ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. F TERUTAMA PADA NY. A DENGAN MASALAH KESEHATAN HIPERTENSI DI RW 19

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. F TERUTAMA PADA NY. A DENGAN MASALAH KESEHATAN HIPERTENSI DI RW 19

1.      Pengkajian
I.       Data Umum
1.      Nama Kepala Keluarga (KK)            : Alm Tn. P
2.    Alamat dan Telepon                         : Kp. Cileuweung RT/RW 03/19 Kel. Cipageran Kec. Cimahi Utara
3.      Pekerjaan KK                                   : -
4.      Pendidikan KK                                  : SD
5.      Komposisi Keluarga dan Genogram            :
No
Nama
JK
Hub. dengan KK
Umur
Pendidikan
1
Tn.P
L
Suami
80 tahun
SD
2
Ny.H
P
Istri
71 tahun
SD
3
Tn. K
L
Anak
48 tahun
SD
4
Tn.K
L
Anak
40 tahun
SD
5
Tn.K
L
Anak
38 tahun
SD



6.      Tipe Keluarga           : Dewasa Sendiri (Single Adult)
7.      Suku Bangsa                        : Sunda
8.      Agama                      : Islam
9.      Status Sosial Ekonomi Keluarga      : Keluarga Sejahtera II (KS II)
Klien melaksanakan ibadah sesuai kepercayaan yang dianut, pada umumnya makan 2-3 kali sehari, 1-2 kali dalam seminggu menyediakan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk, memiliki pakaian berbeda untuk di rumah-bekerja-bepergian dan dalam 1 tahun terkahir memperoleh baju baru, bagian terluas dari lantai bukan dari  tanah, luas lantai ± 8 m 2 , dan  jika Ny.H sakit biasanya Ny.H dibawa ke dokter praktik atau dibawa ke bidan terdekat alasanya klien merasa jauh untuk berobat ke Puskesmas Cipageran.
10.   Aktivitas Rekreasi Keluarga             : saat lebaran biasanya keluarga klien mempunyai kebiasaan berkumpul dirumah klien dan saling mengunjungi antar keluarga.

II.      Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
11.   Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini     : Keluarga Ny.H memiliki 3 orang anak. Anak pertama berusia 48 tahun, anak yang kedua berusia 40 tahun dan anak yang ketiga berusia 38 tahun sehingga dalam keluarga klien dalam tahap lansia awal keluarga dengan anak remaja.
12.   Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi    : Keluarga Ny. H sudah melakukan kebebasan dengan tanggung jawab karena ketiga anaknya sudah berkeluarga dan sudah mempunyai rumah masing-masing.
13.   Riwayat Keluarga Inti           : Saat ini kondisi kesehatan keluarga inti sehat dan Ny. H  memiliki penyakit rematik kurang lebih 10 tahun kebelakang. Saat ini yang dikeluhkan Ny. P nyeri di persendian kaki rasanya seperti di sayat-sayat nyeri dirasakan hilang timbul, bertambah saat klien beraktivitas dan berkurang jika klien beristirahat, skala nyeri 5 (0-10). Selama ini tindakan keluarga dalam pencegahan penyakit dengan makan teratur, istirahat yang cukup, dan bila sakit berobat. Keluarga inti berobat ke puskesmmas dan Ny. P jika berobat biasanya ke dokter praktik atau kebidan terdekat.
14.   Riwayat  Keluarga Sebelumnya       : Keluarga Alm Tn. P memiliki penyakit keturunan seperti hipertensi
III.    Pengkajian Lingkungan
15.   Karakteristik Rumah : Rumah Ny.H memiliki luas ± 8 m 2 , tipe rumah permanen dan milik sendiri, lantai menggunakan tegel, ruangan terdiri dari 1 kamar tidur; 1 ruang tamu; 1 dapur; 1 kamar mandi di luar; hanya terdapat 1  ruangan dilengkapi dengan jendela dengan ukuran ± 1-1,5 m x 50 cm, pencahayaan dan ventilasi buruk, jarak septic tank dengan kamar mandi ± 5 m dan jarak dari sumber air > 10 m, serta sumber air yang sering digunakan berasal dari mata air gunung yang di masak..

