling tahan asam, panas dan dingin.
b. Dentin
Dentin adalah bagian tengah gigi
yang terletak dibawah email gigi.
c. Semen/Cementum
Semen/cementum adalah bagian yang
menghubungkan akar gigi dengan tulang alveolar berfungsi sebagai
perekat/pengikat gigi pada tulang rahang.
d. Pulpa
Pulpa adalah ruang yang berisi
saraf gigi dan pembuluh darah
3. Jenis
Gigi
Jenis
gigi menurut erwana, (2013) sebagai berikut:
a.
Gigi
seri
Gigi seri adalah gigi gigi insisif,
jumlahnya empat di atas dan empat dibawah. Dinamakan gigi seri karena gigi ini
yang langsung terlihat sama, sepasang (seri), dan berdampingan. Kerusakan pada
gigi seri dapat mempengaruhi penampilan seseorang.
b.
Gigi
taring
Gigi taring adalah gigi yang memiliki
istilah ilmiah kaninus. Jumlahnya ada 4 masing masing satu disebelah kanan,
satu di sebelah kanan atas, satu disebelah kiri atas, satu disebelah kanan
bawah dan satu disebelah kiri bawah. Gigi ini yang terkhir tumbuh dirongga
mulut, sehingga sering mengalami kekurangan tempat.
c.
Gigi
graham kecil
Gigi ini diistilahkan dengan premolar.
Jumlahnya ada empat dibagian rahang mulut atas, yaitu dua disebelah kanan atas
dan dua di bagian kiri bawah. Lalu ada empat lagi dibagian rahang/mulut bawah,
yaitu dua dibagian kanan bawah dan dua di bagian kiri bawah.
Pre artinya sebelum atau mendahului.
Jadi premolar berarti mendahului molar hal ini karena letaknya di barisan gigi
gigi sebelum gigi molar (graham). Bentuknya menyerupai gigi taring, tetapi
memiliki bukti yang tajam di kedua sisi, bukan satu seperti taring.
d.
Gigi
graham besar
Gigi ini memiliki istilah ilmiah molar.
Jumlahnya enam dirahang/mulut atas, yaitu tiga disebelah kiriatas dan tiga
disebelah kanan atas serta enam dirahang/mulut bawah, yaitu tiga disebelah kiri
bawah dan tiga di sebelah kanan bawah. Gigi ini adalah gigi dengan ukuran
terbesar dari seluruh gigi.
4.
Fungsi
Gigi
Fungsi
gigi menurut Erwana (2013) sebagai berikut:
a.
Gigi
seri (tengah, Lateral)
1)
Memotong
Hal ini dimungkinkan karena bentuk gigi
seri yang memiliki sisi pengiris seperti pisau atau pedang. Makanan lunak yang
terlalu besar untuk masuk akan dipotong seukuran mulut oleh gigi seri
b.
Gigi
taring
1)
Merobek
Gigi taring dengan ujungnya yang runcing
memiliki fungsi untuk merobek. Makanan yang agak keras sperti daging akan
dirobek oleh gigi taring karena gigi seri tidak mampu melakukan ini.
c.
Gigi
graham (molar)
1)
Menghaluskan
Fungsi ini adalah milik gigi graham
karena gigi graham memiliki permukaan kunyah, yaitu dataran dibagian atas gigi.
Makanan yang sebelumnya telah dipotong atau dirobek selenjutnya dihaluskan oleh gigi graham
supaya organ pencernaan tidak
bekerja terlalu keras.
5.
Proses
Pertumbuhan Gigi
Pertumbuhan dan perkembangan Gigi menurut
Cahyaningsih, (2011) adalah sebagai berikut :
a.
Masa
Bayi (usia 0 – 28 hari)
1)
Erupsi
gigi primer biasanya dimulai pada usia 6 bulan dengan gigi seri tengah
mandibular primer.
2)
Orang
tua harus membersihkan gigi seri dengan kain basah.