16.   Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW : Rumah Ny. H terbangun seperti rumah kontrakan yang berhimpitan dengan tetangga dan terletak di ujung rt 01 rw 19 kap. Ciliewueng. Karakteristik tetangga dan komunitas sangat baik dan saling membantu dalam berbagai kegiatan di lingkungannya. Umumnya penduduk sekitar berprofesi sebagai buruh dan petani. Komunikasi antar tetangga sangat baik dan saling menghargai.
17.   Mobilitas Geografis Keluarga           : Ny. H sudah lama tinggal di kampung tersebut sejak lahir. Setelah menikah ± 50 tahun yang lalu, keluarga Tn. P tinggal bersama istri, anak.sekitaar ± 20 tahun Ny.H di tinggal suami meninggal dunia dan hidup menjanda dan hidup dengan ketiga anaknya, sejak anaknya sudah menikah Ny.H tinggal sendiri  serta orang tuanya tinggal berdekatan tetapi beda desa. Keluarga Tn. P sudah pernah berpindah rumah.
18.   Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat: Keluarga Ny. H hidup berdampingan dengan tetangga dan terjalin komunikasi dengan baik antar masyarakat, Ny. H tidak mengikuti organisasi kemasyarakatan tetapi senantiasa mengikuti kegiatan seperti pengajian. Bila hari libur keluarga selalu berkumpul bersama-sama.

IV.    Struktur Keluarga
19.   Sistem Pendukung Keluarga            : Lingkungan tempat tinggal Keluarga Alm Tn.P tidak jauh dari orangtuanya, bila keluarga memerlukan bantuan keluarga lainnya senang membantu terutama saat Ny. H sakit. Keluarga Alm Tn. P tergolong keluarga yang kurang mampu membiayai pengobatan dengan bergotong royong dengan keluarga. Karena Ny.H tidak mempunyai ASKES, BPJS, atau KIS.
20.   Pola Komunikasi Keluarga   : Komunikasi yang terjadi dalam keluarga menggunakan bahasa Sunda, terjadi secara langsung dan terbuka, bila ada masalah dipecahkan bersama-sama dengan musyawarah untuk meminta pendapat keluarga lain dan saling mengalah jika ada masalah.
21.   Struktur Kekuatan Keluarga : Keluarga Ny. H dekat dengan kader dan RW sehingga bila memerlukan bantuan tentang masalah kesehatan selalu memberikan nasihat terkait makanan dan minum obat teratur.
22.   Struktur Peran          : NY. H sebagai tulang punggung keluarga dan menjadi kepala keluarga, Ny., sedangkan N, K, dan K sudah beruah tangga dan tidak tinggal dengan Ny.O sehingga Ny.O merasa kesepian apabila cucu atau anaknya tidak main kerumah beliau.
23.   Nilai atau Norma Keluarga   : Nilai dan norma dalam keluarga Ny. H berdasarkan ajaran agama dan adat istiadat yang berlaku terutama pendidikan agama dan norma agama.