3)
Pemberian
makan dengan ASI dan melalui botol selama tidur tidak dianjurkan. Hal ini untuk
mencegah karies gigi akibat dari kontak dengan susu yang lama
b.
Masa
Toddler (usia 1 – 3 tahun)
1)
Gigi
primer (20 gigi desidua) lengkap ketika usia 2,5 tahun.
2)
Kunjungan
pertama kedokter gigi harus toddler sebelum 2,5 tahun.
3)
Orang
tua harus membersihkan gigi toddler dengan sikat lembut dan air, di sela sela
gigi menggunakan benang halus. Pasta gigi tidak mungkin digunakan karena
toddler tidak menyukai busanya dan berbahaya jika di telan.
4)
Toddler
memerlukan supplemen flourida jika sumber air di tempat tinggal tidak
mengandung flourida.
5)
Diet
rendah kariogenik contoh gula pasir, yang dapat menimbulkan karies pada gigi.
c.
Masa
pra sekolah (usia 4 – 6 tahun)
1)
Seluruh
gigi yang berjumlah 20 harus lengkap pada usia 3 tahun.
2)
Perkembangan
motorik halus, memungkinkan anak mampu menggunakan sikat gigi dua kali sehari.
d.
Masa
sekolah (6 – 12 tahun)
1)
Orang
tua harus Membimbing dan memperhatikan kebersihan gigi anak
6. Cara
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut
Erwana,
(2013) menyatakan ada 4 cara menjaga
kesehatan gigi dan mulut sebagai berikut:
a.
Bersihkan
gigi secara teratur
Bersihkan gigi secara teratur setelah
sarapan dan sebelum tidur. Ini sehubungan dengan faktor gigi dalam pembentukan
lubang gigi, gigi di bersihkan supaya tidak ada plak yang terbentuk dan menjadi
tempat tinggal bakteri pembentukan lubang gigi.
b.
Bersihkan
mulut secara menyeluruh
Hal ini berhubungan dengan faktor
bakteri dalam pembentukan lubang gigi. Menyikat gigi hanya membersihkan 25%
dari keseluruhan bagian gigi dan mulut, masih ada rongga mulut, lidah dan
jaringan lunak lainya yang bisa berpotensi terkena bakteri bila gigi dan mulut
tidak dibersihkansecara teratur.
c.
Kurangi
makanan manis
Hal ini berhubungan dengan faktor gula
dalam pembentukan lubang gigi. Makanan manis dapat menjadi sumber makanan bagi
bakteri pembentuk lubang gigi.
d.
Rutin
kontrol
Rutin kontrol setiap 6 bulan sekali Hal
ini berhubungan dengan faktor waktu. Dengan memeriksakan kesehatan gigi dan
mulut secara teratur kedokter gigi maka waktu yang diperlukan untuk bakteri
yang melakukan aksinya dapat dihentikan.
7. Faktor
– faktor yang mempengaruhi personal hygiene
Menurut
Saputra, (2013), Prilaku menjaga kebersihan diri dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.
a.
Kebiasaan
Kebiasaan
seseorang berpengaruh dalam kebersihan diri seseorang.Contohnya adalah setiap
individu memiliki kebiasaan tersendiri kapan akan menyikat gigi, mengunting
kuku atau mencuci rambut dan bahkan kebiasaan tersendiri untuk menyikat gigi
dua kali sehari, satu kali sehari, atau tidak menyikat gigi.
b.
Budaya
Budaya
mempengaruhi kebersihan diri seseorang contohnya adalah terdapat mitos yang mengatakan bahwa
menggunting kuku pada malam hari akan menyebabkan kesialan. Hal ini menyebabkan
beberapa orang menunda menggunting kuku hingga keesokan harinya.
c.
Tingkat
pengetahuan
Tingkat
pengetahuan seseorang mempengaruhi cara orang tersebut merawat diri. Contohnya
adalah untuk menjaga kebersihan gigi, kita sebaiknya menggosok gigi dua kali
sehari, yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur, individu yang mengetahui hal
ini akan berusaha untuk mengikutinya.
d.
Status
sosial ekonomi
Status
sosial ekonomi mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memenuhi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan untuk mempertahankan kebersihan diri, contohnya
adalah kondisi keuangan seseorang mempengaruhi antara lain jenis sabun mandi,
sampo, sikat gigi yang mampu ia beli
e.
Status
kesehatan serta kondisi fisik dan mental
Orang
yang sedang sakit atau yang mengalami cacat fisik dan gangguan mental akan
terhambat kemampuanya untuk merawat diri secara mandiri.
1)
Kebiasaan
menyikat gigi
a)
Pengertian
kebiasaan Menyikat Gigi
Kebiasaan adalah kegiatan yang sering
dilakukakn oleh seseorang. Kebiasaan menyikat gigi dilakukan sebagai salah satu
cara mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut. Menyikat gigi dua kali sehari
pada pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur, hal ini untuk membuat nafas
segar, memperbaiki penampilan gigi, dan menghilngkan plak serta sisa makanan
dari permukaan gigi, bila plak dibiarkan selama 24 – 48 jam, ia dapat mengeras
dan menimbulkan penyakit pada gusi dan akhirnya menyebabkan gigi tanggal dan
penyakit gigi lainya. (Indri, 2009)
Menyikat gigi adalah untuk mencegah dan
menghapus pembentukan plak plak sebagian besar terdiri dari bakteri, karena
jumlah peningkatan plak bakteri, gigi lebih rentan terhadap gigi karies ketika
karbohidrat dalam makanan yang tersisa pada gigi setelah setiap makan atau
makanan ringan (Hongini dan Aditawarman, 2012)
b)
Cara
Menyikat Gigi yang Benar.
Cara
menyikat gigi yang benar menurut Erwana, (2013) adalah sebagai berikut:
(1)
Tepat
Alat
Tepat alat disini maksudnya adalah harus
benar dalam memilih alat yang digunakan untuk membersihkan gigi, yaitu sikat
gigi. Berikut adalah kriteria sikat gigi yang baik:
(a)
Gagang
sikat harus lurus supaya memudahkan mengontrol gerakan penyikatan
(b)
Kepala
sikat tidak lebar dan membulat supaya tidak melukai jaringan lunak lain, saat
menyikat gigi bagian belakang
(c)
Bulu
sikat dipilih yang lembut agar tidak melukai gusi dan mudah masuk kesela – sela
gigi
(2)
Tepat
cara
(a)
Gerakan
untuk bagian luar gigi depan adalah ke atas dan kebawah, bukan menyikat dengan
menggerakan kesamping karena bisa melukai gusi.
(b)
Bagian
luar gigi belakang jangan di sikat dengan gerakan naik turun, tetapi dengan
gerakan maju mundur atau memutar, gerakan naik turun efektif membersihkan gigi
belakang bagian luar.
(c)
Untuk
bagian dalam dari gigi depan dan belakang harus disikat dengan gerakan ditarik.
(3)
Tepat
waktu
Menyikat gigi pagi hari dilakukan
setelah sarapan dan sebelum tidur. Apabila sisa makanan dibiarkan 12 jam lebih
tanpa sempat dibersihkan makanan akan menjadi sebuah plak.
(4)
Tepat
target
Meliputi tepat membersihkan daerah yang
perlu dibersihkan. Gigi Cuma bukan bagian depan dan bagian luar saja, gigi juga
ada bagian bagian dalam dan belakang. Bagian – bagian ini kadang terlewatkan atau sengaja dibersihkan.
c)
Hubungan
Prilaku Dengan Kebiasaan
Dalam jenis jenis kebutuhan manusia,
terdapat diantara beberapa kebutuhan yang meminta cara dan alat pemenuhan yang
sangat khusus misalnya kebutuhan akan oksigen dapat dapat dipenuhi dengan
cara bernafas atau menghirup udara yang
berisi oksigen. Disamping itu terdapat kebutuhan kebutuhan yang dapat dipenuhi
dengan jalan dan alat yang tidak begitu khusus dan terbatas.