V.     Fungsi Keluarga
24.   Fungsi Afektif           : Hubungan antar anggota keluarga terjalin harmonis, , solidaritas yang tinggi, rukun, tidak ada perselisihan, saling menghargai dan menghormati serta saling memberikan perhatian antar anggota keluarga.
25.   Fungsi Sosialisasi     : Keluarga Ny. H selalu mengarjarkan bagaimana berperilaku yang sopan, menghormati pada orang yang lebih tua dan baik dengan sesama karena hidup membutuhkan orang lain.
26.   Fungsi Perawatan Kesehatan          : Keluarga Alm Tn.P sudah mengetahui Ny.H memiliki rematik,  tetapi keluarga tidak rutin memeriksakan Ny. H walaupun obatnya sudah habis dan keluhan tidak ada.
Pengambilan keputusan tindakan kesehatan diambil oleh anak-anaknya, keluarga mampu memutuskan untuk membawa anggota keluarga bila sakit, keluarga senantiasa berusaha untuk selalu sehat, keluarga selalu berpikiran positif terhadap penyakit yang diderita, keluarga berobat untuk Ny.H ke dokter praktik atau bidan dan bila anaknya sakit dibawa ke puskesmas sedangkan Tn.N dan Tn.K, TnK  bila sakit menggunakan obat warung bila tidak membaik barulah berobat ke puskesmas, dan keluarga percaya kepada petugas kesehatan, serta belum pernah mendapatkan informasi yang salah terkait masalah kesehatan yang dihadapi.
Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit cukup baik tetapi tidak mengatahui perawatan lain yang diperlukan terhadap pencegahan perkembangan penyakit, keluarga cukup mampu untuk memberikan perawatan pengobatan bila anggota keluarga sakit, keluarga dapat merawat yang sakit dengan membantunya untuk minum obat sesuai anjuran dokter, tidak ada pandangan negatif terhadap perawatan yang diperlukan bila sakit, keluarga mampu melihat bahwa kondisi lingkungan dan makanan mempengaruhi kesehatan, keluarga mengetahui tindakan perawatan lainnya pada Ny.H seperti tidak boleh memakan kacang-kacangan dan sayuran hijau untuk membantu meningkatkan kondisi fisik anggota keluarga yang sakit dan pencegahan kekambuhan, keluarga tidak merasa takut akibat tindakan untuk sehat kembali, dan keluarga yakin dengan berobat akan cepat sembuh.
Keluarga menyadari bahwa pemeliharaan lingkungan baik untuk kesehatan, sanitasi dan kebersihan sangat penting, keluarga tidak mengetahui cara pencegahan penyakit selain dengan obat, dan sesama anggota keluarga saling membantu.
Pemanfaatan fasilitas kesehatan bagi keluarga sangat penting, keluarga percaya pada petugas kesehatan, keluarga belum pernah mempunyai pengalaman yang kurang baik dengan petugas kesehatan, dan keterjangkauan terdekat yaitu puskesmas. 
27.   Fungsi Reproduksi    : Jumlah anak dalam keluarga Alm Tn. P sebanyak 3 orang.
28.   Fungsi Ekonomi        : Keluarga Ny. H kurang mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Ny. H kurang rutin memanfaatkan bila ada penkes serta memanfaatkan Posbindu.

VI.    Stres dan Koping Keluarga
29.   Stresor Jangka Pendek dan Panjang          : Ny.H berusaha untuk tetap merawat dirinya sendiri dengan baik dengan memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan berharap dapat kembali sehat sehingga tidak merepotkan anak dan menantunya dan beraktivitas secara normal serta keluhan nyeri di persendian dapat berkurang karena dapat menurunkan aktivitas serta kemandirian.
30.   Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor            : Keluarga Alm Tn. P berusaha untuk tidak khawatir dengan kesehatan anggota keluarganya dengan cara ikut serta bila anggota keluarga yang sakit berobat untuk diperiksa dan keluarga tidak putus asa untuk mencari jalan agar tetap sehat.
31.   Strategi Koping yang Digunakan      : Selalu berdoa untuk kesehatan anggota keluarganya, menjalankan hidup sehat, ikhlas dengan penyakit yang diderita, dan musyawarah bila kondisi kesehatan yang dialami memerlukan penanganan khusus.
32.   Strategi Adaptasi Disfungsional        : Keluarga tidak memperlihatkan tindakan yang maladaftif dalam menghadapi masalah kesehatan, diutamakan musyawarah untuk mendengarkan masukan-masukan.


VII.  Pemerikasaan Fisik
No
Pemeriksaan Fisik
Tn. H
Ny. N
1
Keadaan Umum


TTV




Klien sudah meninggal
Tidak ada masalah kesehatan.