Kalau mengamati kehidupan suatu keluarga
dan mengamati cara pergaulan anak dalam keluarga itu. Akan nampak dengan
meyakinkan bahwa lingkungan itulah yang banyak mengajarkanbagaimana memenuhi
setiap jenis kebutuhan yang diterima oleh setiap anggota keluarga. Keluarga
mencerminkan pengaruh norma yang terdapat dalam lingkungan sosio – kultural
yang lebih luas. Norma itu menjadi kebiasaan dari tiap individu sesuai dengan
cara cara dan norma lingkungan sperti diatas berlangsung melalui proses meniru
dan sistem ganjaran dan hukuman. Proses meniru terjadi bila anak melihat dan
mengikuti apa yang dilaksanakan oleh orang tuanya.
Proses yang sama ini terjadi juga
terhadap berbagai segi kehidupan yang lain. Hanya saja dibidang proses
pembentukan aspek kepribadian proses itu akan menjadi lebih kompleks. Kebiasaan
muncul didasarkan pada norma norma yang ada dalam masyarakat. Norma sosial
merupakan kebiasaan yang lazim di pergunakan dipergunakan oleh setiap anggota
kelompok untuk berprilaku. Keadaan norma sosial ini sebagian diresmikan menjadi
peraturan tetapi yang banyak merupakan kebiasaan
yang tidak tertulis. Kebiasaan yang tidak tertulis mendapat sanksi berupa
penilaian negatif (Purwanto, 2012)
d)
Pembentukan
Prilaku akan Membentuk Kebiasaan
Pembentukan prilaku menurut skinner
dalam notoatmodjo, (2007) adalah sebagai berikut :
(1)
Melakukan
identifikasi tentang hal hal yang merupakan penguat atau reinforcer berupa
hadiah – hadiah atau rewards bagi prilaku yang akan dibentuk.
(2)
Melakukan
analisis untuk mengidentifikasi komponen komponen kecil yang membentuk prilaku
yang di kehendaki. Kemudian komponen – komponen tersebut disusun dalam urutan
yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya prilaku yang dimaksud.
(3)
Menggunakan
secara urut komponen – komponen itu sebagai tujuan sementara, mengidentifikasi
reinforcer atau hadiah untuk masing masing komponen tersebut.
(4)
Melakukan
pembentukan prilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun.
Apabila komponen pertama telah dilakukan , maka hadiahnya diberikan. Hal ini
akan mengakibatkan komponen atau prilaku tersebut cendrung akan sering
dilakukan. Kalau ini sudah terbentuk maka dilakukan komponen atau prilaku kedua
yang kemudian diberi hadiah (komponen atau prilaku pertama tidak memerlukan
hadiah lagi). Demikian berulang – ulang sampai komponen atau prilaku ketiga,
keempat, dan selanjutnya sampai seluruh prilaku yang diharapkan terbentuk.
Sebagai ilustrasi, agar anak mempunyai
kebiasaan menyikaat gigi sebelum tidur. Untuk berprilaku sperti ini maka anak
tersebut harus :
(a)
Pergi
kekamar mandi sebelum tidur,
(b)
Mengambil
sikat dan odol,
(c)
Mengambil
air dan berkumur,
(d)
Melaksanakan
gosok gigi,
(e)
Menyimpan
sikat gigi dan odol,
(f)
Pergi
ke kamar tidur
Kalau
dapat diidentifikasi hadiah hadiah (tidak berupa uang) bagi masing masing
komponen atau prilaku tersebut maka akan dapat dilakukan pembentukan kebiasaan
Comments