TD: 110/70 mmHg
N: 70 x/menit
R: 20 x/menit
S: 36,0 0 C

2
Sistem Pernapasan
. Klien sudah meninggal
Bentuk hidung simetris, tidak tampak PCH, pergerakan dada simetris, tidak ada nyeri tekan pada hidung, perkusi paru resonan, pengembangan dada simetris, vokal premitus kiri dan kanan seimbang, auskultasi vesikuler semua lapang paru.
3
Sistem Kardiovaskuler
Klien sudah meninggal
Konjungtiva merah muda, CRT < 2 detik, akral hangat, bunyi jantung S1-S2 reguler murni.
4
Sistem Pencernaan
Klien sudah meninggal
Sklera tidak kuning, mukosa bibir lembab, jumlah gigi lengkap, bentuk abdomen cembung, BU 10x/menit, perkusi timpani dan dulness pada hati, tidak ada nyeri tekan dan pembesaran hati.
5
Sistem Saraf
Klien sudah meninggal
Fungsi penglihatan mengalami gangguan pada mata sebelah kanan mengalami kerusakan dan mata sebelah kiri mengalami katarak, penglihatan kabur, sclera berwarna putih, reflek terhadap cahaya +, penciuman baik, perasa baik, perabaan baik, dan fungsi pendengaran mengalami penurunan dan bermasalah pada fungsi pendengaran.
6
Sistem Perkemihan
Klien sudah meninggal
Tidak ada nyeri tekan, kandung kemih teraba kosong.
7
Sistem Integumen
Klien sudah meninggal
Warna kulit putih, tidak ada benjolan, turgor kulit baik, elastisitas kulit menurun karenaproses penuaan.
8
Sistem Muskuloskeletal

Bentuk kedua ekstremitas simetris, tidak ada luka + nyeri tekan, dan kekuatan otot  
         5   5
         5   5
Nyeri persendian dan sendi terasa linu linu apabila klien kedinginan dan kecapean, klien nyeri pinggang dan klien susah tidur apabila klien nyeri persendian skela nyeri 5 (0-10)


VIII. Harapan Keluarga
Harapan keluarga terhadap tenaga kesehatan yang ada semoga bisa memberikan pelayanan yang lebih baik serta membantu dalam hal meningkatkan kesehatan di masyarakat.

2.      Diagnosa Keperawatan
I.       Analisa Data
Data
Interpretasi Data
Masalah
DS:
-     Ny. H memiliki rematik sudah kurang lebih 10 tahun.
-     Ny.H mengeluh  nyeri di persendian kaki rasanya seperti di sayat-sayat nyeri dirasakan hilang timbul, bertambah saat klien beraktivitas dan berkurang jika klien beristirahat, skala nyeri 5 (0-10).
-     Keluarga tidak rutin memeriksakan Ny. H walaupun obatnya sudah habis dan keluhan masih ada.
-     Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit cukup baik tetapi tidak mengatahui perawatan lain yang diperlukan terhadap pencegahan perkembangan penyakit.
DO:
-     TD: 120/80 mmHg
-     N: 88 x/menit
-     R: 22 x/menit
-     S: 36.9 0 C

Nyeri
DS:
-     Ny. H memiliki rematik sudah kurang lebih 10 tahun.
-     Ny.H mengeluh  nyeri di persendian kaki rasanya seperti di sayat-sayat nyeri dirasakan hilang timbul, bertambah saat klien beraktivitas dan berkurang jika klien beristirahat, skala nyeri 5 (0-10).
-     Keluarga tidak rutin memeriksakan Ny. H walaupun obatnya sudah habis dan keluhan masih ada.
DO:
-     Klien tampak nyeri pada persendian
-     Keterbatasan aktivitas


Resiko cidera



II.      Penapisan Masalah Keperawatan Keluarga
Kriteria
Skor
Bobot
Hipertensi
 (1)
Cedera
(2)
Pembenaran
1.   Sifat masalah
a. Aktua (tidak/kurang sehat)
b. Ancaman Kesehatan
c. Keadaan Sejahtera

3

2
1


1



3 : 3 x 1 = 1




2 : 3 x 1 = 0.67
(1) Hipertensi merupakan penyakit menahun yang sulit sembuh total.
(2) Kelemahan & kekauan sendi dapat menyebabkan kebutuhan sehari-hari tidak dapat dipenuhi secara mandiri
2.   Kemungkinan masalah dapat diubah
a.   Mudah
b.   Sebagian
c.   Tidak dapat


2
1
0


2



1 : 2 x 2 = 1



1 : 2 x 2 = 1
(1) Ketidakdisiplinan dalam perawatan hipertensi dapat menimbulkan komplikasi / beban penyakit bertambah berat.
(2) Kelemahan & kekakuan sendi bila dihilangkan / dikurangi dapat menghindari cedera / jatuh.
3.   Potensi masalah untuk dicegah
a.   Tinggi
b.   Cukup
c.   Rendah


3
2
1


1


3 : 3 x 1= 1




2 : 3 x 1 = 0.67
(1) Sumber & tindakan pencegahan TD me bisa terjangkau oleh keluarga.
(2) Poses pemulihan dari kelemahan & kekakuan sendi sulit untuk ditentukan.
4.   Menonjolnya masalah
a.   Masalah berat dan harus segera ditangani
b.   Ada masalah, tidak perlu segera ditangani
c.   Masalah tidak dirasakan

2


1


0



1

2 : 2 x 1 = 1








2 : 2 x 1 = 1
(1)   Keluarga menyadari dampak hipertensi bagi kesehatan sehingga harus segera ditangani.
(2)   Keluarga menyadari kelemahan & kekakuan sendi yang dialami dapat me kemandirian sehingga harus ditangani.
Total Skor
4
3.34

Urutan Nomor Dx
1
2




III.    Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
1.        Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan rematik
2.        Risiko terhadap cedera berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat, ditandai dengan nyeri persendian dan susah untuk berjalan.



3.      Perencana Keperawatan Keluarga
No
Dx
Tujuan
Evaluasi
Intervensi
Rasional


Umum
Khusus
Kriteria
Standar


1
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan rematik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, penatalaksanaan aturan terapeutik dalam perawatan keluarga rasa nyeri teratasi atau hilang
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x pertemuan, keluarga mampu.
1.   Klien mengatakan rasa nyeri berkurang atau hilang
2.   Keluarga mampu memberikan keperawatan pada Ny.H untuk mengurangi rasa nyeri.
1.  terapi relaksasi benson
2.  Demonstrasi
1.   Keluarga mengikuti terapi relaksasi benson utnuk mengajarkan klien atau dapat mendemonstrasikan terapi relaksasi benson kepada klien.
2.   Keyakinan keluarga untuk rutin mengajarkan klien terapi relaksasi benson

1.    Memberikan informasi kepada keluarga untukmengenal masalah yang terjadi pada Ny.H
2.    Membantu keluarga untuk mengambil keputusan untuk melakukan tindakan ketika terjadi masalah dalam keluarga
3.    Memodifikasi lingkungan untuk menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat

4.    Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang rematik

5.    Demontrasikan cara melakukan terapi relaksasi benson (sesuai kemampuan).

6.    Lakukan pemeriksaan kolesterol 1 mingu sekali di Puskesmas

7.     berikan penjelasasn pada keluarga tentang cara mengurangi atau mencegah terjadinya nyeri.

 .
1.    Agar keluarga dapat mendapatkan informasi yang actual terhadap keluhan yan dialami klein
2.    Membantu klien dan keluarga dalam pengambilan keputusan
3.    Aga keluarga dank lien mendapatkan lingkungan yang sehat dan nyaman
4.    Pendidikan kesehatan sebagai media informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman.
5.    Relaksasi benson berguna untuk menengkan klien agar rasa nyeri klien berkurang dank lien merasa nyaman dan tenang.
6.    Pemeriksaan kolesterol sebagai media evaluasi untuk melihat keberhasilan dalam perawatan.
2
Risiko terhadap cedera b.d kelemahan dan kekakuan sendi, ditandai dengan nyeri pada persendian dan susah untuk berjalan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi risiko cedera.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x pertemuan, anggota keluarga yang sakit menunjukan:
1.  Kekakuan pada tangan kanan berkurang / mungkin hilang.
2.  Kekuatan otot ektremitas kaki kanan meningkat menjadi 4 atau 5.
3.  Mampu memenuhi kebutuhan sehari-sehari dengan mandiri secara bertahap.
1.  Pendidikan
     Kesehatan
2.  Demonstrasi
1.   Keluarga mampu menyebutkan konsep kompres air hangat (pengertian, tujuan, manfaat, & teknik) > 75% (> 3 sub).
2.  Keluarga dapat mendemonstrasikan kompres air hangat kepada anggota keluarga yang sakit > 70% (>7 gerakan).
1.    Memberikan informasi kepada keluarga untukmengenal masalah yang terjadi pada Ny.H
2.    Membantu keluarga untuk mengambil keputusan untuk melakukan tindakan ketika terjadi masalah dalam keluarga
3.    Memodifikasi lingkungan untuk menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat
4.    Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang terapi kompres air hangat
5.    Demontrasikan cara melakukan kompres air hangat (sesuai kemampuan).
6.     Latih kemampuan anggota keluarga yang sakit untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari secara bertahap.
1.    Agar keluarga dapat mendapatkan informasi yang actual terhadap keluhan yan dialami klein
2.    Membantu klien dan keluarga dalam pengambilan keputusan
3.    Aga keluarga dank lien mendapatkan lingkungan yang sehat dan nyaman
4.    Pendidikan kesehatan sebagai media informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman.
5.     kompres air hangat dapat membantu menurunkan otot-otot persendian yang kencang shingga murunkan angka kejadin resiko cidera
6.    Pemeriksaan kolesterol  sebagai media evaluasi untuk melihat keberhasilan dalam perawatan.








4.      Implementasi
No
Tanggal
Diagnosa
Tindakan
Paraf
1
29 Mei 2017
Nyeri
1.    Memberikan informasi kepada keluarga untukmengenal masalah yang terjadi pada Ny.H
2.    Membantu keluarga untuk mengambil keputusan untuk melakukan tindakan ketika terjadi masalah dalam keluarga
3.    Memodifikasi lingkungan untuk menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat
4.    Memberikan penyuluhan tentang terapi relaksasi benson
5.    Mendemonstrasikan terapi relaksasi benson utnuk mengurangi nyeri.
6.    Mengajarkan keluarga untuk terapi relaksasi benson agar keluarga mampu memberikan terapi relaksasi benson secara mandarin.

2
30 Mei 2017
Resiko cidera
1.    Memberikan informasi kepada keluarga untukmengenal masalah yang terjadi pada Ny.H
2.    Membantu keluarga untuk mengambil keputusan untuk melakukan tindakan ketika terjadi masalah dalam keluarga
3.    Memodifikasi lingkungan untuk menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat
4.    Memberikan penyuluhan tentang rematik pasif kepada keluarga klien  dengan keluhan rematik.
5.    Mendemonstrasikan klien danuntuk melakukan terapi kompres air hangat
6.    Mengajarkan keluarga untuk terapi kompres air hangat agar keluarga mampu memberikan terapi ROM secara mandiri kepada klien .


7.      Catatan Perkembangan Keperawatan Keluarga
No
Tanggal
Diagnosa
Catatan Perkembangan
Paraf












Comments

Popular posts from this blog

SATUAN ACARA PENYULUHAN NUTRISI IBU HAMIL ( SAP NUTRISI IBU HAMIL )

LAPORAN PENDAHULUAN HEMOROID ( LP HEMOROID )